"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Lima hari kemudian, di sebuah rumah khusus untuk lokasi syuting yang berada di bawah naungan Clover production house,
“Nah peran kalian ini,”
Sutradara memberikan naskahnya kepada Dean dan Layla yang saat itu sudah di kenal sebagai Tyrel dan Helga. Keduanya terperanjat karena adegan yang ada di dalam naskah itu adalah adegan hubungan intim sebenarnya. Dean menoleh melihat Layla yang juga menoleh melihat dirinya, keduanya nampak kebingungan.
“Kalian udah pernah belum ?” tanya sang sutradara.
Keduanya langsung menggelengkan kepala mereka, sang sutradara langsung menoleh melihat Jeffrey yang berada di dekatnya, Jeffrey langsung berjalan ke belakang keduanya dan merangkul keduanya dari belakang,
“Yuk kita ngobrol dulu di ruang sebelah,” ujar Jeffrey menarik keduanya.
Setelah di ruang sebelah, keduanya duduk di balik meja dengan Jeffrey duduk di sebrang mereka,
“Jadi masalahnya dimana ? kalian berdua sudah tanda tangan kontrak loh waktu itu dan kita sudah melakukan setengah dari jumlah total pembayaran kepada kalian sebagai uang muka kontrak,” ujar Jeffrey.
“Iya pak, saya ngerti tapi saya belum pernah sama sekali melakukan hal seperti ini,” ujar Dean.
“Sama pak, saya juga belum pernah,” tambah Layla.
“Hmm aku mengerti sih, tapi masalahnya kontrak kalian harus melakukannya, gimana ya enaknya ?” tanya Jeffrey berpikir.
Dean dan Layla diam saja tidak bisa berkata apa apa, mereka sudah melunasi sks dan kos kosan mereka dan tidak mungkin mundur lagi. Akhirnya Jeffrey kembali menoleh melihat keduanya,
“Nah gini aja, Tyrel, Helga, kalian latihan dulu gimana ? aku akan bilang sama sutradara supaya syutingnya di tunda besok,” tanya Jeffrey.
“Hah...latihan ?” tanya keduanya bersamaan.
“Iya, di atas kan ada kamar, untuk referensi aku bisa kasih kalian video besutan rumah produksi kita, kalian nonton aja berdua, trus coba,” jawab Jeffrey.
“Tapi....aku malu...dia bisa liat semuanya dong,” ujar Layla sambil melirik Dean.
“Sama....aku juga malu pak,” tambah Dean yang melirik Layla.
“Aduh di bisnis kalau ga brani malu ga maju, gini aja (sreeg...menarik lacinya dan mengambil dua buah topeng dari dalam laci) ini ada property movie kita, pake aja dulu kalo malu, tapi pas syuting di lepas ya,” ujar Jeffrey memberikan dua buah topeng kupu kupu berbulu kepada keduanya.
Dean mengambil topeng warna hitam dan Layla mengambil topeng warna pink, mereka langsung memakainya dan menoleh melihat satu sama lain. Tapi keduanya masih termenung dan membuka topeng mereka,
“Kenapa lagi ?” tanya Jeffrey.
“Um...pak, aku tidak pernah menyentuh perempuan sama sekali,” jawab Dean.
“Sama pak, aku juga tidak pernah menyentuh dan di sentuh laki laki,” tambah Layla.
“Hmmm gitu ya, kalian sudah pernah pacaran belum ?” tanya Jeffrey.
Keduanya menggelengkan kepala mereka dan menunduk, Jeffrey kembali berpikir keras, dia memutar kursinya dan mengetukkan jarinya di gagang kursi, kemudian dia menatap keduanya kembali,
“Nah kalau gitu kalian belajar dari yang dasar dulu, di sebelah rumah ini ada mall, kalian jalan jalan saja dulu di sana, tapi harus bergandengan tangan atau merangkul lengan buat Helga dan merangkul pinggang buat Tyrel, aku kasih waktu dua jam,” ujar Jeffrey.
Keduanya saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka menatap Jeffrey dan mengangguk tanda setuju. Jeffrey berdiri, dia mengambil kedua topeng yang berada di tangan keduanya,
“Kalau kencan tidak perlu topeng kan ? sekarang pergilah,” ujar Jeffrey.
“Baik pak, terima kasih pak,” balas keduanya.
Kemudian keduanya keluar dari ruangan bergandengan tangan dan pergi ke mall di sebelah lokasi syuting, mereka berjalan jalan di dalam dengan ceria dan melepas segalanya dengan tetap bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Setelah dua jam dan sudah puas bermain main di mall, keduanya kembali. Jeffrey sudah menunggu di depan pintu dan memberikan topeng pada keduanya,
“Nah udah kan, yuk ke atas,” ajak Jeffrey berbalik.
Kemudian keduanya mengikuti Jeffrey ke atas dengan tangan tetap bergandengan, mereka di masukkan kedalam sebuah kamar kosong yang hanya tersedia sebuah kasur di lantai dan seperangkat televisi lengkap dengan dvd nya, setelah itu Jeffrey keluar dan mengunci pintunya.
“Gimana nih ?” tanya Dean.
“Aku ga tahu,” jawab Layla.
“Tapi aku harus lakukan, aku sudah di bayar (gue udah bayar sks, idup gue udah selamet),” ujar Dean.
“Sama aku juga harus melakukannya (gue udah bayar kos kosan, udah ga bisa mundur lagi),” balas Layla.
“Ya udah kita nonton dulu aja kali ya,” ajak Dean.
“Iya,” balas Layla.
Keduanya duduk di sisi kasur dan menyalakan televisi berikut dvd yang ada di dalam kamar, “uah.....ah...enak,” terdengar suara di televisi, walau di balik topeng, wajah keduanya menjadi merah ketika menontonnya. Keduanya bergeser menjauh dan mulai mendekap tubuh mereka, setelah tayangan berakhir, keduanya diam mematung di sisi kasur. Setelah beberapa saat,
“Um...gimana ? mau coba ?” tanya Dean.
“Ya udah deh....coba,” jawab Layla.
Keduanya mulai menanggalkan pakaian mereka sampai mereka tidak memakai benang sehelai pun, namun mereka masih saling membelakangi dan menutup bagian bagian penting di tubuh mereka dengan tangan. Keduanya saling menoleh satu sama lain dan mulai mendekat, tangan mereka mulai bersentuhan,
“Yuk,” ujar Dean malu malu.
“Iya....maaf kalau aku kaku, baru pertama,” balas Layla.
“Sama aku juga baru pertama,” balas Dean.
Layla berbaring di kasur dengan kedua tangan masih menutupi tubuhnya, Dean berusaha berada di atas Layla dan menghadap ke wajah Layla dengan tangan masih menutupi bagian bawahnya. Perlahan lahan wajah mereka mendekat sampai bibir mereka bersentuhan dan mereka mulai berciuman satu sama lain. Setelah melakukan semua yang sama persis seperti yang sudah mereka tonton, ketika ingin meneruskan lebih jauh dengan menyatukan dua bagian penting di tubuh mereka, “ssssh,” Layla meringis kesakitan.
“Oh sorry, sakit ya ?” tanya Dean.
“Pelan pelan ya,” jawab Layla.
“Hggnhh,” “bres,” akhirnya keduanya menyatu, Layla sedikit menitikkan air mata dan Dean meringis karena merasa terjepit. Tapi setelah berdiam cukup lama dan darah sudah semuanya keluar, ada rasa nikmat yang tidak tergantikan menjamah keduanya, langsung saja mereka melakukan semua adegan yang ada di tayangan yang mereka tonton dan ketika syuting keesokan harinya semuanya lancar di take one tanpa adegan ulang. Setelah itu, kontrak kontrak berikutnya muncul, kedua topeng kupu kupu berbulu milik keduanya sudah menjadi trade mark keduanya dan mereka sudah tidak kesusahan uang lagi.
******
Kembali ke masa kini, “arrrrgh,” baik Dean ataupun Layla yang berada di kos dan kontrakan masing masing, melemparkan topeng mereka ke lantai dan menutup wajah mereka dengan lengan sambil berbaring di atas ranjang.
“Yang pertama itu yang menyebabkan gue ga bisa lepas dari dia, kesan pertama itu selalu ada dan menjadi perbandingan buat yang lain, jujur aja, waktu itu gue jatuh cinta ama dia, dia cinta pertama gue walau waktu itu gue sama sekali ga kenal dia, tapi gue udah move on, sekarang gue ama Yessi (Dean) Anton (Layla)," ujar Dean dan Layla bersamaan dalam hati.
“Dling...dling,” alarm di smartphone keduanya berbunyi, keduanya mengambil smartphone mereka kemudian melihat layarnya, keduanya langsung bangkit dan mengganti pakaian mereka, kemudian mereka keluar dari kos dan kontrakan mereka untuk kembali ke mall menemui kedua pengawal mereka yang mereka kerjain supaya menunggu mereka. Keduanya memanggil taksi online untuk pergi ke mall dari tempat mereka masing masing.