NovelToon NovelToon
It'S Always Been You

It'S Always Been You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: timio

"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"

Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baegopha

Dengan langkah gontai ia menuju parkiran basement, bersandar dengan napas yang berat di pintu mobilnya. Ponselnya bergetar panjang tiba-tiba Sarang 💜 di layar.

📞Tan : Kamu dimana mas Babe?

📞Joon : Mau pulang sayang, basement. Wae?

📞Tan : Look back.

Joon Young segera berbalik dan menemukan presensi personal medicine nya berdiri tidak jauh dibelakang mobilnya, menyambut Joon Young dengan senyum lebarnya.

Mata pria itu tidak lepas terus menuju makhluk cantik yang ia labeli pacar sekarang ini. Tidak menyangka ternyata begini rasanya punya pacar. Kakinya melangkah perlahan matanya merah dan berair. Melihat tampilan Joon Young yang seperti ini membuat Tania semakin membenci Bryan. Ia berada di titik tak terlihat ketika Bryan dan Sony memprovokasi prianya itu. Tania melebarkan tangannya ketika Joon Young sudah tepat didepan matanya.

Hap... tangan dengan tubuh kecil itu berusaha keras mendekap tubuh prianya yang tinggi besar itu, berusaha mendapatkan sebanyaknya yang bisa ia peluk.

"Tania."

"Hmm?"

"Baegopha." seru Joon Young dengan nada aneh di ujung suaranya. Tania paham ini bukan tentang lapar, bukan tentang makanan, mungkin Joon Young hanya mencari alasan agar tidak terlalu malu.

"Dia nangis." batin Tania, pilu sekali mendengarnya.

"Okay, I'll buy you food, all the food you want. Bahkan kalau gajiku habis pun malam ini buat beliin kamu makanan, it's okay. Aku bisa morotin Khael nanti." goda Tania.

"Jinjja?", kekeh Joon Young.

" Jinjja ya, gwenchana Joon Youngah. Ada aku. Tania disini. Kamu ngga sendiri."

"I'm a loser."

"Iya, aku juga kok. Kalo ada temennnya ngga papa kan. Aigoo... orang gila mana sih yang udah buat Joon aku jadi mewek begini, ngga tahu apa pacarnya mas Joon ini rada barbar.... cup .. cup.. cup... ", seru Tania berusaha melucu dengan memanyunkan bibirnya seolah sedang memenangkan anak kecil.

"Astaga, aku bukan Irene." tolak Joon Young, melepaskan pelukannya.

"Kalian mirip."

"Terima kasih sayang."

"Hah? Makasih buat apa?"

"Karena kamu ada. Itu saja. Karena aku tidak sendiri lagi. Ada yang bisa ku peluk kalau aku lelah sekali." seru Joon Young kembali memeluk dan mencuri ciuman dari bibir Tania. Ciuman yang agak lama, membuat Tania sedikit hanyut dan meremat punggung kemeja Joon Young.

"Stop...", Tania melepas tautan mereka, bibirnya semakin merah dan bengkak. "Bisa ngga sih kamu itu pakai aba aba dulu gitu. Kaget tau." keluh Tania.

"Miann... hehe.. bibir kamu manis." genit Joon Young menyatukan kening mereka.

"Joon."

"Ooh?"

"Lain kali kalau orang gila itu provokasi kamu lagi, tonjok aja hidungnya."

"Tonjok? What is it?"

"Hit..."

"Okay, noted."

"Tendang kakinya, patahkan hidungnya. Aku ngga terima keledai bodoh kaya gitu menilai orang sembarangan. Minimal dia tahu dulu apa yang dia omongkan itu, huhh... kesel."

"Tidak apa sayang. Apapun yang ia katakan, aku kan sedang berusaha sembuh. Aku juga punya personal medicine."

"Personal medicine? Kamu bawa obat?"

"Iya, ada di mobil mau lihat?"

"No need, it's okay."

"Ayo, kamu harus liat bentuk obatku seperti apa." serunya Joon Young dengan senyum aneh.

Mereka berdua sudah duduk dengan sempurna. Tania masih celingak-celinguk, bingung seperti apa obat Joon Young sampai-sampai ia harus melihatnya.

"Mana?", tanyanya tidak sabaran.

"Pakai safety belt kamu dulu sayang.'' serunya mendekat memakaikan sabuk Tania tapi bukan benar-benar menyematkan tali sabuk, dan dengan cepat ia menarik tuas setting jok sehingga kursi gadis itu luruh dan benar-benar rebah, Tania juga terkejut bukan main, ketika posisinya berubah jadi setengah tidur.

"Ini obatku." bisik Joon Young di atasnya.

Segera memagut ranum Tania, lebih dalam dari sebelumnya. Gadis yang tepat dibawahnya itu tidak sempat berpikir lagi. Ia hanya bisa menerima tanpa memberi penolakan sedikitpun. Membiarkan Joon Young bertingkah sesukanya, karena sejauh ini Joon Young hanya berani berciuman saja dan tidak munafik, Tania suka.

"Saranghae, Taniaya." seru Joon Young menyudahi ciumannya dan menatap Tania dalam-dalam.

Deg

Ini pertama kalinya Joon Young menyatakan cintanya, sejak mereka berpacaran sudah lebih dari sebulan lalu.

"Maaf kalau kemarin kamu duluan yang mengucapkan itu, harusnya kan aku dulu. Aku tidak mau mengucapkannya sembarangan."

Tania hanya tersenyum menatap Joon Young yang masih ada di atas wajahnya. Tidak menjawab, ia hanya melingkarkan tangannya di bahu pria itu, memeluknya erat, merasakan hangat tubuh pria besar yang selalu jadi tersangka yang membuat bibirnya bengkak itu, menghirup aroma yang menyeruak dari tubuh Joon Young, yang menjadi candunya. Tangerine dan vanila.

"Neomu saranghae, Taniaya."

🌼🌼

Jessie sedang mencuci gelas di pantry, terdengar bunyi pass code yang dimasukkan, diiringi kenop pintu yang dibuka.

"Mba Jessie....", teriakan yang selalu di dengarnya setiap malam sudah seminggu ini.

"Nuna...", teriakan baru.

" Wah ada Joon Juga."

"Maaf nuna, aku baru tahu ceritanya makanya baru berkunjung. Tahu sendiri kan pacarku terlalu sibuk menyelamatkan dunia Timio ini sampai sampai berita se heboh ini dia lupa ceritakan." protes Joon Young.

"Dih." Tania memutar matanya malas.

"Aku tadi beli matras buat nuna." seru Joon Young sembari mengeluarkan barang bawaannya.

"Wahh.. bagus Joon. Paham banget kamu, sebenernya pacar kamu itu tidur ngga beraturan sama sekali. Kadang aku sampai ngungsi ke sofa di sudut sana." keluh Jessie.

Ditanggapi ledak tawa Joon Young, sementara yang dibicarakan malah bodo amat, lebih memilih membersihkan dirinya.

skip

Jessie tidur di atas matras angin yang dibawa Joon Young. " Tan, Joon Young baik-baik aja kan?"

"Aku rasa dia nggak baik-baik aja Mba, bahkan hari ini aku ngelihat sendiri Joon Young di provokasi sama mantan aku itu. Tapi, dia selalu berusaha kelihatan kuat. Sebenarnya serangan paniknya udah jauh lebih baik sih, kalau digangguin gini aku takut bakal kambuh lagi . "

"Heran, itu mantan kamu maunya apa." kesal Jessie.

"Stalker itu gimana?"

"Udah seminggu ini dia nggak pernah muncul lagi, aku juga agak lega."

"Bagus deh mba, emmm sebelum situasinya benar-benar kondusif mba nggak boleh pindah dari sini ya, aku nggak keberatan bahkan aku senang banget. Jangan ditolak. Nggak usah pakai drama "aku takut ngerepotin kamu". Arasso..", seru Tania.

"Hahaha, Ya ampun Tan, rasanya tuh aneh banget janggal, dan ketika ada yang kuatir sama aku. Makasih ya Tan, untuk pertama kalinya aku merasa ada di rumah ". Seru Jessie.

Tania bergeser ke tepi ranjangnya dan bertatapan langsung dengan Jessie. "Kenapa mba ngomong gitu?". Karena merasa janggal dengan kalimat Jessie.

"Aku ini anak broken home, sejak kecil aku nggak pernah ngerasain hangatnya rumah. Mamaku model, Papaku pengusaha, mereka selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku diasuh pembantu. Setiap orang tuaku pulang ke rumah mereka pasti berantem.

Aku ingat banget gimana mereka saling memaki satu sama lain di depan mataku, saling mengungkit kesalahan, parahnya mereka sama-sama selingkuh, bayangin aja anak umur 7 tahun ngelihat pemandangan itu. Akhirnya mereka bercerai . Hak asuh aku jatuh ke Papa. Meskipun dia menikah lagi dia buatin wasiat khusus, dia buatin satu rumah khusus untukku dan pembantuku . semua biaya hidupku ditanggung dan dijamin sama papa.

Lebih tepatnya sih itu cara halus buat nyingkirin aku dari hidupnya. Sampai sekarang juga hidupku boleh dibilang masih bergantung sama uangnya papa kecuali cafe aku ya, itu aku pernah kerja paruh waktu di cafe lain dan uang gaji yang aku terima dari sana setiap bulannya aku kumpulin dan nggak nyangka juga aku bisa bangun Cafe itu sekarang. Kami udah lost contact hampir 6 tahun tapi dia masih isi rekeningku dengan teratur . "

"Are you okay ? ", tanya-tanya dengan wajah sedih. Tidak menyangka gadis cantik yang di depannya ini yang selalu ceria ini punya hidup semuanya menyedihkan itu. Pantas saja sedikit saja perbuatan manis Tania ekspresi wajahnya selalu berubah sendu.

"Haahaha muka kamu gitu amat sih, aku udah terbiasa kali Tan. I'm really okay." girang Jessie.

"Mamanya Mbak di mana? "

"Dengar-dengar sih dia jadi istri ke-6 konglomerat di mana gitu aku juga bodo amat. Makanya ketemu Joon Young Aku sedikit iri sama dia, dia memang Sebatang Kara tapi dia punya seseorang yang bisa diandalkan, yang meluk dia dengan hangat kalau harinya berat. ", seru Jessie.

"Mbak Jesi juga punya aku, Aku selalu berharap punya kakak, Biar kata Mbak Jessi nggak keren-keren amat tapi ya udahlah. " ledek Tania

Duakkk... Jessie melempar bantal menghantam wajah Tania diikuti ledak tawanya.

"Joon Yong yang waras begitu punya pacar nggak waras kayak gini."

.

.

.

Tbc ... 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!