Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.
Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.
Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 25 I Pertempuran yang Tak Terelakkan
Luo Xinfen menatap Feng Hao dan kultivator-kultivator lain dari klan lawan yang mengelilingi Ming Yue. Kehadirannya memberikan Ming Yue sedikit kelegaan, meski kondisi tubuhnya sudah sangat Lelah dan terluka. Tanpa ragu, Luo Xinfen mengaktifkan Teknik Pemisah Dimensi, menciptakan retakan tipis di udara yang menyelimuti seluruh area pertempuran dengan aura mengancam.
Feng Hao tertawa dingin, “Jadi kau benar-benar berpikir bisa mengehentikanku?... Walaupun sebelumnya aku kalah tapi sekarang kau tidak akan bisa mengalahkanku…. Meskipun kau sudah berlatih, kau tetaplah bukan tandinganku!”
Luo Xinfen menatapnya dengan pandangan penuh tekad.” Selama aku ada di sini, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti dia.”
Tanpa aba-aba, Feng Hao melompat menyerang dengan teknik pedangnya yang kuat, sementara beberapa kultivator lain menyerbu dari berbagai arah. Namun, Jiang Ren segera menghadang mereka, menggunakan Teknik Cakar Naga Bayangan yang diberikan tuan muda Luo untuk menangkis serangan musuh satu per satu. Gerakannya sangat cepat, seperti bayangan yang sulit di tangkap oleh mata. Serangannya menghantam keras, memaksa beberapa kultivator mundur dan kekagetan.
Sementara itu, Luo Xinfen menggabungkan Teknik Badai Petir dengan Teknik Jiwa Petir Langit, menciptakan serangan petir yang membelah udara dengan kecepaan kilat, dengan satu Gerakan cepat, ia menebas ke arah Feng Hao, yang dengan sigap menangkis serangan itu. Namun, energi petir dari serangan Luo Xinfen membuat Feng Hao mundur berapa langkah ke belakang.
Menyadari kekuatan baru Luo Xinfen, Feng Hao menggertakkan giginya. “Jadi kau sudah berkembang pesat, ya? Tapi Ingat ini belum selesai..”
Ia meluncurkan serangkaian serangan beruntun yang ganas. Namun, Luo Xinfen tetap tenang, mengalihkan energi petir ke Pedang Angin Malamnya, menciptakan aura yang berkilau seperti badai petir halilintar di sekelilingnya. Setiap tebasan dari Pedang Angin Malamnya membawa energi petir yang meledak ketika bebenturan dengan serangan Feng Hao, menciptakan percikan api yang menerangi area pertempuran.
Di tengah kekacauan itu, Ming Yue berusaha mundur untuk menghindari serangan lebih lanjut, namun seorang kultivator lain dari klan lawan mendekatinya. Sebelum ia sempat bertindak, Jiang Ren muncul di hadapannya dan melancarkan serangan mematikannya dengan kecepatan luar biasa dalam sekejap, kultivator itu terjatuh, tubuhnya penuh luka.
“Terima Kasih….” Ucap Ming Yue.
Jiang Ren mengangguk, “Tugasku melindungi kalian. Tuan Muda Xinfen tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh temannya.”
Pertempuran pun semakin memanas. Luo Xinfen, dengan kekuatan penuh, terus menyerang Feng Hao yang mulai kewalahan mengahadapi serangan yang semakin sulit dihindari. Setiap retakan dimensi yang diciptakan Luo Xinfen mengirimkan serangan mematikan dari jarak jauh, memaksa Feng Hao menghindar dengan susah payah. Feng Hao mulai menyadari bahwa kekuatan Luo Xinfen jauh lebih dahsyat dari enam bulan lalu pertemuan mereka.
Feng Hao menyeringai dengan tatapan kesal. “Baiklah, Xinfen. Jika kau ingin mati dengan teman-temanmu, maka mari kita akhiri semua ini di sini dan sekarang!”
Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, mengumpulkan energi penuh, siap mengeluarkan teknik pamungkasnya. Namun sebelum ia sempat menyerang Luo Xinfen mengaktifkan Teknik Jiwa Petir Langit sepenuhnya, memusatkan seluruh energinya ke dalam satu serangan terakhir.
“Feng Hao, ini adalah akhir bagi siapa pun yang berani mengusik kedamaian kami!” Dengan sorot mata penuh ketegasan, Luo Xinfen melancarkan serangan Tahap Ketiga Teknik Badai Petir.
“Tebasan Halilintar.” Ucap Luo Xinfen yang seketika energi petirnya bergemuruh membelah udara, menyerang dengan kekuatan yang tak tertahankan.
Dentuman hebat terdengar, dan Feng Hao terlempar jauh ke belakang, pedangnya patah. Dia jatuh tersungkur, tubuhnya penuh luka akibat energi petir yang masih mengalir di sekitarnya. Sementara kultivator lainnya, yang menyaksikan kekalahan Feng Hao, merasa ketakutan dan segera mundur meninggalkan tempat itu.
Saat Luo Xinfen mendekat dan ingin membunuh Feng Hao, tiba-tiba tetua dari Klan Feng datang ke pertempuran itu.
“Heeiii……., Kalo kau berani membunuhnya… kau tidak akan bisa keluar dari Kota Qiyun.” Ucap Tetua itu.
Setelah mendengar kata-kata itu Xinfen berpikir sejenak. “Sepertinya tidak bisa membunuh dia disini. Aku tidak ingin dalam perjalanan pulang ke Keluarga Luo terganggu dengan masalah ini” Ucap Luo Xinfen dalam hati.
“Baiklah aku tidak akan membunuhnya, ingatlah Feng Hao jangan lagi kau menggangguku kau tidak akan pernah menang melawanku…” Ucap Luo Xinfen.
Setelah memberikan kata-kata terakhir kepada Feng Hao, Luo Xinfen pun meninggalkan tempat Pertempuran itu. Saat debu mulai mengendap, Ming Yue menatap Luo Xinfen dengan penuh kekaguman.” Xinfen….. kau benar-benar telah menjadi sosok kuat.”
Luo Xinfen mengangguk dengan tenang, “Aku takkan mebiarkan siapa pun menyakiti teman-temanku. Kita harus segera pergi dari sini sebelum mereke kembali dengan bala bantuan.”
Jiang Ren membantu Ming Yue berdiri, sementara Luo Xinfen melangkah dengan tegas, membawa mereka meninggalkan area pertempuran. Mereka berjalan menjauh dari Kota Qiyun, meninggalkan kesan yang takkan terlupakan di hati penduduk yang menyaksikan pertempuran itu.
Saat mereka semakin jauh dari kota, Ming Yue akhirnya berbicara. "Xinfen, terima kasih telah menyelamatkanku. Aku tak pernah menyangka akan bertemu lagi denganmu dalam kondisi seperti ini."
Luo Xinfen tersenyum kecil. "Kita adalah teman, Ming Yue. Selama aku masih bisa berdiri, aku akan selalu melindungi orang-orang yang berharga bagiku.”
Ming Yue menundukkan kepalanya, menyembunyikan rona merah di pipinya. Jiang Ren, yang berjalan di belakang mereka, tersenyum tipis melihat kebersamaan mereka.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Ibu Kota Benua Huangzhou, membawa kekuatan dan kenangan dari pertempuran yang baru saja mereka lewati. Kini. Dengan kekuatan baru yang mereka miliki, Luo Xinfen lebih siap untuk masuk dalam Sekte Pedang Kilat sekte ternama di Benua Huangzhou.
Setelah meninggalkan Kota Qiyun yang penuh kekacauan, Luo Xinfen, Jiang Ren, dan Ming Yue berhenti di sebuah hutan kecil di pinggir kota. Tempat itu sunyi, hanya terdengar suara angin yang menggerakkan dedaunan dan burung-burung kecil yang berkicau di kejauhan. Melihat kondisi Ming Yue yang lemah, Luo Xinfen memutuskan untuk merawat lukanya sebelum melanjutkan perjalanan.
"Ming Yue, biarkan aku mengobatimu," kata Luo Xinfen dengan nada lembut.
Ming Yue menatap Luo Xinfen sejenak, lalu mengangguk perlahan. Luka-luka di tubuhnya membuatnya kesulitan bergerak, dan rasa sakit yang dirasakan mulai mengaburkan kesadarannya. Dengan tenang, Luo Xinfen duduk di sebelahnya dan mengeluarkan pil penyembuhan yang telah dia buat selama berbulan-bulan pelatihan di dalam gua.
"Ini adalah pil penyembuhan yang aku buat. Ini akan mempercepat proses penyembuhanmu dan memulihkan energi tubuhmu," ucap Luo Xinfen, sambil menyerahkan pil itu pada Ming Yue.
Ming Yue menatap pil itu dengan ragu sejenak, lalu meminumnya. Dalam sekejap, dia merasakan aliran energi hangat menyebar ke seluruh tubuhnya, menenangkan rasa sakit di otot-otot dan memulihkan tenaga yang hampir habis. Luka-lukanya mulai sembuh perlahan, dan warna wajahnya yang pucat mulai kembali.