seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat kesepakatan
Sisil menundukkan kepala demi menyembunyikan genangan air matanya, sekujur tubuhnya terasa bergetar, hatinya hancur berkeping-keping
" sekali lagi saya minta maaf , kak " ucap Sisil, lalu perlahan lahan melangkah menuju tangga
sementara Arya menatap Gadis itu dengan raut wajah super kesal , Ia baru mengalihkan pandangan Sisil menghilang dari penglihatannya. Teh asin tadi membuat amarah meluap-luap dalam hatinya .
" Kamu yakin, mau tinggal berdua dengan keponakan kamu itu?" tanya wanita itu
"memang kenapa, Al?"
Alya hampir tidak percaya dengan pertanyaan juno yang terdengar sangat santai , seolah tinggal dalam satu atap bersama seorang gadis bukan masalah baginya.
" aku mengerti Kalau dia keponakan kamu , tapi bagaimana juga dia itu perempuan dan sudah beranjak dewasa , walaupun aku tahu kalau kamu tidak mungkin tertarik dengan anak seperti dia , tapi segalanya bisa saja terjadi, kan? Kamu tinggal satu atap dengan dia dan setiap hari bertemu "
" Ya ampuuun Al, aku tidak mungkin mau sama Sisil , dia itu keponakanku. Lagi pula di mataku Sisil itu tetap anak kecil, tidak lebih!" bantah Juna dengan keyakinan penuh
Aya mendesah sebal. Meskipun ia tahu seperti apa kriteria wanita yang disukai Juno . Namun Ia harus tetap Waspada.
" Ya sudah aku percaya sama kamu ,asal kamu harus jaga hati untuk aku "
"Iyah sayang" juno sambil membelai rambut panjang kekasihnya itu
"memang nya si Sisil itu benar-benar nggak punya keluarga lain lagi sampai harus dititipkan segala ke kamu?"
" Iyah, hanya sampai dia lulus sekolah, setelah itu terserah dia mau kemana "
Alya bernafas lega, tidak ada masalah Kalau ia mengizinkan kekasihnya tinggal satu atap dengan gadis lain . Karena hanya sampai Sisil selesai sekolah
***
sisil termenung duduk di ruangan kosong antara tempat tidur dan lemari, meratapi nasibnya sendiri , perlakuan Juno terhadap dirinya benar-benar menyakiti hatinya , Ia sendiri tidak tahu mengapa bisa salah memasukkan garam ke dalam Minuman itu .
Sisil larut dalam lamunan saat terdengar ketukan pintu , buru-buru Ia memakai hijabnya dan merapikan pakaiannya. sejak awal , ia sama sekali Belum berani membuka hijabnya di hadapan Juno . Meskipun sebenarnya Juno berhak melihat seluruh tubuhnya sekalipun
Sisil langsung menunduk saat tubuh tinggi juno berada tepat di ambang pintu, tatapan lelaki itu selalu mampu membuat nyalinya ciut . Ia takut dan khawatir jika Juno akan memarahinya lagi karena kejadian itu .
" Ada yang saya mau bicarakan dengan kamu " ucap juno dengan suara datar
"Soal apa, mas?" jawab Sisil tanpa berani mengangkat kepala
"kita bicara di depan saja!" Juno melangkah lebih dahulu ke sebuah sofa. Sementara Sisil ikuti mengikuti dan duduk di sudut sofa lain
jemari sisil saling meremas , menunggu kejutan menyakitkan apalagi yang akan diberikan juno kepadanya
" Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan ?" Juno membuka suara setelah beberapa menit terdiam
Sisil memberanikan diri menatap suaminya itu . Pikiran belum dapat menebak ke arah mana pembicaraan mereka
" kesepakatan apa ?"
terdiam beberapa saat , Juno sedang memikirkan pemilihan Kalimat yang tepat , agar Sisil tidak salah paham . Gadis sepertinya terbilang masih remaja pasti masih labil dan tidak seperti pemikiran gadis dewasa
"pernikahan kita terjadi sebenarnya Karena salah paham , Saya tahu kamu juga tidak menginginkan pernikahan ini , Jadi bagaimana kalau kita bercerai setelah keadaan aman ?"
Sepasang Mata Sisil terpejam, nafasnya terasa berat , seolah dihimpit bongkahan batu besar , Ia pasti sudah menjatuhkan air mata jika tidak memikirkan harga diri . Diakui oleh Sisi bahwa Iya juga menikah dengan Juno dalam keadaan terpaksa karena tekanan dari kakaknya dan warga desa
" kamu jangan khawatir , kesepakatan ini akan menguntungkan kamu juga , setelah bercerai nanti, Saya akan memberikan uang yang cukup dan rumah untuk kamu sebagai kompensasi . Kalau kamu mau , saya juga bisa memasukkan kamu ke sekolah tempat saya mengajar , supaya kamu bisa menyelesaikan sekolah ."
di balik rasa sakit yang menyiksa batin , setidaknya Sisil menemukan Harapan Baru . Menyelesaikan sekolah adalah harapan paling besar untuk saat ini .
"Boleh Saya lanjut sekolah, mas?" tanya penuh harap matanya berkaca-kaca
"Boleh, tapi Untuk itu saya punya syarat yang kamu harus patuhi"
Sisi yang mengangguk menyetujui , syarat apapun yang diberikan Juno akan ia patuhi , yang Penting bisa menyelesaikan sekolah dan melanjutkan ke perguruan tinggi . Terserah Juno jika ingin menceraikannya Suatu Hari Nanti .
"Syarat apa?"
"tidak ada satu orang pun yang boleh tahu status kita sebagai pasangan suami istri , di sekolah , Kamu adalah murid saya . Selain itu , kamu hanya boleh mengaku sebagai ponakan saya yang datang dari luar kota , mengerti ?"
"Saya mengerti Mas , tapi Boleh saya mengajukan 1 permintaan juga ?"
"Apa itu?" Juno menatap wanita muda itu , ia harus waspada jangan sampai Sisil hanya ingin memanfaatkan dirinya .
" karena kita akan bercerai , jadi mas Juno harus janji tidak akan menyentuh saya !"
seketika Juno terkekeh mendengar permintaan itu . Jangankan menyentuh , tinggal satu atap dengan sisil saja sudah seperti penyiksaan baginya.
"Oke, itu gampang, Tenang saja" ucap nya enteng
"Saya tidak akan menyentuh kamu , lagi pula anak ingusan dengan badan kurus seperti kamu bukan tipe saya "
Sisil hanya menggangguk mendengar kalimat juno yang terkesan sedang merendahkan dirinya dari segi fisik.
"Oh ya, satu lagi yang harus kamu ingat" ucapan Juno yang dianggukan kepala oleh Sisil
" jangan campuri urusan saya , Apapun yang kamu lihat dan kamu dengar, bukan urusan kamu !"
kembukuan tercipta selama beberapa saat . sisil menyadari bahwa Juno sedang berusaha membangun benteng pembatas untuk mereka
"by the way ... Alya itu pacar saya , jadi saya harap kamu lebih bersikap sopan terhadap dia , dan jangan ulangi perbuatan seperti tadi lagi . Setelah kita bercerai , saya akan menikahi dia "
DEG!!
Sisil merasakan jantungnya seperti dihantam kuat
"baik Mas , Saya minta maaf atas kejadian tadi "
***
pembicaraan Usai dengan sebuah kesepakatan disetujui oleh Juno dan Sisil , sepasang suami istri itu sudah berada di kamar masing-masing . Juno terbaring di ranjang memainkan ponsel , antara Sisil yang sedang duduk di Atas Sajadah dengan Alquran .
Malam sudah larut , namun , Juno belum dapat terpejam . Entah mengapa bayangan Sisil meminum teh Asin itu terus menghantui pikirannya . juno bahkan sudah meyakinkan hatinya bawa dia tidak bertindak Di Luar Batas .
Apa yang ia lakukan tadi dianggapnya sebagai bentuk hukuman karena Sisil sudah berbuat tidak sopan terhadap Alya.
Juno keluar dari kamar menuju dapur , Sepertinya iya butuh secangkir teh hangat , untuk menenangkan pikiran . Wangi Melati Dari hangat itu memejamkan Indra penciumannya
Juno kembali ke kamar dengan secangkir teh hangat , buka laptop dan memeriksa beberapa email yang masuk . Begitu menyesat minuman hangat itu , bola matanya membulat . Sensasi seperti tersedak air laut memenuhi tenggorokannya , membuat lelaki itu menyemburkan teh yang belum sempat ditelan
" Bagaimana tehnya bisa asin begini ?" guruto Juno , lalu mengusap layar laptop ikut terkena semburan
tiba-tiba ia teringat kembali kejadian saat Sisil membuat teh tadi . Pemburu ia melangkah menuju dapur untuk memastikan dugaannya.
Benar saja , bubuk putih di dalam toples ter-Tuliskan ' gula ' ternyata adalah garam .
Bersambung...