Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 . BMS
di sebuah desa di kediaman keluarga Damar terjadi perdebatan antara Vania dan kedua orang tuanya .
"pokoknya Vania nggak mau menikah dengan Tuan Cipto" Vania berteriak, menolak saat akan dinikahkan dengan Cipto menggantikan Kirana. sudah satu minggu ini mereka terus mencari Kirana tapi tidak ditemukan juga. apalagi damar, ia sampai meminjam uang untuk ongkos pergi ke kota mencari Kirana tapi usahanya sia-sia. Kirana tetap tidak di temukan.
mau tak mau Vania harus menggantikan Kirana.
"sayang, kalau kamu tidak mau, Tuan Cipto akan membunuh ayahmu" ucap Mirna sambil menangis.
Mirna juga tidak mau Vania menikah dengan Cipto, ia takut Vania akan tersiksa hidup bersama para istri Cipto disana.
"siapa yang tidak mau menikah?" suara bariton seorang pria mengejutkan mereka.
"tu.. tuan Cipto" mereka sekeluarga terkejut atas kehadiran Tuan cipto beserta para anak buahnya. Damar tahu sekarang sudah waktunya mereka menepati janji, karena sudah satu minggu Kirana belum ditemukan juga.
" Kenapa kalian terkejut begitu, bukankah ini sudah satu minggu,
bawa perempuan itu" Cipto menyuruh anak buahnya membawa paksa Vania, karena ia akan menikah hari ini juga.
Vania memberontak saat di bawa, ia menjerit minta tolong pada orang tuanya tapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa mengumpat dalam hati dan menyalahkan Kirana atas semua yang terjadi.
mau tidak mau akhirnya Vania dinikahkan, dengan acara seadanya di rumah. orang-orang yang hadir pun sedikit ,hanya para tetangga disekitar saja. Vania hanya bisa menangis dalam diam. kabar berita pernikahan Vania dan Cipto telah sampai di telinga Vero dan keluarganya.
" perempuan itu yang akan kau nikahi? lihatlah ia bahkan meninggalkanmu dan menikah dengan orang yang lebih kaya, emang dasar orang tua dan anak sama-sama matre, dari dulu mama tidak setuju kamu pacaran dengannya, dan sekarang terbukti kan" Mama Vero terus menceramahi anaknya.
sedangkan yang dimarahi hanya diam tidak dapat berkata apa-apa, karena memang benar Vania menikah tanpa memberitahunya.
sang papa pun hanya duduk diam melihat vero yang sedang dimarahi. ia juga tidak berani menjawab kata-kata istrinya.
setelah acara pernikahan selesai Cipto langsung menyeret Vania ke dalam kamar, ia sudah tidak sabar untuk menidurinya.
'walaupun tak mendapat Kirana, Vania juga tak apa' pikirnya.
"ahh,, " Vania berteriak saat Cipto menghempaskannya di atas ranjang .
Cipto langsung merobek pakaian pengantin yang dikenakan Vania, dan langsung menindihnya serta menciumi seluruh tubuh nya dengan buas.
Vania yang diperlakukan kasar seperti itu hanya bisa diam menahan tangisnya.
merasa cukup dengan pemanasannya, kini rudal Cipto siap di masukkan.
blesh...
dengan mudah nya rudal itu masuk. membuat Cipto mengerutkan keningnya.
merasakan seperti itu cipto menjadi murka, ia beranjak berdiri dan menyeret Vania dan menghempaskannya di lantai dalam keadaan polos.
PLAK..
satu tamparan mengenai pipinya membuat Vania terkejut dan Langsung menangis.
"siapa yang pertama melakukannya?" bentak Cipto dengan suara keras.
"katakan?" Vania tidak menjawab ia hanya bisa menangis sesegukan di lantai.
"kurang ajar, aku sudah membayar mahal malah dapat barang bekas, SIAL!" CIPTO mengusap wajahnya dengan kasar dan pergi meninggalkan kamar itu tapi sebelum itu ia sudah memakai pakaiannya.
Cipto segera ke kamar istrinya yang lain untuk melampiaskan has ratnya.
Sedangkan di dalam kamar tangis vania semakin kencang. Vania tidak terima hidupnya seperti ini, rasanya ia ingin mengakhiri hidupnya saja. Bagaimana dengan pacarnya Vero? pasti Vero sudah tahu kabar pernikahannya. ia tidak mau kehilangan kekasihnya itu. ia berencana untuk kabur dari rumah ini.