menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 06
...Bisakah ku kembali masa dimana aku bahagia? Walaupun itu diriku masih bayi dan belum mengerti apa-apa. Lalu bolehkah aku mengeluh atas dewasa ku yang terlalu berantakan ini?...
...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...
"Anak-anak untuk tugas ibu hari ini, ibu pengen kalian buat kelompok. Masing masing kelompok beranggota 4 orang dan untuk tugasnya kalian cari berita yang rame dibicarakan. Terserah mau kalian liat di berita tv atau diartikel juga boleh".
Kring....
"Baik anak-anak waktunya istirahat, jangan lupa yah tugasnya, ibu permisi dulu". Seru dari bu guru
"AAAA...." Claudia menggeliat tubuhnya karna pegal
"Rin ini kan tugas kelompok ber 4, nah lu mau kan gabung bareng kita?". Ajak Aldara
"Harus mau lah, masa iya gak mau kan ini tugas kelompok". Sahut Claudia
"Gaes Ayuk kekantin udah laper nih gua". Ucap Elena sedikit melas
"Huu, makan aja yang ada diotak lu". Cibir Claudia menyonyorkan jidat Elena
"Heh! Clau!" Kesal Elena
"Rin ikut ke kantin yuk". Ajak Aldara pada Aerin yang sedang memainkan ponselnya
"Gak, duluan aja". Singkat Aerin tanpa menoleh
"Yaudalah kalo gak mau jangan dipaksa, gua udah laper banget nih". Seru Elena yang berjalan duluan
"Woy Elenot tungguin gua!" Teriak Claudia berlari menyusul Elena
\*sekedar info Elenot itu panggilan becanda dari Claudia untuk Elena\*
"DAR BURUAN..." Teriak Claudia yang sudah didepan kelas
"Rin kita ke kantin dulu yah, lu kalo mau nyusul aja kantinnya ada dilantai bawah kok". Ujar Aldara lalu meninggalkan Aerin sendiri.
Dibawah tundukan wajahnya Aerin sedikit melirik pada Aldara yang baru saja keluar kelas.
"Apa gua bisa berteman lagi setelah kejadian itu". Batin Aerin
•
•
•
Diperjalanan lorong sekolah Claudia, Elena dan Aldara sedang berjalan menuju kantin yang ada dilantai dasar sambil mengobrol.
"Gua her-" Ucapanya terpotong saat ada seseorang yang memanggilnya.
"Claudia!" Suara teriak dari belakang hingga menolehkan mereka bertiga secara kompak
"Ngapain mereka manggil gua?". Heran Claudia
5 segerombolan pria datang menghampiri mereka.
"Nona² manis mau kemana kalian". Goda Alvin
"Dih! Enek gua denger nya tau gak!" Celtuk Claudia bergidik geli
"Gausah diladenin sih Alvin mah. Oh yah gua pengen nanya anak baru itu masuk kelas kalian?" Tanya Gavi
"Kenapa emangnya?" Tanya balik Elena dengan alis terangkat satu dan tangan dilipat kedepan dada
"Gak papa jawab aja". Paksa Gavion
"Iya, dia masuk kelas kita kenapa mau lu jadiin korban gombalan lu lagi". Celtuk Claudia
"Yaelah Dar suuzon aja lu sama gua". Kata Gavi sok melas
"Lah emang nyata nya gitu kan?" Sahut Aldara
"Terus namanya siapa?" Tanya Gavi lagi
"Kepo banget lu!" Timbal Elena
"Sstt ayang beb Elena, ayang diem dulu yah biar AA Gavion berbicara dengan Aldara". Ucap Aidan sok dramatis
Garis wajah Elena merubah. "Heh! Siapa yang Lo panggil Ayang beb, sorry gua ogah sama Playboy cap buaya kaya Lo!" Pekik Elena lalu menginjak kaki Aidan hingga membuatnya mengaduh sakit.
"Aaww... Ayang kok diinjek kaki AA Aidan kan sakit"....
"Iii!! Jijik banget gua dengernya, dah lah gaes ayok pergi". Dengan kesal Elena pergi sambil menarik tangan Claudia yang berkedip-kedip centil pada Keano
"Eeehh na tangan gua anjirr!" Sentak Claudia saat tanganya langsung ditarik
"DARA AYOOKK!" Panggil Elena dengan teriak.
"Eh Dar! Kasih tau dulu gua siapa namanya!" Teriak Gavi namun tak dijawab oleh Aldara dan temannya.
Dari hampir semua siswi SMA Lentera bangsa, hanya Caludia dan teman temannya lah yang tak terlalu terobsesi pada Gavion and the gang. Mungkin mereka hanya sekedar mengagumi tapi. Disaat siswi lain digombalin Gavion dan temannya akan senang lain cerita dengan Claudia dan ke 2 temannya,justru mereka enek jika harus mendengar gombalan maut dari ke 5 cowok itu.
Bahkan salah satu dari mereka pernah menembak Aldara tapi cintanya ditolak. Yang dimana bertepuk sebelah tangan. Siapa itu?
"Gila injekan Elena kuat banget bjirr". Ringis Aidan
"Mampus". Ejek Alvin
"Gua rasa emang anak baru itu susah deh buat dideketin, liat aja kan jam istirahat aja dia gak keluar kelas". Ucap Gerry
****
Trekkkkkk....
Trekkkkkk....
Suara besi yang bergesek dengan tembok menembus telinga seseorang yang terkurung yang kaki dan tanganya terikat oleh rantai.
Seseorang datang dengan topeng yang menutupi wajahnya serta memegang tongkat basbol yang ujung terlihat ada darah.
Begitu terlihat menakutkan, manusia bertopeng itu membuka gembok penjaranya, dia berusaha memundurkan tubuhnya saat orang yang dianggap seperti psikopat mulai melangkah ke dirinya.
"Aku mohon jangan sakitin aku lagi! Plis lepasin aku". Pintanya memohon dengan suara yang begitu gemetar dan airmata yang sudah mengalir.
"Lepas?!" Suaranya begitu mengerikan didengar
"HAHAHA!!" Tertawa nya menggema diruangan yang tertutup hingga membuat seseorang didepannya terpejam ketakutan.
Seorang bertopeng itu berjongkok dihadapan Sandra nya yang sudah terlihat begitu ketakutan.
"Coba aja lu gak usah ikut campur urusan gua! Mungkin lu masih bisa jalan jalan diluaran sana! Tapi sayanganya lu udah terlalu jauh diurusan gua!" Manusia bertopeng itu berdiri dia mengangkat tongkat basbolnya keatas dan mengayunkan nya.
Bruk!
"AAAKKKHHHH". Teriak histeris kesakitan saat kaki kanannya dihantam kuat oleh tongkat basbol.
Setelah memberi satu pukulan dia keluar dari tempatnya.
Manusia bertopeng melangkah kakinya keluar dan menguncinya lagi. Dalam sekilas dia melirik pada ruang penjara yang ada disampingnya seorang yang seperti sedang tertidur.
Didalam ruangan terdapat beberapa penjara kecil yang bersandingan.
Dirasa manusia bertopeng itu sudah pergi, wanita yang sedari tadi memejamkan matanya mulai membuka dan menoleh pada orang yang ada disamping penjaranya.
"Mba kamu gak papa?" Tanya pelan dengan khawatir
"Sa-sakit mba". Ringisnya terbata bata
"Maafin saya yah tadi saya gak berani buat nolongin kamu, tapi saya denger betapa kerasnya orang tadi memukul kaki kamu".
Wanita yang terkena pukulan tadi hanya menggeleng kecil. "Gak usah minta maaf mba, saya tau mba juga pasti ketakutan".
****
"HAII!". Sapa seruan dari beberapa suara cowok yang mengagetkan Claudia dan kedua temannya.
"Uhuk....uhuk....." Claudia tersentak kaget hingga membuatnya tersedak minuman
"Eh Clau jangan mati dulu geh". Celtuk Alvin
"HEH! Burung unta! Sembarang kalo ngomong! Ini juga karna kalian dateng² malah ngagetin!!" Kesal Claudia
"Kalian ngapain lagi sih hah! Jangan bikin nafsu makan gua ilang yah". Protes Elena
"Yaelah gitu amat sih kalian sama kita". Melas Aidan
"Eh Dar ayolah kasih tau gua namanya aja, gua janji gak bakal gua apa apain kok, emangnya gua suka ngapaian anak orang?" Ucap Gavi yang duduk didepan Aldara
"Kok maksa banget sih lu!" Sahut Claudia
Gavi melirik pada Claudia dengan mata sinis.
"Sibuk aja!" Singkat nya membuat Claudia diam
"Namanya tuh Aerin, gak tau kalo namanya kepanjangannya apa". Jawab Aldara
Gavi dan yang lainnya mengangguk. "Aerin toh cewek cantik itu". Celtuk Alvin
"Heh! Awas yah kalo kalian macem-macem min Aerin gua sate lorang satu satu!!". Ancam Claudia sambil menatap cowok² yang ada didepannya.
"Dih emang bisa?" tanya Alvin
"Bisalah tinggal gua jadi manusia berdarah dingin aja". Jawab Claudia
"Dih psikotes". Seru Aidan
"PSIKOPAT!" Kompak dari yang lain kecuali Gavi dan Aldara, dan keano
****
Kring.....
"Eh, hari ini jadi kan kerja kelompok dirumah gua?" Tanya Claudia sambil membereskan buku-bukunya kedalam tas
"Jadi lah, lebih cepat kan lebih baik". Sahut Elena
"Rin ikut kan kerja kelompok?" Tanya Aldara
"Harus lah ikut, masa iya kerja kelompok gak Dateng, enak nilainya aja dong". Serobot Claudia.
•
•
•
Dikediaman Claudia 4 gadis tengah kebingungan akan tugasnya mereka.
"Aduuhh ini gimana sih tugasnya!" Rengek Claudia frustasi sambil mengacak-acak rambutnya sendiri
"Clau ya lu tinggal cari berita diinternet kalo lu ngoceh terus ya gak bakal ketemu, dasar aneh". Ucap Elena santai
Dengan mata melebar Claudia menatap Elena yang sedang menatap ponselnya dengan tenang setelah mengatainya.
"Heh! Kunyuk kok lu jadi ngatain gua aneh!" Kesal Claudia
"Emang aneh kan elu!" Santai Elena menjawab
"Udah sih kalian tuh berantem aja, buruan cari tugas nya, liat Aerin aja diem daritadi". Ucap Aldara melerai
"Dia kan emang diem anaknya". Celtuk Claudia
Suasana menjadi hening , semua fokus pada handphone nya masing-masing.
"Eh liat gua nemuin berita setahun lalu". Ucap Elena tiba²
"Yailah kalo yang udah lama juga dari tadi gua Nemu". Celtuk Claudia
"Yaish!! Denger gua dulu mangkanya, Tapi kalo yang ini beda, padahal berita nya itu udah satu tahun yang lalu tapi sampe sekarang masih rame, liat nih". Elena menyodorkan ponselnya ke Claudia dan Aldara
"Hee iya, gila masih rame Luh yang ngeliat". Ucap Claudia kaget
"Coba bacain apa berita nya na". Pinta Aldara
"Pada tanggal 30 September 2023 telah terjadinya kasus pembunuhan yang misterius. Seorang ibu-ibu ditemukan tewas didalam rumahnya sendiri tepatnya didapur. Polisi menemukan darah yang berceceran dimana-mana sampai kedepan pintu utama,juga polisi menemukan sayatan ditangannya juga pisau yang masih menancap didadanya. Tidak ada orang yang melihat korban bertemu seseorang dan polisi pun sampai sekarang belum menemukan bukti satupun sampai sekarang. Satu satunya orang yang pertama kali melihat adalah putrinya sendiri selepas pulang sekolah". Elena membacakan isi artikel yang didengar oleh teman-temannya.
Aerin yang sedari tadi diam menatap ponselnya tiba-tiba terkejut oleh berita yang dibacakan Elena barusan.
Aerin membelalakkan matanya dibawah tundukan kepalanya.
"Gila sih parah banget yang ngebunuh". kata Claudia sedikit merinding
"Gua gak gak bisa ngebayangin jadi anak nya itu. Lagi cape-cape nya habis pulang sekolah ehh malah ngeliat yang tragis gitu". Sahut Elena
Aerin yang masih diam mengamati dan mendengarkan percakapan temanya.
"Peluk jauh deh buat anaknya". Seru Claudia
"Tapi kok aneh yah, selama satu tahun ini polisi belum juga nemuin bukti satupun, dan kalian juga tau kan kasus orang hilang dari dua tahun yang lalu sama yang belum lama ini, itupun polisi gak nemuin bukti apapun loh. Bukannya aneh yah". Sahut Aldara
"Iyayah, udah lah kita mah doain aja semua penjahat itu ketemu".
"Yaudah gimana kita pake ber-"...
"Jangan". Ucap Aerin tiba-tiba dengan menyerobot ucapan Claudia.
Mereka bertiga spontan menoleh pada Aerin yang menatap mereka dengan datar.
"Kenapa jangan?" Tanya Claudia bingung
"Kan guru bilang berita yang baru bukan yang lama, walaupun itu berita masih rame tapi yang namanya berita lama yah gak bisa dipungkiri". Jelas Aerin
Mereka bertiga mengangguk paham. "Btul juga. Ternyata Aerin juga pinter pinter ". Puji Claudia pada dirinya sendiri
"hoekk... Dih si anjir pede bener lu". Ledek Elena yang berpura-pura seperti mau muntah
"elu punya Maslah apa sih sama gua not, gak suka banget kayanya gua kalo punya kelebihan".
bukannya menjawab justru Elena tersenyum tertawa pelan sambil menatap ponselnya.
"Nih gua udah nemuin berita nya". Aerin menyodorkan hp nya dan langsung diambil oleh Dara
Claudia dan Elena langsung merapat pada Dara untuk melihat berita yang ditemukan Aerin.
"Yaudah kirim ke gua aja Rin, biar gua yang ngeprint nanti". Pinta Elena
"Gua masukin nomor gua yah dihp lu". Ucap Elena yang hanya diangguki oleh Aerin
Beberapa jam akhirnya mereka selesai dengan tugasnya mereka.
Kini mereka sedang beristirahat sambil memakan cemilan yang disiapkan oleh pekerja rumah Claudia sambil tertawa riang
"Gua pulang duluan". Ucap Aerin tiba-tiba hingga memusatkan mereka.
"Loh cepet banget Rin, santai dulu lah". Kata Claudia sambil mengunyah
"Gak usah makasih". Tolak nya lalu hendak pergi
"Yaudah gua anter aja". Tawar Aldara
"Gak usah makasih, gua minta jemputt aja". Ucap nya
"Gak usah, gapapa anter aja yah". Tawarnya lagi
"Iyalah Rin sekalian, gak papa kali dianter sama Dara tenang aja dia gak ngegigit kok gua jamin dia udah vaksin jadi lu gak usah khawatir". Celetuk Claudia
"Lo fikir gua hewan rabies!" Protes Dara
"Hahaha". Tawa Claudia merasa senang
"Gak usah". Tolaknya lagi
"Gak, pokoknya gua anter, yaudah gua pamit dulu yah Clau". Pamit Aldara dan menyusul Aerin yang sudah jalan duluan
"EH TERUS LU NINGGALIN GUA GITU DAR!!" Teriak Elena yang masih memegang minuman dan mulut penuh dengan makanan
"KALO MAU BARENG AYOOKK!" Teriak Dara dari luar
"TUNGGU! Babay ibu cengcorang". Ledeknya sambil berlari
"Heh! SIPUT SAWAH AWAS LO YAH DISEKOLAH BESOK!!" Umpat Claudia teriak
•
•
•
Diperjalanan tampak hening hanya sesekali lah Elena dan dan Aldara mengobrol.
"Eee Rin rumah lu dimana yah?" Tanya Aldara sambil menyetir mobil
"Di komplek xxx blok C nomor 22". Jawab singkat Aerin yang pandanganya kearah luar jendela
"Oke". Jawabnya
Elena dan Aldara saling pandang seperdetik. Aldara memang sering membawa mobil sendiri kesekolah dan sering mengantar temannya pulang.
Dari Claudia dan Elena hanya Aldara lah yang memiliki sifat lebih kedewasaan, dia yang lebih sering melerai celotehan Claudia dan Elena yang terkadang suka berantem atau mengata ngatain.
Di SMA Lentera bangsa memang terkenal dengan murid orang kaya karna siswa yang bersekolah disitu tidak ada yang orang susah. Hampir Semua siswa berkendara mahal, ada yang diantar dengan mobil, parkiran motor rata-rata motor sport dan untuk membawa mobil sendiri tidak hanya Aldara tapi sebagian siswa pun ada yang membawa mobil sendiri dan itu diizinkan oleh pihak sekolah.
Tak lama mobil yang dikendarai oleh Aldara sampai di depan rumah mewah bercat putih coklat yang dijaga penjaga digerbangnya.
"Jadi ini rumah lu Rin?" Tanya Elena menatap rumah tersebut
"Hmm, makasih udah nganter". Aerin langsung turun dari mobil.
Elena menghela nafas nya berat. Aldara menoleh pada Elena. "Kenapa lu ngehela nafas nya gitu banget?" Tanya Aldara
"Gua makin penasaran sama kehidupan Aerin". Ucapnya lalu menoleh menatap Aldara. "Lu tau kan kakak gua psikolog nah, kata dia kalo ada orang yang gak terobsesi sama kehidupannya, orang yang gak punya gairah semangat dalam hal apapun itu biasanya dia punya masalalu yang bikin dia begitu, mungkin trauma atau yang lainnya. Terus kakak gua bilang Se introvert orang se diemnya orang, pasti ada aja hal buat dia suka atau tertarik. Tapi elu liat Aerin?, dia sama sekali gak tertarik apapun, dan wajahnya tuh kaya datar aja gitu, senyum kagak, pokoknya gak ada ekspresi lah". Jelas Elena sedikit greget
"Mungkin emang gitu kali orang nya, udahlah lu gak usah ikut campur hal pribadi orang lain, toh kalo emang dia punya masalalu yang gak enak itu biar jadi urusan dia". Kata Aldara
Elena menggulum bibirnya dan menghela nafas panjang dan memanyunkan bibirnya dan kembali menatap rumah Aerin.
****
"Mas, apa anak kamu gak curiga?" Tanya seorang gadis yang bergelayut ditangan lelaki yang diperkirakan jauh di umurnya.
"Kamu tenang aja sayang, anak mas gak gak bakal curiga dan ada saat nya mas akan kenalin kamu ke anak mas, kamu siap kan?" Tanya nya
Wanita itu mengangguk dan tersnyum. "Siap mas, dan aku janji bakal kembaliin anak kamu seperti dulu sama apa yang kamu bilang". Serunya
"Makasih sayang".
****
Jam menunjukan pukul 19.00 malam. Aerin yang sedang makan malam sendiri dimeja makan tampak tak bersemangat.
Difikirannya terbesit oleh apa yang dibaca tadi oleh Elena.
"Non". Panggil lembut bi Tuti namun tak digubris
"Non Aerin". Aerin tersentak saat bi Tuti memegang pundak nya.
"Eh bibi, ada apa bi?" Tanya Aerin q
"Gak,cuman bibi liat enon dari tadi melamun aja, ada apa?" Tanya bi Tuti
"Gak ada kok cuman Aerin gak nafsu makan sama keinget mending mamah". Ucapnya dengan menundukan kepalanya
Bi Tuti mengelus lembut kepala Aerin. "Non yang sabar yah, kalo Enon kangen kirim doa aja buat mamah. Bibi emang belum pernah ketemu sama mamah Enon, tapi bibi yakin mamah Enon orang yang sangat baik kaya non Aerin". Ucapnya
Dengan pandangan menunduk Aerin mendengarkan ucapan bi Tuti. Aerin mengangkat wajah nya dan menatap wajah bi Tuti.
"Bi temenin Aerin makan yah bi". Pintanya
Bi Tuti tersenyum lalu menduduki dirinya kursi samping Aerin.
****
Sama hal lainnya disebuah keluarga yang sedang berkumpul makan malam bersama.
"Mam besok Deddy mau ke Malaysia, karna katanya perusahaan yang disana sedang ada masalah, dan harus Deddy yang tangani sendiri". Ucapnya pada sang istri yang ada didepannya.
"Berapa hari ded?" Tanya sang istri
"Yah selesai nya aja".
"Yaudah yang penting Deddy hati-hati dan jaga diri". Pesan sang istri tercinta
"Yahhh kalo Deddy pergi pasti gak ada yang belain Gavi kalo lagi dimarahin sama mami". Ucapnya lemas sambil dengan mengapa kearah lain
"Gavi, kamu itu laki-laki harusnya kamu itu jagain mami kamu selagi Deddy gak ada, bukannya malah bikin mami kamu marah terus". Kata sang Deddy
"Denger itu, kamu kalo gak ada mami juga gak bakal Kamu kedunia ini". Cetus seorang wanita
"Iya²".
Singkat waktu makan malam selesai. Gavi kembali kekamarnya dan mengarah kebalkon rumah nya sambil berbicara pada orang yang ada ditelpon.
"📞Jadi lu mau nya gimana Gavi?" Tanya dari sebrang telpon
"Gua penasaran sama tuh cewek, jadi besok gua harus bisa nemuin nya". Ucapnya
"📞Lah sih kocak maksa". Serunya "terus kalo udah lu temuin mau diapain hah!" Katanya
"Yah gak tau, yang penting gua bisa ketemu tuh sama tuh cewek".
"📞Yaudah lu minta tolong aja sama Claudia ataugak Elena atau gak Dara". Usulnya
"Bener sih, yaudah lah besok gua bakal coba".
Tut!
Gavi yang langsung mematikan telepon dari satu pihak tanpa menunggu jawaban dari nya.
"Aerin". Gumamnya pelan
*****
Dilain tempat atau dikediaman pak Tama, Aerin yang sedang terduduk diranjang ya sambil menatap ponsel.
Dia membuka sebuah artikel yang ditemukan Elena tadi siang.
Dia yakini bahwa berita tersebut adalah tentang dirinya dan almarhum mamah nya.
"Sejak kapan berita tentang mamah beredar". Aerin bermonolog
Dia terus membaca serius sebuah artikel itu, dan bayangan mengerikan kembali muncul dikepalanya.
"Aww sakit banget kepala gua." Dia meringis sambil memegangi kepalanya.
"Kenapa bayangan mama semuanya muncul lagi". Aerin melepaskan genggaman ponselnya, perlahan dia mengambil gelas minum untuk menenangkan nya.
•
•
•
...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...
Hayo... Apa nih kesannya membaca cerita ini jangan lupa komen yah😘