Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di sergap pasukan Layne.
Tak terasa seminggu berlalu Aku, Reno, dan Alaina berupaya untuk membangkitkan kembali desa Mills yang sebelumnya porak poranda, kini dalam waktu singkat sudah cukup banyak perubahan, dari kebutuhan sandang, pangan dan papan telah terbaharui berkat kerja keras kami semua.
Setelah satu minggu aku melatih sebagian anak-anak dengan keahlian bertempur nya masing-masing, kini mereka cukup tumbuh dengan cepat, terutama Reg, Kayle dan Illya.
Reg mahir dalam menggunakan pedang, dan kemampuan dia dalam mengolah informasi yang ku berikan saat latihan membuatnya tumbuh dengan cepat, dia berpotensi menjadi petarung yang hebat menurutku.
lalu Kayle yang ahli dalam melakukan strategi dan pertahanan, berbeda dengan Reg yang tangkas dalam berperang, Kayle lebih condong cepat bereaksi dalam menangkis serangan dan cepat beradaptasi dalam pertarungan, sehingga ia dapat membaca pergerakan-pergerakan lawan dan membuat keputusan, serta strategi yang bagus.
berbeda dengan keduanya, yang mengandalkan serangan jarak dekat, Illya adalah seorang petarung jarak jauh, Illya adalah pemanah sejati.
Sedangkan Anak-anak yang lainnya juga mengalami banyak perkembangan, mereka sudah memahami cara bertani dengan baik setelah di ajari oleh Alaina, dan diantara mereka ada seorang anak yang bisa menggunakan sihir, yaitu Melissa. Ia diajari banyak hal oleh Alaina tentang penggunaan sihir.
Tiga minggu berikutnya, setelah sudah berada satu bulan di desa Mills tinggal bersama anak-anak, aku dan Alaina telah memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami dan memberi tahu anak-anak bahwa esok kami akan meninggalkan desa Mills.
"Jangan pergi kak! ..." Ucap Melissa dengan wajah sedihnya ketika mengetahui akan kepergian kami, lalu Ia memeluk Alaina dan anak-anak lainnya juga ikut mengatakan hal yang sama dan memeluk kami. Seketika suasananya menjadi Haru dan penuh kesedihan, jujur saja aku masih betah berada di desa ini, akan tetapi aku harus melanjutkan perjalanan.
"Kalian ini, jangan mempersulit Kak Ali dan Kak Alaina untuk pergi! jangan jadi anak yang manja!" Ucap Reg dengan tegas.
"Udah Reg Kamu tidak perlu bersikap seperti itu, jika ingin ikutan berpelukan kemari saja." Celetuk Kayle, mendengar itu aku menjadi faham bahwasanya Reg mengatakan hal tersebut hanya tidak ingin anak-anak menjadi ketergantungan dengan aku dan Alaina, akan tetapi dibalik itu ia juga sama seperti yang lainnya, tidak ingin kehilangan aku dan Alaina.
"Reg sini,.." Ucap Alaina, Reg pun menuruti Alaina dan ia langsung memelukku, dan ia pun berkata. "Jangan lupa sesekali untuk berkunjung, dan mengirim surat kepada kami setelah kakak Pergi nanti"
"Iya, tenang saja kita akan sering berkunjung setelah tujuan kakak selesai" Ucap alaina
"Oke anak-anak, ayo kita latih tanding sebagai acara perpisahan, Reg, Kayle, Melissa dan yang lainnya, buat lah strategi yang bagus untuk mengalahkan kakak, ini kesempatan terakhir kalian loh, jadi bekerja sama lah dengan baik, oke" Ujarku kepada mereka.
"Kali ini kami akan mengalahkan mu Kak Ali!" Ucap serentak Reg dan yang lainnya.
"Oke Kak Ali tunggu di depan desa, Kak Ali Mengharapkan strategi penyergapan yang bagus dari kalian!" Ucapku pada anak-anak, lalu aku pun pergi ke depan desa, lalu di sisi lain Alaina menyiapkan barang-barang untuk dibawa dibantu dengan anak-anak lainnya.
Setelah beberapa saat aku menunggu di depan desa, akhirnya anak-anak mulai melakukan penyerangan terhadapku, yang di awali dengan rentetan busur panah.
"Upaya yang cukup bagus anak-anak!" Ucapku setelah berhasil menghindari serangan rentetan busur panah.
"Jangan senang dulu kak," Ucap Kayle dan Reg dan empat orang lainnya yang berada di depanku
"hoh, bukan kah kalian tahu, bahwa menyerang ku secara terang-terangan itu tidak akan berhasil!" Ucapku.
"Liat saja, ayo kalian serang kak Ali!" Ucap Kayle memerintahkan empat temannya untuk menyerang ku, dua petarung jarak dekat, dan dua pemegang tombak sepertinya itu adalah bagian dari strategi yang Kayle buat.
"Ayo sini maju kalian!" Ucapku.
"Melissa lakukan seperti yang aku minta" Ucap Kayle kepada Illya dan kelompoknya.
"Oh jadi seperti ini strategimu Kayle, bagus juga, tapi itu belum cukup untuk mengalahkan orang yang kuat sepertiku" Ucapku sambil menghindari serangan demi serangan.
Dua pemegang pedang, untuk menyerang ku, dua pemegang tombak untuk mengantisipasi serangan kejutan, ditambah busur panah yang terus membidik ku. kombinasi yang cukup bagus yang dibangun oleh mereka, dan itu sedikit membuatku kerepotan, hingga akhirnya aku mengerahkan sedikit tenagaku untuk melawan mereka.
"Sial, aku terpojokkan! sulit juga terus-terusan menahan gempuran serangan dari mereka." Gumam ku saat mulai terpojok kan oleh serangan anak-anak.
"Reg sekarang waktunya!" Teriak Kayle, lali Reg dan Kayle melompat dari arah yang berbeda untuk menyerang ku.
"Hyyaaat!" Teriak mereka dengan percaya diri menyerang ku.
"Hah aku sudah menduganya kalian akan melakukan ini" Ucapku, tetapi mereka tersenyum seperti ada sesuatu hal lain yang di sembunyikan oleh mereka. ketika aku hendak menangkis serangan mereka, aku mendapati diriku tidak bisa bergerak.
"Sial! Aku lengah! Aku tak mengira Melissa akan bergabung dengan yang lainnya." Ucapku, saat menyadari aku terperangkap oleh sihir Melissa.
"Serang dia Reg, Kayle!" Teriak Melissa.
"Kombinasi yang sempurna, Sayangnya yang kalian lawan itu Aku!" Ucapku, lalu akupun mengerahkan tenaga lebih untuk keluar dari situasi sulit ini, dan menangkis seluruh serangan-serangan yang mereka ciptakan.
"Huaa! ..." Teriak Reg dan Kayle yang terhempas.
"Tidak mungkin!" Ucap Illya dan Melissa.
"Haha itu belum cukup anak-anak!" Celoteh ku.
"Sial padahal sedikit lagi!" Reg dan Kayle menggerutu.
"Ali seharusnya kamu sedikit lebih mengalah!" Celetuk Alaina.
"Iya bener! Sama anak kecil gamau ngalah woooo!!" Teriak Melissa dan yang lainnya.
"Yah gimana yah, harga diri" Gumam ku.
"Hei kalian tidak boleh mengolok-olok Guru kalian!" Celoteh ku pada mereka. tetapi mereka tidak mendengarnya dan terus mengolok-olok ku.
"Sleebbb!" Suara anak panah yang aku tangkap.
"Oi kalian jangan menggunakan busur panah untuk bercanda!" Celoteh ku pada anak anak.
"Tidak ada yang menggunakan busur Kak!" Ucap Illya dan yang lainnya serentak.
"Heh gak ada? terus siapa?" Gumam ku, lalu diwaktu yang bersamaan Rentetan anak panah menghujani kami.
"Alaina lindungi anak-anak!" Teriakku.
"Asura Kai!"
"Sing.. sing... sing!" aku menangkis semua rentetan anak panah yang melesat kearah kami dari arah semak-semak.
"Wah, hebat juga dirimu bisa menangkis semua anak panah itu." Ucap seorang pria keluar dari semak-semak, seorang pria dewasa yang tinggi dan memiliki sedikit aura yang mencekam dari tubuh nya, dan memiliki zirah yang sama yang di gunakan oleh Boby.
"Ternyata benar kata Reno semalam, jika esok ada kelompok orang yang akan tiba di sini." Gumam ku.
"Siapa Kau!" Ucapku kepada orang itu.
"Aku Layne, dan kau?" Ucap nya.
"Aku Ali, apa yang kau inginkan?" Tanyaku.
"Di mana Boby, setelah memperhatikan dari tadi aku tidak melihat adanya dia dan kelompoknya." Ujar Layne.
"Oh yang kepalanya botak itu ya, ku buruannya ada di belakang desa jika kau ingin melayatnya." Celoteh ku.
"Hoh, jadi kau sudah membunuh dia dan kelompoknya, hebat juga, pantas saja senjata dan pakaian itu bisa kalian gunakan seenaknya." Ujar pria iru dengan santai.
"Heh, ini milikmu? Maaf aku tidak tahu." Ujar ku.
"Tidak apa-apa, jadi apa bisa kau kembalikan sekarang?" Tanya nya.
"Tidak bisa, ini sudah jadi milikku, dan satu-satunya pakaian yang aku miliki" Celoteh ku.
Mendengar celotehan ku wajahnya menjadi kesal. "Baiklah, Aku akan mengambilnya dengan paksa." Ucap Layne sambil mengangkat tangannya, lalu pasukannya muncul dari semak-semak yang berjumlah banyak, kurang lebih ada dua ratus orang.
Melihat itu aku dan Alaina terkejut, dan menyuruh anak-anak bersembunyi di dalam desa.
"Reno tolong jaga anak-anak" Ucap Alaina.
"Baiklah, Oi Ali jangan sampai kau mati!" Teriak Reno.
"Hati-hati Kak!" Ucap serentak anak-anak.
"Tenang saja!" Jawabku.
"Alaina, tolong jaga garis belakang." Ucapku kepada Alaina.
"Tidak perlu khawatir, fokus saja pada musuh yang ada di depanmu!" Ucap Alaina dengan tegas.
Pasukan Layne pun menyerbu secara serentak, diantara pasukannya Layne juga memiliki beberapa penyihir yang cukup merepotkan, dan juga ada sosok orang misterius yang berdiri disamping Layne, sosok yang lebih aku waspadai dibandingkan Layne sebagai pemimpin pasukan, karena ia aura yang dimilikinya sangat tipis tapi entah mengapa keberadaanya sangat mengintimidasi.