NovelToon NovelToon
AIR MATA SURGA

AIR MATA SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Pengganti / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.

apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.

Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.

Daliya cukup beruntung bisa dicintai dan disayangi suami dan keluarga nya, wanita yang begitu sempurna tapi hanya satu kekurangannya ia tidak bisa memberikan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka.

Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMS-5

Kurang lebih satu jam, Gus Azi sampai dirumah sakit. dari kejauhan lelaki itu melihat sahabat Daliya berada didepan pintu rawat inap. 

" Dimana istriku? " ucap Gus Azi membuka suara saat dirinya berada didepan Cia yang masih belum menyadari kehadiran nya. 

Cia mengangkat wajahnya, ia menatap sengit lelaki dihadapan nya yang langsung membuang wajahnya kasar kesamping lelaki itu menampakan wajah datarnya. 

" Kirain bakalan telat. " sahut Cia bersedekap dada. 

" Dimana dia? " tanya Gus Azi mulai geram.

" Kenapa marah? aturan nya aku yang marah sama Gus Azi! seenaknya tinggalin sahabat ku gitu aja, alasan urusan bisnis? bulshitt banget deh, biasanya juga gak perduli sama kerjaan. " ucap Cia sewot. 

" Jangan ikut campur masalah rumah tangga saya, kamu bukan siapa-siapa disini. " ucap Gus Azi menatap tajam. 

" Aku sahabatnya, aku juga tidak mau berurusan sama rumah tangga kalian! tapi kalau menyangkut kesehatan Daliya? aku gak bisa diam aja. " ucap Cia menatap tidak kalah tajam. 

" Dimana dia sekarang? " ucap Gus Azi mencoba sabar. 

" Didalam. " jawab Cia.

" Tunggu! " ucap Cia menghentikan langkah Gus Azi yang memandangnya bingung. 

" Dokter Aidan bilang, kamu disuruh datang keruangan nya. " ucap Cia.

Tanpa mengatakan apapun, Gus Azi segera masuk kedalam ruangan Cia mendengus kesal saat ucapan tidak di kindahkan sama sekali.

KLEK.... 

Gus Azi mendekati bankar tempat Daliya terbaring lemah, di genggamnya jemari istrinya menyalurkan rasa rindu yang begitu mendalam. Daliya membuka matanya dirasa ada yang menggenggam jemari nya. 

" Mas? " panggil Daliya lirih. 

" Sayang, maafin Mas ya. Mas baru tahu kamu dirawat disini. " ucap Gus Azi penuh penyesalan. 

" Gak apa-apa Mas, ada Cia kok disini. " ucap Daliya. 

" Tapi Mas, tetap salah. Mas terlalu kekanak-kekanakan dalam menyelesaikan masalah kita dan membuat mu berakhir disini tanpa Mas tahu. " sesal Gus Azi mengecup punggung tangan istrinya. 

" Gak usah dipikirkan Mas, itu sudah masalah yang lalu. kalau Mas gak mau gak masalah. " jawab Daliya. 

" Kamu yakin tidak masalah sayang? " tanya Gus Azi. 

" InsyaAllah Mas, tapi setelah aku tiada kamu bebas ingin menjalani kehidupan bersama siapapun, lupakan aku dan buatlah lembaran baru tanpa kehadiran ku. " ucap Daliya tersenyum sendu. 

" Jangan mulai lagi Daliya, Mas tidak ingin berdebat dengan mu sekarang. " ucap Gus Azi sabar. 

" Baiklah Mas, tapi dimana Cia? bukannya tadi dia menunggu Mas datang? " tanya Daliya celingak-celinguk baru menyadari batang hidung sahabatnya tidak ada. 

" Buat apa kau cari dia? ada Mas sudah disini, dia tidak perlu kemari lagi. " ucap Gus Azi terdengar dari nada bicaranya begitu tidak suka. 

" Gak boleh gitu Mas, selama Mas gak ada dia yang selalu temani aku. dia selalu jaga aku. " ucap Daliya. 

" Tapi Mas gak suka, dia terlalu ikut campur masalah rumah tangga kita sayang! " ungkap Gus Azi kesal. 

" Tolong kamu kasih tahu sahabatmu, jangan ikut campur masalah kita. " sambung Gus Azi. 

" Mas, Cia gak pernah kayak gitu ah! aku yang selalu kasih tahu dia masalah ku ke dia. Cia kayak gitu karena dia peduli dan sayang sama aku. " 

" Cia sudah menganggap ku seperti saudaranya sendiri, makanya dia takut kalau sesuatu terjadi sama aku. " 

" Selama ini dia selalu temani aku kemana-mana mulai dari kami SMP , sampai dari kemoterapi, konsultasi sampai sekarang pun kalua gak ada Cia aku gak tahu nasib aku sekarang bagaimana Mas. " ungkap Daliya. 

" Tapikan ada Mas sekarang?! Mas yang menggantikan posisi sahabatmu sejak kita menikah, jangan kasih tahu masalah kita lagi ke dia. itu privasi suami istri Daliya. " 

" Mas gak mau memicu adanya pertengkaran dan pihak orang ketiga. " sambung Gus Azi. 

" Mas habis ini mau kemana? apa pekerjaan Mas sudah selesai? " tanya Daliya. 

" Ada Roy yang melakukan pekerjaan Mas, Mas harus keruangan dokter dulu sekarang. katanya dokter Aidan mencari Mas. " jelas Gus Azi. 

" Tunggu dulu Mas. " ucap Daliya memegang jemari suaminya. 

" Ada apa? kau butuh sesuatu? " tanya Gus Azi. 

" Mas pergi nya sama Cia aja ya. " ucap Daliya. 

" Kenapa harus sama dia lagi? Mas bisa sendiri, dia sudah pergi menemui dokter kan sebelumnya? " tanya Gus Azi lagi. 

" Sudah Mas, tapi kalian pergi berdua saja. " ucap Daliya kukuh. 

" Tidak, biarkan Mas saja. sahabatmu tetap disini temani kamu. " ucap Gus Azi mempertegas. 

" Aku gak apa-apa Mas, pergi lah berdua. " ucap Daliya. 

" Buat apa Sayang? dia sudah tahu penjelasan dokter hanya saya saja yang tidak tahu kan? tidak masalah Mas pergi sendiri saja. " ucap Gus Azi masih bersikeras. 

" Mas! kamu gak mau turuti ucapan ku? " tanya Daliya memasang raut sedih. 

" Huh! baiklah, Mas akan pergi bersama sahabat mu. " ucap Gus Azi mengalah. 

" Makasih Mas. " ucap Daliya tersenyum. 

BLAM... 

Saat menutup pintu kamar inap, bertepatan dengan Cia yang baru saja datang membawa kantongan plastik seperti nya berisi makanan. 

Pandangan mereka sempat bertemu sepersekian detik entah siapa yang mulai sebelum akhirnya pandangan mereka terputus. 

" Minggir! aku mau masuk! " ucap Cia sewot. 

" Tunggu, saya mau keruangan dokter. " ucap Gus Azi melihat Cia yang sudah memegang knop pintu. 

" Pergilah, aku sudah bertemu dokter Aidan tadi. aku akan menjaga Aya. " jawab Cia. 

" Daliya menyuruh mu untuk ikut keruangan dokter. " ucap Gus Azi. 

" Hah? aku sudah bertemu dengan nya, jadi kau saja. kau kan suaminya lebih penting. " ucap Cia. 

" Ck, ikut saja apa susahnya. kau tidak capek mendengar omelan Daliya nantinya? " tanya Gus Azi. 

" Huh, baiklah-baiklah aku bawa ini masuk dulu. " jawab Cia memperlihatkan bawaaan nya. 

KLEK... 

" Kenapa kembali lagi? " tanya Daliya. 

" Kenapa kamu menyuruh ku ikut keruangan dokter Aidan? bukan nya kau sudah tahu, aku sudah kesana kan? " tanya balik Cia. 

" Kamu juga harus tahu lagi Cia. " jawab Daliya. 

" Tapi aku sudah tahu Aya! buat apa lagi? mendingan disini jagain kamu. " ucap Cia bersikukuh. 

" Cia! sekali saja ya? Ci- " 

" Oke-oke, aku bakal temani suamimu. " ucap Cia menyela. 

BLAM. 

Gus Azi yang masih setia berdiri didepan pintu, menunggu Cia keluar ruangan. 

" Ayo. " ucap Cia tanpa basa-basi. 

Keduanya, menuju ruangan dokter Aidan tidak ada pembicaraan diantara mereka terjadi. mereka saling berjaga jarak, Gus Azi berjalan didepan sedangkan Cia berjalan dibelakang. sampailah mereka didepan ruangan dokter Aidan. 

KLEK.

" Oh silahkan masuk. " ucap dokter Aidan. 

Mereka duduk disana, dan dokter Aidan mulai menjelaskan perihal apa yang terjadi seperti dokter itu menjelaskan pada Ciara. setelahnya mereka berpamitan dari ruangan dokter Aidan kembali keruangan rawat inap Daliya. 

KLEK.. 

" Ada apa dengan wajahmu Mas? " tanya Daliya melihat raut wajah suaminya yang tampak sedih. 

" Tidak apa-apa. " jawab Gus Azi singkat. 

" Ada apa Cia? kau tahu sesuatu kan ? " tanya Daliya mendesak.  

" Gak apa-apa kamu pasti bisa sembuh kok. " Jawab Cia menggenggam tangan Daliya. 

" Kalian kenapa sih! aneh banget, cuman gitu aja sedih. padahal aku yang sakit loh! " ucap Daliya. 

" Sudahlah Aya! aku malas mendengar ocehan mu! " ucap Cia kesal. 

" Jangan bentak istriku. " ucap Gus Azi menatap tajam. 

" Ck, aku gak ada bentak ya!!! " sewot Cia. 

" Sudah-sudah, jangan bertengkar. " ucap Daliya menengahi. 

" Aku mau pulang dulu, sudah ada suami mu juga disini. " ucap Cia menatap sinis. 

" Kenapa? tidak mau menemaniku? " tanya Daliya sedih. 

" Masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjakan, suamimu juga sudah disini kan. tidak mungkin dia bakal tinggalin kamu lagi. " ucap Cia sarkas. 

Sedangkan yang ditatap hanya menatap Cia tajam menghunus bagaikan sembilah pedang. 

" Ya sudah hati-hati dijalan. " ucap Daliya. 

" Besok aku akan kesini lagi. " ucap Cia.

1
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
Ana Isti
bagus sih cerita nya tapi sayang daliya sama gus azi terlalu egois sama cia
Ana Isti
daliya terkesan sangat " egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!