Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Disaat itu Elsya masih memperhatikan nenek yang ia di lihat, seperti tau kalau si nenek sedang di perhatikan, nenek itu langsung menoleh ke Elsya, bahkan mata mereka bertatapan.
Belum sempat Elsya memalingkan wajahnya, nenek itu justru tersenyum ke arah Elsya.
"Heh." mbak Kun menepuk pundak Elsya, barulah Elsya memalingkan wajahnya.
Saat Elsya melihat ke titik nenek tadi berdiri, nenek itu sudah tidak ada.
"Kenapa?" Elsya langsung melihat ke sumber suara.
"Eh, sudah?" tanya Elsya saat melihat kakaknya yang sudah duduk kursi kemudi.
"Iya, lihat apa sih lu serius banget."
"Dia ngeliat setan," ucap mbak Kun.
"Lu setannya."
"Bukan gue, ada nenek tadi, mana dia gak tau lagi kalau itu setan," jelas mbak Kun.
"Ko bisa sih Sya?" tanya kakaknya.
"Bisa lah, dia jalan ko terus kakinya napak," ucap Elsya mengatakan yang sebenarnya yang ia lihat.
"Oh iya Sya tadi wali kelas lu ngasih itu kertas soal-soal buat lu pelajari, Minggu depan juga kalian Minggu tenang jadi masuk pas hari H ujian," jelas Elzein, Elsya hanya menganggukkan kepalanya tanda paham atas penjelasan kakaknya.
Sesampainya di rumah, Elsya langsung ke kamarnya untuk istirahat, sedangkan kakaknya Elzein tentu memasak untuk makan siang.
Elsya sempat tertidur sebentar sebelum kakaknya memanggilnya untuk makan siang.
"Sya makan dulu," panggil kakaknya.
"Hmmm."
"Si Kunti mana?"
"Gak tau, lagi nongkrong keknya."
Mbak Kunti memang tidak 24 jam bersama Elsya ataupun Elzein, ia sangat suka jalan-jalan untuk melihat gedung ataupun yang lain karena di era saat dia masih hidup, ia hanya di rumah dan sekelilingnya belum semodern sekarang, terlebih ia juga mencari sesuatu yang hilang darinya.
"Gue sewa jasa pindahan," ucap Elzein tiba-tiba.
"Hah?"
"Jasa pindahan, jadi kita gak perlu repot-repot packing nanti mereka yang urus, kebetulan teman gue ada yang part time di situ, jadi gue sewa aja."
"Bagus deh, gue gak bisa packing dalam keadaan kek gini."
"Iya karena itu," ucap Elzein.
"Jadi kapan?"
"Besok." Elsya langsung menganggukkan kepalanya.
Selesai makan Elsya kembali ke kamarnya, untuk mempelajari soal-soal yang di berikan wali kelasnya tadi.
"Elsya, gue mau keluar balikin mobil sekalian ke rumah buat bersih-bersih, obat lu jangan lupa di minum," ucap Elzein.
"Bersih-bersih? Sendirian?" tanya Elsya.
"Gak, ada jasa gue sewa."
"Oke lah."
"Sekarang ada juga ya jasa kek gitu," ucap Elsya dalam hati, setelah kakaknya pergi ia hanya belajar.
Saat fokus-fokusnya belajar, Elsya mendengar suara benda jatuh.
"Apa itu?" tanya Elsya dan berusaha berdiri untuk mencari benda yang jatuh itu.
"Kunti?" panggil Elsya.
Tapi Kunti tidak muncul, Elsya berjalan mengelilingi rumahnya tapi tidak ada benda yang jatuh, hingga Elsya berniat untuk mencari keluar rumah.
Baru saja ia mau membuka pintu, Kunti muncul di sampingnya dan melarang nya untuk membuka pintu.
"Elsya jangan di buka, nanti dia masuk," ucap mbak Kun.
"Dia siapa?" tanya Elsya sambil mengerutkan keningnya.
"Setan yang lu lihat tadi."
Seketika Elsya langsung mengunci pintu rumahnya, "Kenapa dia kesini?"
"Ngikutin lu, sana masuk kamar biar gue aja."
Elsya kembali masuk ke kamarnya, walaupun ia penasaran tapi ia tidak boleh bertingkah karena jalan saja susah.
Mbak Kun mengintip keluar, dan benar saja nenek tadi sedang duduk di depan rumah Elsya.
"Keluar gak ya?" mbak Kun memperhatikan nenek tua itu beberapa saat tapi si nenek tidak bergeming dari tempatnya.
"Kenapa di gak pergi sih?"
Mbak Kun pun mau tidak mau keluar dari rumah, "Heh setan?"
Si nenek tadi menoleh ke arah mbak Kun, mereka saling bertatap beberapa saat.
"Ngapain lu di sini?" tanya mbak Kun.
"Hanya penasaran." si nenek langsung berdiri dari duduknya dan melihat are depan rumah Elsya dan Elzein. "Tinggal disini sepertinya enak," ucapnya lagi.
"Pergi lu dari sini," suruh mbak Kun.
"Ciih." si nenek tersenyum seperti mengejek mbak Kun, "Kamu itu siapa? Pemilik?"
"Kalau iya kenapa?"
Si nenek tidak bergeming dari tempatnya, karena itu mbak Kun menjadi kesal.
BUUGH
Mbak Kun menendang si nenek hingga terjatuh, "Berani-beraninya," geram si nenek.
"Kenapa? siapa suruh datang ke tempat gue." mbak Kun tidak bisa menutupi kalau dia sangat kesal.
"Pergi lu dari sini."
Si nenek mau tidak mau pergi dari hadapan mbak Kun, bagaimana pun si nenek datang tak di undang dan menantang penghuni rumah.
Setelah memastikan si nenek benar-benar pergi, barulah mbak Kun masuk ke dalam rumah.
"Sudah pergi?" tanya Elsya saat melihat mbak Kun datang dan langsung berbaring di kasur Elsya.
"Sudah lah," jawabnya.
Disisi lain Elzein sudah sampai di rumah yang akan di tempati nantinya dengan Elsya, Elzein tengah menunggu jasa bersih-bersih yang ia sewa.
Sebenarnya rumah ini dalam kategori bersih, karena sebelumnya sudah di bersihkan untuk dijual tapi tidak ada yang sepakat dengan harga jualnya.
Sambil menunggu, Elzein melihat-lihat rumah lantai bawah, dulunya ini dijadikan ruko jualan oleh orang yang pernah menyewa.
Elzein pun berencana untuk membuka toko, tapi ia akan membicarakannya dengan Elsya terlebih dahulu.
"Zein," panggil seseorang dari luar.
"Sudah sampai lu?"
"Iya tapi tim gue masih di jalan."
"Masuk aja dulu lihat-lihat," suruh Elzein.
"Adik lu gak ikut?" tanyanya.
"Gak, istirahat dia di rumah."
Tak lama yang di tunggu sama mereka sudah datang, orang-orangnya langsung membersihkan rumah Elzein.
Elzein hanya memantau dari luar, saat tengah duduk itu, ia merasa ada yang sedang memperhatikannya.
"Siapa itu?" ucap Elzein dalam hati, ia pun melihat ke arah samping rumahnya itu.
Tapi saat ia lihat tidak ada siapa-siapa, Elzein pun meminta untuk tidak mengganggunya ataupun mengganggu orang lain.
"Bentar lagi finish," ucap temannya Elzein saat berjalan menghampirinya.
"Ini minum, kasih tim lu juga." Elzein memberikan sekantong minuman untuk temannya itu.
"Thank you thank you." temannya itu pun membawakan minuman untuk tim nya.
"Ki besok jam berapa?" tanya Elzein ke temannya, karena tim temannya itu juga lah yang ia sewa untuk pindahan besok.
"Terserah lu aja," jawabnya, "Jam 9 gimana?"
"Oke jam 9." Elzein pun setuju dengan saran temannya.
"Kalau gitu gue balik, titip salam buat adek lu."
"Oke bro."
Setelah temannya pulang, Elzein juga siap-siap untuk pulang, ia tidak boleh meninggalkan Elsya lama-lama sendirian di rumah dalam keadaan sakit.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.