Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 : Keluarga Brawijaya
Rumah mewah keluarga Brawijaya.
Semenjak pulang dari acara pesta pernikahan mewah keluarga Farid Arkananta,umi Ivana lebih banyak melamun.Isi dalam kepalanya terus memikirkan menantu baru keluarga Arkananta.
"Umi,apa yang umi pikirkan?"Abi Lukman menghampiri sang istri tercinta yang sedang duduk sendirian di teras belakang.
"Entahlah abi,otak ku ini selalu memikirkan istri dari dokter Adam."Jawabnya dengan sesekali menghela nafas berat.
Abi Lukman mendudukkan tubuhnya di kursi tepat di sebelah umi Ivana.
"Jangan karena dia memiliki kemiripan dengan mu,kamu menganggap dia anak kita."
"Tapi,kenapa aku merasa seperti itu abi?"
"Umi,dia adalah putri pertama keluarga Arisandy,berarti istri dokter Adam itu adalah cucu ustadz Ahmad,pemilik pondok pesantren Al Hidayah.Umi harus terima kenyataan,Aurora sudah tenang dan kini sudah bersama Allah.Tugas kita adalah mendoakannya."
Umi Ivana menghapus ujung matanya yang berair.Sekitar dua puluh tahun lalu, dia melahirkan seoang bayi perempuan cantik bermata amber dengan dimple cantik di kedua pipinya.Umi Ivana sempat menggendong bayi mungil itu sebelum dokter menyatakan jika Aurora meninggal karena kelainan jantung.Padahal,selama kehamilan,dokter tidak pernah mengatakan sekalipun pada umi Ivana maupun abi Lukman kalau bayi dalam kandungannya mengalami masalah.
"Sudahlah,sebaiknya umi bersiap."
"Kita mau kemana abi?"
"Ya Allah umi,pasti umi lupa,hari ini putra tersayang mu kembali dari Australia dan kita harus ke bandara untuk menjemputnya."Abi Lukman kembali mengingatkan.
"Astagfirullah,umi sampai lupa."Tergesa gesa umi Ivana berlari ke kamar,sore ini dia harus menjemput putra beserta menantu dan cucu tersayang nya.
***
Bandara.
"Kenapa opa dan oma lama sekali abi?"Tanya seorang gadis cantik berusia enam tahun.
"Mungkin lagi macet,sabar ya sayang?"Bujuk pria tinggi dengan ketampanan di atas rata rata.
Gadis kecil dengan kerudung berwarna lilac itu terlihat mendengus.
Seorang wanita cantik yang mengenakan jilbab panjang datang menghampiri gadis tersebut.
"Azura Lapar?"Tanya nya lembut.
"Iya umi."Jawabnya dengan tatapan memelas.
Umi Nadia tersenyum hangat.
"Di tas umi ada sekotak susu vanilla,Azura mau?"
"Mau umi."Gadis cantik itu menjawab dengan cepat di sertai anggukan kepala dan mata yang berbinar.
Sang ayah pun turut tersenyum melihat tingkah menggemaskan putri kecilnya.
Azura duduk dan menghabiskan susu yang di berikan umi Nadia.
Dari jauh,umi Ivana dan abi Lukman setengah berlari menghampiri anaknya.
"Assalamualaikum sayang,maaf umi dan Abi terlambat."Umi Ivana memberikan pelukan kepada anak dan menantunya tidak terkecuali si kecil Azura.
"Macet ya Oma?"Tanya nya dengan wajah polos.
"Mmm..sedikit."Ujar umi Ivana merasa bersalah.
"Ya sudah ayo kita pulang."Abi Lukman pun mendekat dan menggendong cucu kesayangannya.
Muhammad Izel Brawijaya,pria berusia tiga puluh tahun itu adalah putra pertama keluarga Abi Lukman dan umi Ivana.Izel adalah seorang dokter,sama seperti Abi Lukman.Dia baru saja menyelesaikan sekolah spesialis bedah tulang khusus tulang belakang di Australia.Dia menikahi seorang wanita cantik tujuh tahun lalu.Nadia Zara,wanita beruntung yang mampu meluluhkan hati dokter tampan itu bukanlah dari kalangan keluarga kaya.Pertemuan pertama mereka terjadi di pesantren Al Hidayah, pesantren milik Abi Ahmad yang ternyata salah satu donaturnya selain papa Farid itu adalah Abi Lukman.
Nadia merupakan santri yang menempuh pendidikan di pesantren milik Abi Ahmad itu.Tidak butuh waktu lama hingga setelah pertemuan itu,Izel menikahi Nadia dengan proses ta'aruf terlebih dahulu.
Umi Ivana dan abi Ahmad tidak begitu menuntut anaknya harus menikahi anak perempuan dari keluarga yang kaya raya seperti mereka.Sudah cukup dengan seorang wanita yang seagama dan baik akhlaknya.Dan Nadia adalah pilihan yang tepat untuk mendampingi Izel.
Di keluarga mereka,hanya umi Ivana seorang yang memiliki warna mata berbeda.Darah Uzbekistan yang mengalir dalam tubuh umi Ivana membuat mata unik dan langka itu menjadi miliknya.Dan saking langkanya,jarang sekali di temui seseorang dengan iris berwarna oranye kecoklatan seperti umi Ivana.Itulah kenapa dia terpikat dengan Azalea,karena warna mata nya mengingatkan umi Ivana pada Aurora.
***
Kediaman keluarga Brawijaya.
"Bagaimana,Azura sudah kenyangkan?"Tanya umi Ivana begitu mereka tiba di rumah.
"Alhamdulillah oma."Azura mengusap perutnya yang memang terasa sangat penuh.
"Alhamdulillah,ya sudah Azura istirahat dulu,pasti Azura lelah kan?"
"Iya oma,badan Zura sakit semua,tujuh jam dalam pesawat membuat Zura kelelahan."Tuturnya sambil meregangkan kedua tangannya.
Azura di bawa sang ibu menuju kamar,kamar yang sudah di tinggalkan dua tahun lalu demi menemani sang suami tercinta menempuh pendidikan di negara kanguru.
Malam hari,ruang keluarga.
"Kapan kamu akan bergabung dengan abi di rumah sakit?"
"Minggu depan saja abi,Izel masih ingin istirahat."
Saat ini mereka hanya berdua di ruang keluarga itu,umi dan Nadia sedang bermain bersama Azura di dalam kamar.
"Oiya bi,Izel perhatikan,umi tidak seperti biasanya."
Abi Lukman menghela nafas.
"Kamu ingat Adam?"
"Maksud Abi,Adam Arkananta?"
"Mm.."
"Tentu saja Izel ingat,dia salah satu juniorku di fakultas kedokteran yang cukup di perhitungkan.Memangnya apa hubungan Adam dengan sikap umi yang tiba tiba berubah?"Izel penasaran.
Izel sangat mengenal Adam.Adam memang lebih dulu menyelesaikan sekolah spesialisnya,itu karena Izel yang menunda sekolahnya karena lebih memilih untuk menikah.
"Beberapa hari lalu,dokter Adam melepas masa lajangnya dengan menikahi putri sulung keluarga Arisandy."
"Ooo,jadi Adam menikah dengan Lily?"Seulas senyum terukir dari bibir Izel.
"Kamu mengenal Lily?"Kali ini abi Lukman yang terlihat jauh lebih penasaran.
"Tentu saja,siapa yang tidak mengenal putri cantik keluarga Arisandy?Izel pun pernah kagum pada wajah cantiknya,tapi sayang dia wanita yang mengumbar aurat."
"Mengumbar aurat?Apa maksudmu?"
"Iya abi,Lily itu sangat terkenal di kalangan kami para dokter ataupun pengusaha pengusaha muda.Lily adalah pasien penderita jantung,dan tiga tahun lalu dia menjalani operasi pemasangan cincin dan di kerja langsung oleh dokter Adam."
"Jadi begitu,,,Berarti,Lily sudah hijrah Zel."
Kening Izel berkerut.
"Maksud Abi?"
"Iya,yang tempo hari bersanding dengan dokter Adam itu wanita yang anggun dan mengenakan cadar."
"A..paa..."Izel terkejut.
"Masa sih abi?"Izel masih tidak percaya.
"Iya,dan di sinilah masalahnya,umi mu tiba tiba saja memeluk Lily di pesta pernikahan mereka.
Kebingungan melanda Izel,dia tau uminya bukan wanita yang sembarangan memeluk orang lain.
"Apa mungkin umi...?"
"Seperti dugaanmu,dia mengira istri dokter Adam itu adalah adikmu."
"Tapi,apa hal yang membuat umi berpikiran seperti itu abi?"Izel merasakan ada hal yang aneh,tidak masuk akal jika umi Ivana menganggap Lily sebagai Rora,adiknya.
"Itu karena mata unik dan langka yang di miliki istri dokter Adam."
"Bermata unik?maksud abi,warna matanya sama dengan umi?"
Selain kedua orangtuanya,Izel adalah kakak yang sangat merasakan bagaimana kehilangan seorang adik yang baru saja di lahir kan sang ibu,bahkan Izel belum sempat melihat dengan baik wajah adik perempuannya,Allah lebih dulu datang dan mengambilnya.
Abi Lukman mengangguk.
Pecahlah tawa Izel.
"Ya Allah abi,Lily tidak memiliki warna mata unik itu,Lily sama seperti kita."Terang Izel,namun sedetik kemudian ia menghentikan tawanya.
"Tunggu,,lalu siapa yang di nikahi dokter Adam?"
...****************...
.selamat berjuang adam menemukan istrimu kembali
bagus, aku suka