Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 06:
Tap tap tap
Sruuuk
Kediaman Dante Dewantara, saat ini mereka tengah menikmati sarapan bersama. Tapi ada hal yang berbeda pagi ini yakni putra bungsu Dante dan Ratih itu terlihat masih belum rapi. Ia hanya mengenakan kaos oblong dan juga celana pendek.
" Lho, kok masih kayak gitu Leon, abis ini Papa mau jalan lho." Dante yang baru saja meletakkan cangkir kopinya setelah meminumnya, mengatakan hal tersebut kepada Leon. Baru kali ini dia melihat putranya itu tampak amat sangat malas untuk pergi ke perusahaan.
" Aku hari ini nggak mau ke perusahaan Pa. Mau di rumah aja, ngejar penelitian."
Dante dan Ratih saling pandang, mereka sepakat bahwa ada yang aneh dengan putra mereka itu.
" Ada apa?"
" Mbak Leina, ish. Mbak mah kebangetan, dia tuh macam guru galak yang ngejar buat aku cepet bisa. Papa sama Mama nggak tahu kan, dua bulan belakangan ini Mbak Leina tuh aneh banget. Dia kayak buru-buru bikin aku ngerti semua tentang perusahaan. Aku kayak ditarget harus bisa menguasai apa yang Mbak kuasai selama ini. Aku kan capek Pa, Ma. Dan aku nggak kayak Mbak yang cepet dalam hal belajar."
Shaaah
Semua kata yang keluar dari mulut Leon membuat Dante dan Ratih terkejut. Mereka tahu bahwa Leina memang cerdas, sehingga dengan cepat dia menjadi tangan kanan Dante dan tidak jarang menggantikan Dante dalam segala urusan DCC. Akan tetapi Dante sama sekali tidak tahu bahwa Leina akan berbuat demikian.
Dari awal Leina memang tidak ingin menempati jabatan CEO DCC, dia hanya berkata lebih suka dibalik layar. Bahkan Leina berkata kepada Dante untuk menjadikan Leon sebagai pemimpin DCC selanjutnya. Tapi, Dante tidak menyangkan bahwa Leina sudah melakukan hal tersebut.
" Nah kan, Papa sama Mama aja kaget kan. Mbak tuh aku lihat jadi aneh akhir-akhir ini Pak, Ma. Bukan karena udah nikan sama Bang Ravi ya, tapi sebelum menikah pun Mbak udah aneh. Ya udah Pa, aku mau balik kamar dulu. Maaf hari ini aku nggak ke DCC."
Setelah mengatakan banyak hak yang ada dalam benaknya, Leon pamit untuk meninggalkan meja makan lebih dulu. Anak itu benar-benar masuk ke lamarnya dan tidak berniat untuk mengubah rencananya hari ini.
Sedangkan Dante dan Ratih masih terdiam di sana. Keduanya jelas memikirkan tentang perkataan dari si sulung.
" Sayang, apa kamu ngerasa ada yang berbeda dari Leina?" tanya Dante kepada sang istri.
" Entahlah Mas, tapi aku kayaknya ngerasa dia biasa-biasa aja tuh. Ehmm, nggak ada perubahan yang berarti selain satu hal, yakni ketika Leina memutuskan untuk menikah dengan Ravi."
Ratih berkata apa adanya, dia memang dekat dengan anak-anaknya karena semenjak menikah dengan Dante dirinya memutuskan untuk fokus menjadi ibu rumah tangga. Sehingga jika Leina berubah pasti dia tahu.
Leina yang Ratih tahu memang suka belajar. Putri sulungnya itu bahkan dikatakan jenius oleh para guri yang mengampunya. Dan sejak usianya 20 an, Leina juga sudah masuk ke DCC untuk membantu Dante.
Mengingat keturunan Dewantara yang lainnya tidak ada yang masuk ke DCC, membuat Dante kewalahan jika mengurusnya sendiri.
Arjuna Dewantara, sepupu Dante memilih untuk mengelola perusahaannya sendiri. Dan dia hanya menerima DIS (Dewa International School) untuk dikelola, itu pun kini yang menjalankan sepenuhnya adalah putri sulung Arjuna yang bernama Naisha.
Tapi jika boleh dibilang, baik Dante maupun Ratih tidak pernah menyangka bahwa Leina akan menikah dengan Ravi. Dimana Ravi merupakan putra dari sahabat karib Arjuna. Maka dari itu lah, hal tersebut satu-satunya keanehan dari Leina.
" Mungkin Mas harus tanya sama Leina secara langung. Atau aku aja yang manggil dia ke sini?"
" Nggak usah sayang, nanti aja di kantor aku bakalan ngobrol sama dia. Ya udah aku berangkat ya."
Ratih mengangguk kecil, dia mengantarkan suaminya hingga ke pintu.
Karena masih kepikiran dengan ucapan Leon, Ratih pun memutuskan untuk masuk ke kamar Leina. Awalnya dia ragu karena meskipun dia adalah ibunya, tapi selama ini Ratih tidak pernah masuk ke kamar anak-anaknya tanpa izin dari mereka.
Tapi kali ini dia harus masuk untuk memastikan apa yang dikatakan oleh Leon.
Perlahan tapi pasti Ratih membuka pintu kamar Leina dan masuk ke dalam. Ia menyapu ruangan itu dnegan pandangannya. Tidak asa satupun hal yang mencurigakan. Semua masih sama seperti terakhir kali dia masuk ke sana.
Tidak berhenti disitu, karena sudah kepalang masuk, Ratih pun menuju ke meja yang biasa digunakan oleh Leina untuk bekerja. Lagi-lagi tidak ada yang istimewa. Semua hanya benda-benda biasa yang terletak pada meja belajar pada umumnya.
Namun ada satu hal yang menarik mata Ratih. Sebuah kalender meja, dimana setiap tanggal di setiap bulam terdapat sebuah catatan kecil.
Ratih tersenyum kecil saat membacanya. Itu adalah catatan tentang peristiwa-peristiwa penting yang dimiliki oleh keluarga dan juga circle pertemanan mereka. Dari peringatan hari lahir, anniversary pernikahan, ulang tahun perusahaan dan bahkan catatan dimana mereka pernah melakukan kegiatan bersama.
" Anak itu bener-bener perhatian. Dia sampai menulis momen kecil seperti ini. Ya udah, ini udah lumayan lama aku di sini. Aku jadi ngerasa nggak enak sama Leina. Sebaiknya aku cepet-cepet keluar."
Ratih meletakkan kalender itu ke tempat semula. Ia tidak menemukan apa yang dicarinya sehingga memutuskan utuk segera pergi dari kamar Leina.
Sebuah hal yang tidak akan pernah Ratih tahu dan mungkin nanti akan ia sesali, dimana apa yang ia lihat tadi adalah sebuah pertanda.
Saat ini itu memang hanyalah sebuah kalender biasa. Tidak memiliki makna yang dalam, dan seolah-olah hanya bentuk dari perhatian Leina.
Akan tetapi sesuatu yang lebih besar jelas akan diketahui nanti. Dimana Ratih pasti akan tahu, sadar dan juga mengerti apa maksud dari sebenarnya catatan-catatan kecil yang ada di kalender itu.
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍