Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan video
Malam ini acara ulang tahun perusahaan berjalan lancar, Arya maju dengan gagah berani memberikan pidato singkat nya. tentang visi dan misi perusahaan kedepan. yang disambut begitu antusias mengingat pidato Arya lebih mementingkan kesejahteraan karyawan, terutama bagian produksi produk- produk yang mereka keluarkan.
Secara lantang Arya mengungkapkan, kebanggaan dan terimakasih pada mereka yang bekerja keras untuk perusahaan, dia juga mengobarkan jika karyawan/operator bagian produksi jangan dianggap remeh karena mereka merupakan paru-paru perusahaan. sehingga tanpa mereka perusahaan tidak akan mampu berkembang hingga sukses seperti sekarang.
Arya juga meminta maaf atas sikap tegasnya, dia seperti itu agar semua bisa bekerja sesuai prosedur dan SOP perusahaan. Arya juga memberikan insentif bagi karyawan yang berprestasi dalam bekerja. serta fasilitas termasuk perumahan khusus bagi karyawan. yang resmi boleh ditempati mulai bulan depan untuk seluruh karyawan tanpa kecuali.
Semula Sanum terperanjat kaget, dia bingung harus bagaimana mengingat ketiga bocah kecil kesayangan nya. tidak mungkin dia mengajak serta mereka untuk pindah keperumahan khusus karyawan perusahaan, sementara Sanum sendiri juga tidak sanggup harus berpisah dengan ketiga bocah kecil yang menggemaskan itu.
"Bagaimana pun Arya tidak boleh tahu tentang keberadaan mereka," gumam Sanum.
"Tuan saya permisi ketoilet dulu," ucap Sanum sambil berusaha untuk menyembunyikan ponselnya, dia tidak ingin Arya Melihat kelayar ponsel yang terus bergetar tanda panggilan Vidio masuk dari ketiga anak-anaknya.
"Silahkan, tapi jangan pernah coba-coba untuk kabur dari ku. karena sampai ke lobang semut pun aku akan terus mencarimu." ucap Arya sambil menatap intens kedua bola mata Sanum.
Sanum mengangguk pelan, dia tidak berani membalas tatapan tajam mata elang Arya, seakan-akan mampu menembus relung hati nya. dengan langkah tergesa-gesa Sanum meninggalkan ruangan Arya menuju salah satu toilet khusus tamu istimewa. sesekali Sanum menoleh kebelakang takut-takut Arya akan mengikuti nya dari belakang. disaat bersamaan Melinda dan asisten nya Sena juga baru keluar dari toilet wanita.
Melinda dan Sena berjalan agak tergesa-gesa, karena terlambat menghadiri ulang tahun perusahaan yang dirintis suaminya dari nol. papinya Arya. mereka juga tidak memperhatikan Sanum yang juga berjalan kearahnya sehingga tubuh Melinda dan Sanum saling bertabrakan.
"Brugghhh..., tubuh mereka saling bertabrakan. hingga kedua oleng hampir jatuh bersamaan, namun kembali berusaha menyeimbangkan posisi berdiri mereka kembali.
"Ma... maaf Nyonya, saya benar-benar tidak sengaja." ucap Sanum menunduk hormat, karena dia yakin jika yang berdiri dihadapannya ini bukan lah orang sembarangan.
Senyum Melinda dan Sena tiba-tiba mengembang, begitu mengetahui jika wanita dihadapannya ini adalah ibu muda yang mempunyai tiga bocah lucu yang telah membuat Melinda jatuh cinta dan ingin memiliki ketiga ocah itu. Melinda juga bingung dengan perasaan nya yang sangat menginginkan anak-anak itu, padahal begitu banyak dia menemui anak-anak kecil di panti sosial yayasan nya. namun tidak pernah membuat perasaan dan ikatan batin yang begitu kuat seperti ini.
"Ti... tidak masalah sayang, Tante ngak papa kok." ucap nya pada Sanum.
Sanum langsung melanjutkan langkahnya, menuju toilet yang sudah didepan mata. menggeser layar pipih ponselnya yang masih terus bergetar.
"Hallo kesayangan Mama," ucap Sanum tersenyum bahagia ketika melihat wajah anak-anak nya yang hampir memenuhi layar ponsel.
"Mama, adek kangen." teriak Davina.
"Aku juga kangen Mama," ucap Davan dan Revano bersamaan.
Tanpa Sanum sadari, diluar pintu Melinda dan Sena tengah menguping pembicaraan nya.
"Sena, selidiki wanita ini." perintah Melinda sambil tersenyum penuh misteri dan siasat.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰