Kisah Om Naren - Nara kita kemas di sini ya!!!
Menduda???
Bukanlah hal yanh diinginkan oleh Naren. Istrinya yang cantik sudahlah cukup baginya. Namun Asanya yang membumbung tinggi nyatanya tak seindah realita. Nadia Maheswari adalah kekasih sekaligus istri dari seorang Narendra. Kisah cinta yang di kemas Epik.
Namun Perceraian itu mengakibatkan kehidupan Naren berjarak. Bercerai bukan berarti dia akan menikah kembali. Tapi karena anak ingusan itu Naren pada akhirnya harus di hadapkan pada pernikahan kembali.
Dapatkah Naren menerima pernikahan keduanya dengan bayang - bayang masa lalu???? Di mana cintanya untuk Nadia masihlah sangat besar???!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan
Narendra di buat geleng - geleng karena ulah bocah tengil itu. Tapi, tak perlu waktu lama bagi Narendra dia kembali fokus pada pekerjaannya. Ponselnya juga terus berbunyi istrinya itu terus menghubunginya sehingga dia jengah akan hal itu. Pada akhirnya Narendra memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya.
6 Bulan kemudian ...
" Kak ... !" seru Ahmad yang akan berangkat pendidikan di kemiliteran.
Narendra sebenarnya menyesali keputusan Ahmad untuk mengambil pendidikan ini. Dia putra orang kaya kenapa dia bergelut di dunia yang membuat jantung berdegup tidak aman. Narendra hanyalah pemegang perusahaan sementara. Kelak jika Ahmad cukup umur dia akan memberikan perusahaannya kembali. Tapi, adiknya itu seakan mengikat dirinya agar tak ke mana pun.
" Harusnya kau tidak pergi!" seru Narendra dengan wajah ketus namun penuh cinta kasih pada Ahmad.
" Jika kakak rujuk kembali dengan Nadia Maheswari aku akan membatalkan perjalanan pendidikanku," terangnya. Narendra menghela nafas. Ahmad tidak tahu bagaimana Nadia Maheswari di luaran sana. Di rumah dia memang sangat ramah lingkungan. Permintaan itu bukan untuk di acc olehnya.
" Pergilah!!!! Aku tidak akan mencegahmu lagi. Berjanjilah akan menjaga diri baik - baik. Mengenai Maheswari ... Kamu tidak perlu memikirkannya, kakakmu jauh lebih bisa menghadapinya," jawab Narendra membuat Ahmad pun menghela nafas.
Perceraian kakaknya itu baru sah sekitar 2 minggu lalu. Proses perceraiannya terkesan alot karena Maheswari tak ingin di gugat oleh kakaknya. Dengan segala upaya Narendra melakukan hal agar prosesnya terjalani dengan lancar tanpa hambatan.
" Berjanjilah bahagia tanpa dia kak! Kakak terlalu terpuruk akhir - akhir ini," ujar Ahmad sambil menatap gurat sedih yang masih tersisa di garis wajah kakaknya itu dengan seksama.
" Tentu saja! Dengan mengurus perusahaanmu semua akan baik - baik saja," terangnya membuat Ahmad kembali menghela nafas.
" Menikahlah lagi kelak," pinta Ahmad to the poin.
" Tentu ... Setelah kamu menikah dan bahagia aku akan mencari penggantinya," jawabnya seakan mustahil. Ahmad mencubit kakaknya.
" Kak Naren!!!!!! Itu bohong namanya. Jika kau bertambah dewasa dan lama menduda mana mungkin masih berminat???? Tidak akan ... Kau pasti akan mangkir lagi," protes Ahmad dengan posesif.
" Aku akan mencoba sampai hatiku sendiri tak bisa menolak kehadirannya. Pernikahan bukan untuk di paksakan apalagi ini yang kedua kali Ahmad! Berbahagilah kamu kelak di masa depan," doa Narendra untuk adik tersayangnya.
🍀🍀🍀🍀
" Cukup Kenakalanmu Nara!!!! Kali ini kamu harus dengarkan Abi. Pergilah ke pesantren ... Tingkahmu ini sudah tidak bisa Abi tolerir!!!" kemarahan El begitu menakutkan bagi Nara.
Inara Hanum Rabbah adalah putri kedua Ustadz El. Gadis ini cenderung memiliki kepintaran yang sedang di bandingkan dengan kakaknya. Namun Inara tidak pernah sama sekali mengeluh atas apa yang dia hadapi.
Contohnya seperti hari ini. Kesalahan yang di lakukan temannya. Dia pun masih harus menanggung semuanya dengan masuk ke pesantren.
" Berapa tahun bi??? Sampai kamu lulus SMP itu
pun jika kamu sudah berubah," jawab Abinya dengan suara tinggi.
Ya, ada sepercik rasa tidak tega. Akan tetapi dia tak mau putrinya terjerumus kemana - mana. Lebih baik Inara di masukkan pesantren untuk kepentingannya di masa depan.
" Baik ... Nara akan mondok bi," jawabnya kemudian pergi ke kamar.
Zifa yang menatap adiknya itu tidak tega. Dia mendekati sang ayah agar lebih tolerir pada Nara. Cukup dia yang tidak menurut pada abinya.
" Bi ... Jangan nara. Dia masih terlalu dini memahami semuanya," ujar zifa memohon.
" Biarkan semuanya berjalan sesuai alurnya! Abi hanya ingin kalian tidak salah jalan. Abi hanya punya kalian yang harus di sukseskan. Jadi, biarkan Abi putuskan semuanya!" serunya kemudian pergi.
Zifa nampak berkaca - kaca akan keputusan yang di ambil. Bagaimana tidak??? Dirinya pun tidak sesuai harapan. Kini, Inara harus menanggung semuanya dengan pergi ke pesantren. Itu baik jika tidak ada paksaan.
Maafkan mbak .... Nara!
semangat untuk up date nya
semoga author sehat selalu jadi bisa up date tiap hari
semangat untuk up date nya
double up date nya di tunggu thor
lanjut thor
semangat untuk up date nya