Pernikahan adalah sesuatu yang diimpikan setiap insan. Bersama mengarungi bahtera cinta dengan kekasih sampai maut memisahkan.
Tapi tidak untuk Darren berusia 22 tahun dan Thara berusia 17 tahun. Pernikahan mereka hanyalah sebagai alasan. Darren seseorang yang tidak ingin terikat dalam suatu hubungan membuat perjanjian dengan Thara yang ingin terbebas dari belenggu keluarga besarnya.
Dan dalam dua tahun, pernikahan mereka akan berakhir.
Apakah mereka akan benar-benar mengakhiri pernikahan mereka? Ataukah mereka akan menemukan kebahagiaan mereka?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Kecelakaan
"AAAAAAAAAA!"
Tiba-tiba Thara menjerit ketakutan, menangis histeris dan kedua tangannya memegang erat tangan Arsel.
"Thara kamu kenapa?" Arsel memeluk untuk menenangkan.
"Saya takut Tuan. Saya takut pesawat ini akan jatuh," jawab Thara.
"Thara! Diam! Mau kamu diterjunkan dari atas sini, heh!" Darren tidak tahan melihat tingkah Thara yang begitu memalukan baginya.
Thara menutup mulutnya, Thara menangis dalam diam. Arsel tersenyum, Thara begitu manis dalam kesederhanaannya. Arsel berusaha menenangkan Thara dengan berbagi pengalaman pertamanya naik pesawat. Arsel bilang saat itu saking takutnya Arsel sampai ngompol di celana. Thara tertawa mendengar cerita Arsel.
Thara mulai tenang, Arsel membuatnya nyaman. Sesekali Thara melirik ke arah Darren yang begitu mesra dengan teman wanitanya yang cantik. Thara tidak begitu mempermasalahkan, kan mereka hanya nikah di atas kertas. Thara bersyukur berkat Darren, Thara bisa merasakan naik pesawat menyebrang pulau berlibur seperti teman-temannya.
Pesawat mereka mendarat di sebuah pulau. Thara begitu mengagumi keindahan pulau itu, lautnya yang berwarna biru, di seberang sana terlihat pegunungan yang menghijau. Thara mengangkat kedua tangannya dan menghirup aroma kebebasan pertama kali dalam hidupnya. Thara begitu bahagia, wajahnya begitu ceria.
"Mau aku ajak berkeliling?" ajak Arsel.
"Sebentar, saya mau memasukkan koper-koper dulu. Tuan, tempat kita menginap dimana?" Thara memegang kopernya dan koper Darren.
"Thara, kamu di sini tidak untuk bekerja. Biarkan, ada orang yang akan mengurusnya. Mari bersenang-senang," Arsel menarik tangan Thara.
Arsel menyewa jetski, Arsel juga memasangkan jaket pelampung kepada Thara. Thara takut naik jetski, tapi Arsel tetap memaksa. Thara berpegang erat di pinggang Arsel. Mereka berkeliling pulau, tertawa bersama. Thara yang tadinya malu-malu mulai terbiasa dengan Arsel.
Darren diam-diam memperhatikan perubahan pada Thara. Semakin dipandang, Thara semakin menarik. Apalagi di saat Thara tersenyum, aura kecantikannya begitu memancar. Darren segera membuang pandangannya, dia tidak mau jatuh cinta pada Thara si gadis primitif. Darren lebih memilih menghabiskan waktunya dengan teman wanita bayarannya.
Hari hampir gelap. Thara dan Arsel kembali ke Villa mereka. Terdengar pertengkaran antara Darren dan teman wanitanya. Arsel menyuruh Thara masuk ke dalam kamarnya yang ada di ruangan sebelah kanan.
Thara mandi dan berganti pakaian. Thara kemudian keluar dari kamarnya menuju dapur berniat untuk memasak makanan. Tiba-tiba teman wanita Darren menarik kuat tangannya menuju kolam renang yang ada di belakang dapur. Wanita itu menampar wajah Thara dan mendorong Thara ke dalam kolam renang.
BYUUUURRR!
Thara tercebur ke kolam renang. Thara mencari pijakan kolam renang tapi kolam renang begitu dalam. Thara menyembulkan kepalanya untuk bernapas tapi hanya sekejap Thara kembali masuk ke dalam air. Thara tidak bisa berenang.
"To ... tolong, hmmmftt!"
Terlalu banyak air yang masuk ke dalam tubuhnya. Thara kehabisan napas, tubuhnya lelah dan kehabisan tenaga. Thara hanya bisa pasrah dan perlahan menutup mata. Perlahan tubuh Thara tenggelam ke dasar kolam.
BYUUUURRR!
Darren menceburkan diri ke dalam kolam renang dengan cepat meraih tubuh lemas Thara untuk kembali ke permukaan. Darren mengangkat tubuh Thara dan menaruhnya di tepian kolam renang. Darren memompa dada Thara untuk mengeluarkan air dari tubuhnya. Tidak ada respon dari Thara. Darren memberikan napas buatan kepada Thara dan kembali memompa dada Thara.
"Uhuuukkk, uhuuuukkk," Thara terbatuk-batuk mengeluarkan seluruh air kolam yang ia telan. Tubuhnya panas menggigil kedinginan. Thara kembali tidak sadarkan diri.
Darren mengangkat tubuh Thara ala bridal style. Darren tanpa ragu melepaskan pakaian Thara di lantai kamar, Darren mengganti pakaian untuk Thara. Darren mengeringkan tubuh Thara dan memindahkannya ke tempat tidurnya.
Darren menghubungi Arsel yang sedari tadi tidak menampakkan batang hidungnya.
"Apa yang terjadi?" Arsel memeriksa keadaan Thara. Badannya demam tinggi.
"Dia tenggelam di kolam renang, bagaimana keadaannya?" Darren sedikit khawatir.
"Dia hanya sedikit demam. Istirahat lah biar gue yang jaga dia." Arsel keluar dari kamar Thara.
Darren duduk ditepi tempat tidur Thara. Darren menatap wajah teduh Thara yang masih tidak sadarkan diri. Wajah Thara memancarkan aura positif. Walaupun saat ini wajah Thara terlihat sangat pucat, akan tetapi kesan cantik dan mempesona yang dimilikinya tidak luntur.
Darren mendekatkan wajahnya kembali memperhatikan wajah istri kontraknya. Wajahnya yang cantik, hidungnya yang mancung, serta bibir merah tipisnya membuat manik Darren tak berkedip. Tanpa sadar tangan Darren membelai pipi halus Thara.
Darren segera menarik tangannya ketika mendengar suara langkah Arsel yang masuk membawa sebuah baskom dan handuk. Arsel mengompres Thara. Darren berbaring di sebelah Thara. Darren memejamkan matanya yang tiba-tiba terasa berat.
......................
Darren mencium aroma wewangian semerbak. Darren membuka mata dan memperhatikan tempat indah, asri, mempesona namun asing baginya. Darren melihat beberapa gadis cantik bersayap menyambutnya. Jujur Darren sangat menyukai tempat itu. Para gadis mengajaknya berjalan-jalan mengelilingi taman luas penuh dengan berbagai macam bunga.
Langkah Darren terhenti ketika melihat seorang gadis duduk manis di kursi taman. Tubuhnya mengeluarkan cahaya, putih bersih, rambutnya yang lurus dengan sedikit bergelombang di ujungnya dimainkan hembusan angin yang bertiup manja di sisinya.
Deg, deg, jantung Darren kembali meletup-letup. Iramanya sungguh tidak beraturan. Darren rela meninggalkan para gadis bersayap demi berkenalan dengan gadis itu. Darren diam ketika gadis itu tersenyum ke arahnya. Rupanya dia adalah Thara, istri kontrak yang baru saja dinikahinya.
Tapi, siapa pria yang ada di belakangnya? Darren memperhatikan pria itu sungguh perhatian kepada Thara. Thara juga terlihat begitu nyaman di sampingnya. Thara tersenyum penuh cinta. Dan pria itu juga tersenyum ke arah Darren.
Darren ingat, pria itu adalah pria yang Darren lihat di rumah orang tua Thara. Siapa dia? Setan atau Manusia?
"Thara, ayo kita pulang," Darren mengulurkan tangannya kepada Thara.
"Biarkan Thara di sini, sudah cukup dia menderita. Tidak ada yang perduli dengannya." Pria itu membawa Thara masuk ke dalam sebuah rumah kecil dan mereka menghilang.
...----------------...
Darren terbangun dari mimpinya. Darren tidak melihat Thara di sampingnya. Arsel juga menghilang. Darren bergegas keluar dari Villa dan bertanya kepada satpam yang menjaga Villa kemana Arsel dan Thara. Dan satpam itu memberikan alamat yang ditulis Arsel di secarik kertas untuknya.
Darren mengambil mobil dan menyusul Arsel ke rumah sakit. Darren menghubungi Arsel, Arsel bilang demam Thara terlalu tinggi dan Arsel membawanya ke rumah sakit. Arsel sengaja tidak membangunkan Darren karena Arsel tahu Darren tidak akan perduli.
Darren memukul setir mobilnya. Darren merasa terluka mendengar kata-kata yang diucapkan Arsel. Hatinya terasa sakit. Darren memang tidak menyukai Thara si gadis primitif. Tapi saat melihat Thara hampir tenggelam di dalam kolam, ada perasaan dimana Darren tidak rela Thara pergi meninggalkannya.
Tiba-tiba seorang anak kecil berlari mengambil bolanya di tengah jalan. Darren mendadak menginjak dalam pedal remnya.
BRAAAAKKK!
BRAAKKKKK!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...