Joanna memiliki kehidupan yang bahagia. Keluarga yang menyayangi dan mendukungnya. Pekerjaan yang mapan dengan gaji tinggi. Dan calon suami yang mencintainya.
Sayangnya, kehidupan Jo hancur hanya dalam tempo singkat. Usaha keluarganya hancur. Menyebabkan kematian ayah dan ibunya. Dipecat dan bahkan tidak dapat diterima bekerja dimanapun. Dan calon suaminya menikah dengan putri konglomerat.
Dan semua itu karena satu orang. Konglomerat yang terlalu menyayangi adiknya sampai tega menghancurkan kehidupan orang lain.
Jo tidak akan pernah memaafkan perbuatan musuh terburuknya. Tidak akan
yang belum 20 tahun, jangan baca ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Jo membuka mata dan sebuah selang terpasang di lengan kirinya. Siapa yang memasangnya? Dia melihat seorang pelayan perempuan berdiri di dekat ranjang.
"Dokter berpesan agar Anda menjaga nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Dan beristirahat cukup" kata pelayan itu.
"Aku tidak membutuhkan semua ini" ucap Jo lalu melepas jarum infus yang tertancap di lengannya. Setetes darah keluar dan rasa ngilu perlahan menguasainya. Sakit sekali.
"Anda tidak seharusnya melakukan ini Nona. Ini berbahaya"
Jo melihat pelayan perempuan itu dan segera berlutut di atas ranjang.
"Tolong aku. Kumohon tolong aku. Keluarkan aku dari sini. Kumohon!!"
Mendengar permintaan Jo, sepertinya pelayan itu tidak menyangka sama sekali. Tapi ekspresinya berubah datar kembali dengan cepat.
"Anda adalah tamu Tuan Anthony. Tugas saya hanya untuk memastikan Anda makan dan beristirahat. Dan mungkin membersihkan diri sedikit karena pakaian yang Anda kenakan sudah tidak layak pakai lagi" jawab pelayan itu.
Joanna tidak peduli dengan penampilannya. Toh itu tidak mempengaruhi apapun. Saat pelayan pergi, Joanna merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk keluar dari rumah ini.
Perlahan, dia mencium bau busuk. Dan itu berasal dari tubuhnya yang sudah dua hari tidak mandi. Menjijikkan sekali. Tapi mungkin ini bisa membuat pria itu mengusirnya dari rumah ini. Semakin dia bau, maka ... . Membayangkan dia lebih bau dari ini, Joanna merasa mual.
Dia melihat kamar mandi dan memutuskan untuk berjalan kesana. Menyalakan pancuran air dan merasakan air hangat yang membuat tubuhnya terasa nyaman. Jo melepas semua pakaiannya dan mulai membersihkan diri.
Tidak memperhatikan kalau seseorang masuk ke dalam kamar mandi yang tidak bisa terkunci itu dan mulai mendekatinya. Dengan sekali hentak, tubuh Jo berbalik. Tangan besar pria itu mencengkeram pinggang dan mengangkatnya sedikit ke atas.
Secara otomatis Jo memegang pundak pria itu. Mendorongnya dengan keras saat lidah pria itu bermain-main dengan puncak dadanya. Tanpa kata, pria itu menurunkan tubuh Jo kembali. Lalu memasukkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Menjadikan mereka saling bersatu.
"Ughh" desah Jo saat dirinya terkunci dalam cengkeraman pria itu. Tapi kali ini lain dari sebelumnya. Pria itu tidak membuat gerakan cepat dan kasar. Melainkan perlahan. Saat tangan besar tidak lagi berada di pinggangnya, Jo terpaksa melingkarkan lengan di leher pria itu. Dan hal itu membuatnya merasakan sebuah rangsangan aneh. Yang membuat tubuhnya menekuk ke belakang.
Belum selesai dia mencerna apa yang baru saja dirasakannya. Pria itu membawanya ke meja wastafel dan mempercepat gerakan. Sebuah ciuman panjang tanpa jeda diberikan pria itu saat semuanya berakhir.
Lalu Jo melihat senyum di wajah pria brengsek itu. Dia merasa sangat geram tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
"Pergi!!"
Jo mendorong pria itu menjauh.
"Jangan munafik, kau mulai menikmatinya"
"Dasar gila!!"
Dia ingin turun dari meja tapi pria itu tidak memperbolehkan. Menahannya untuk tetap di posisinya, karena sesuatu yang baru saja keluar dari tubuh Jo kembali menegang.
"Kali ini akan lebih cepat dari sebelumnya"
"Apa?"
Jo tidak bisa melawan saat pria itu kembali memasuki tubuhnya. Dan benar saja, semua berlalu dengan cepat tapi Jo merasa lelah sekali. Tubuh lemahnya dibawa pria itu ke ranjang.
Hari sudah siang saat Jo terbangun. Dia bangun dan menemukan pakaian yang diletakkan di dekatnya. Kali ini Jo menurut dan memakai pakaian yang sudah disiapkan. Karena pakaiannya kemarin tidak lagi nyaman untuk digunakan.
Pria itu sudah menghilang digantikan oleh pelayan semalam yang mengantar makanan.
"Tuan berpesan agar Anda makan"
Masa bodoh. Jo tidak peduli dengan keinginan pria itu. Dia makan atau tidak pria itu terus memanfaatkan tubuhnya.
"Sebaiknya Anda makan. Karena saya yakin Tuan akan segera melepaskan Anda"
Jo terkejut mendengar ucapan pelayan yang kemudian meninggalkannya sendiri. Jadi ... Pria itu berencana untuk melepaskannya? Kapan? Jo melihat sebuah harapan untuk dapat keluar dari sangkar emas ini. Dia pikir dia akan mati disini.
Dia mendekati troli makanan yang dibawa pelayan dan melihat isinya. Semuanya kelihatan enak. Jo mengambil garpu dan mulai mengambil makanan.
"Semoga saja pria brengsek itu benar-benar melepaskan ku" harapnya lalu memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Lama sekali Jo mengunyah dan kemudian menelan. Semakin banyak makanan masuk ke dalam tubuhnya, Jo mulai merasa lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin dia bisa melawan pria gila itu sekarang.
Malam datang dan pria itu kembali mendatanginya.
"Pelayan mengatakan kau makan tadi. Apa tubuhmu membaik?" tanya pria yang selalu datang dengan pakaian lengkapnya. Jo menatap pria itu dengan wajah penuh amarah dan bersiap untuk bertahan.
"Malam ini aku hanya ingin sesuatu yang ringan. Bagaimana kalau kita ... "
Pria itu meraih pundak Jo tapi dia berhasil menangkisnya. Dahi pria itu berkerut saat mendapatkan penolakan. Joanna berdiri dan mulai mengambil posisi kuda-kuda. Karena tubuhnya lemah, dia tidak bisa melakukan keahliannya. Tapi sekarang tubuhnya membaik, jadi dia akan menyerang pria itu bila mendekat.
"Aku mempelajari bela diri" katanya percaya diri.
"Oh, benarkah? Apa yang kau pelajari?" kata pria itu lalu tersenyum meremehkan.
"Taekwondo"
"Benarkah?"
"Jangan menyentuhku, atau aku akan membuatmu kesakitan" ancamnya.
Tapi pria itu tidak mundur. Melepas jas dan rompinya lalu berdiri tegak di hadapannya.
"Sayang sekali. Tapi aku mempelajari semua bela diri. Dan apa kau tahu? Aku sudah mencapai tahap master dalam taekwondo"
Jo ingin tidak percaya dengan apa yang dikatakan pria itu. Tidak akan ada orang yang begitu sempurna. Pikirnya.
Dan pemikiran itu dapat dikalahkan tidak lebih dari lima menit kemudian. Saat pria itu mengunci tangan dan tubuhnya dengan pose jujitsu, Jo terpaksa mengakui kalau memang ada orang yang diciptakan begitu sempurna.
"Brengsek" umpatnya ketika pria itu melepaskan kuncian.
"Bermain denganmu sangat menyenangkan, membuatku bergairah"
Kini pria itu sudah berada tepat di atas Jo.
"Kau harus melepaskan. Apa untungnya bagimu menyimpan ku disini. Kau bisa melakukan hal itu dengan wanita manapun yang lebih baik dariku" ucapnya membuat pria itu menindihnya.
"Aku akan melepaskan mu tidak lama lagi. Tunggulah dengan sabar! Sekarang, buka kakimu sedikit lebih lebar."
Benar. Pria biadab itu akan melepaskannya. Tepat seperti apa yang dikatakan oleh pelayan tadi. Membayangkan dia bisa keluar dari rumah ini membuat Jo senang. Sangat senang sampai dia tidak sadar pria itu telah mengangkat rok dan melepaskan celana dalamnya. Lalu memasuki tubuhnya dengan perlahan.
"Kau memang pria brengsek!!! Sialan!!!" umpatnya sepanjang malam. Karena pria itu sama sekali tidak berhenti memanfaatkan tubuhnya.
"Tidurlah, kau pasti lelah"
"Kau ... Memang ... Pria ... biadab"