Qianlu adalah putri dari sebuah keluarga jenderal terpandang. Namun sayangnya hidupnya tidak bahagia, akibat dia sendiri, datangnya seorang selir dan juga anak nya membuat ibu nya tersingkir dan mengakibatkan sikapnya menjadi arogan.
"Jika seandainya aku bisa memutar waktu kembali, maka aku tidak mau menjadi seperti ini...." ujarnya ditengah ambang kematian.
"Dimana aku...."
"Qian! Lihatlah ayahmu sudah kembali!"
"Aku menjadi kecil?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhasil
Yeong menatap suaminya, tampaknya Jun Hui baru kembali dari istana. Terlihat gurat tanda tanya dan yang kekecewaan karena Qian bicara yang tidak baik pada nenek nya.
"Jun Hui.... Istrimu juga berani pada ibunya. Dia membentak ibu. Dia membentak ibu di depan semua orang, di depan pelayan dan guru Qian, coba bayangkan putraku....." Nenek masih saja melakukan drama.
Sedangkan Qian jadi gemas sendiri, kenapa ibunya tidak mengatakan apapun. "Yeong...." Ulang Jun Hui lagi.
"Kalau kau ingin tau, sebaiknya kita tidak bicara disini suamiku." Ucap Yeong pada akhirnya.
"Lihat? Dia pasti mengatakan yang tidak-tidak nanti Jun."
"Yeong, apa kau membentak ibu?" Tanya Jun.
"Iya. Akan melakukan nya... Tapi aku yakin, suamiku mendengarkan dua sisi kan?"
"Katakan."
"Jun....."
"Aku ingin dengar dari nya Bu. Tadi aku sudah dengar penjelasan ibu kan? Sekarang biarkan aku mendengarkan penjelasan istriku."
"Qian, minta maaf pada nenek. Itu tidak baik putriku...."
"Tapi nenek juga salah ayah."
"Memang nenek salah apa?"
"Dia membela Jia daripada aku. Dia juga menuduh Qian sembarangan. Aku kan cucu nenek. Kenapa nenek bersikap seperti itu?" Melihat raut sedih putrinya, Jun Hui mengelus pipi putrinya.
"Ibu?"
"Tapi ibu kan bertanya saja. Lagipula akhir-akhir ini putrimu memang nakal Jun Hui."
Yeong pergi dan diikuti oleh Qian. "Lihat kan? Putrimu mengikutinya didikan ibunya."
"Jun Hui!" Panggil Nenek.
"Aku akan bicara dengan istriku dulu Bu. Nanti aku temui ibu lagi."
"Jadi menurut mu ibu salah? Begitu?"
"Tidak Bu, bukan.... Aku juga ingin mendengar cerita dari istriku." Setelah mengatakannya,. Jun Hui juga beranjak meninggalkan ibunya. Seketika rasa kesal membuncah di dada nya.
*******************
"Ibu dimana Qian?" Jun Hui datang, tapi dia tidak melihat keberadaan istrinya. Hanya putrinya yang menikmati buah jeruk.
"Ke kamar kakak." Jawab Qian.
Jun Hui mendekat pada putrinya, sembari mengelus rambut panjang nan hitam itu. "Jadi, apa putri ayah mau bercerita?" Qian menoleh sejenak pada ayahnya.
"Qian sedang belajar seperti biasa dengan guru. Lalu tak lama, guru mengajak Qian mencari hadiah darinya. Lalu, ada suara sesuatu yang jatuh ke kolam. Ternyata Jia, ibunya datang dan Jia menuduh ku ayah. Nenek juga bilang begitu, aku tidak berbuat seperti itu, jadi aku jelaskan.... Tapi ibunya memarahi ku. Lalu....." Qian mengalihkan pandangannya, terlihat ibunya kembali.
"Qian mau bertemu dengan kakak. Ayah tanya saja pada ibu!" Qian pergi membawa buah jeruk nya. Meninggalkan kedua orang tuanya yang ingin bicara.
"Aku sudah dengar cerita dari Qian."
"Fang Yin memarahi Qian. Aku tidak suka mendengar nya. Jika pun putriku salah, dia bisa memberikan pengertian yang baik bukan? Atau aku pun bisa mendisiplinkan putri kita. Tapi dia? Ini bukan pertama kalinya, sebelum nya juga begitu. Aku melihat sendiri dan aku yakin Qian tidak bersalah. Lalu ibu, dia juga ikut-ikutan menyalahkan Qian. Aku hanya meminta ibu untuk diam, karena itu adalah urusan ku dengan fang Yin. Dimana salahnya? Katakan? Dimana salahnya?" Seolah Yeong mengeluarkan isi hatinya.
"Aku berusaha menjadi menantu yang baik, tapi tampaknya ibu tidak melihat hal itu. Dia selalu mencari kekurangan ku, aku pun juga tidak mau Yong Zheng sakit seperti itu. Tapi ibu selalu saja menyalahkan ku."
"Aku hanya ingin Jia meminta maaf pada Qian. Lalu dimana salahnya?"
"Itu tidak salah, kau melakukan hal yang benar istriku." Jun Hui mendekap tubuh istrinya yang meluapkan emosi nya.
"Kalau begitu, aku akan bicara dengan fang Yin. Rumah untuk nya sudah kutemukan, dia bisa segera pindah."
"Sungguh suamiku?" Seketika Yeong mengangkat wajahnya.
"Iya, selepas dari istana, aku mencarinya."
"Baguslah, itu lebih baik." Yeong membalas pelukan suaminya, sedangkan Qian.... Anak manis itu tentu saja tidak pergi, telinganya mencuri informasi. Jika dulu, ayahnya tidak akan percaya dan ibunya seperti patung di kuil yang hanya diam saja.
"Aku merubah jalannya....." Ucap Qian dengan senang.
Bersambung.........
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏
ceritanya menarik ❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
suka bgt sama semua karyamu, sehari 5 bab jg bisa gk bosen. wkwkwk