NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H. 7~Mengapa

Khalisah melambaikan tangan dan berhenti ketika raga sang suami menghilang ditelan pintu. Barulah Khalisah berbalik dan kembali membeku di tempatnya.

Nyatanya Khalisah terpaku pada Hara yang kesusahan menuruni tangga, sehingga berpegangan pada penyangganya.

"Ya ampun, menantu Mama."

Mama Laili yang tadinya sibuk dengan ponsel bergegas menghampiri Hara untuk membantu menantunya menghitung anak tangga.

Khalisah menghela napas.

Aku tak mengingat ada adegan itu. Oh iya, kami dulunya bulan madu di hotel ya. Dan shalat subuh dengan mas Abi yang jadi imamnya. Ya, itu tidak lebih dari pada kasih sayang mertua.

Jadilah Khalisah bisa membereskan dapur tanpa terbebani lagi. Pikirnya begitu, tapi pada akhirnya ia tak tahan juga dan berakhir duduk di ayunan di halaman rumah.

Khalisah membiarkan dua kakinya berkerja mendorong tanah, sementara mata memperhatikannya.

Ia terkekeh. "Umur segini masih main ayunan. Ibu ayah bakal ngomong gitu ke aku atau enggak ya."

Sendirian selalu menyebabkan Khalisah teringat orang tuanya, apalagi hati yang mendukung untuk menangis.

"Lisah gak sabar, Bu. Nanti di sana kita buat api unggun ya?"

Mobilnya membelah jalanan kota dengan kecepatan sedang.

"Iya, Sayang. Pokoknya di sana kita bakal bersenang-senang," balas ibunya Khalisah yang duduk di depan bersama ayahnya.

Ayahnya menepuk jidat. "Akh, aku melupakan dokumenku."

"Ayah, ini kita mau liburan lho bukan kerja. Kenapa ayah bawa-bawa kertas menyebalkan itu?" tanya Khalisah memalingkan muka.

"Sambilan." Ayah melihat pada cermin untuk melihat keadaan Khalisah yang merajuk.

"Enggak boleh!" Tegas Khalisah.

Ayah Khalisah memelankan mobil dan berhenti karena lampu menunjukkan warna merah.

"Iya, Sayang. Maafin Ayah ya?" Ayahnya memelas.

Khalisah tersenyum. "Oke."

Sing! Brak!

Mata Khalisah membulat ketika sebuah mobil menabrak mobil mereka cepat.

"Khalisah," teriak kedua orangtuanya menjulurkan badan ke belakang disaat seat belt.

"Aaa...." pekik Khalisah menutup matanya dengan tangan. Samar-samar terasa jelas dimana tubuhnya di dekap oleh kedua orangtuanya....

Dan kehangatannya mulai hilang seiring waktu berjalannya.

Khalisah menghela napas. Selalu seperti itu agar air matanya tak jatuh. Ia memilih bangkit, dan masuk ke dalam rumah dari pada berlarut-larut dengan hal sedih.

Ketika bulan menggantikan matahari, keluarga Al-Ghifari menghabiskan waktu untuk makan malam bersama.

Tadinya hanya setingan sendok yang berbunyi, namun suara mama Laili memecahkan sunyi.

"Eh, bagaimana kalau Abi dan Hara bulan madu?"

Tangan yang ingin meraih sendok untuk menambah sayur rebus terhenti. Khalisah menegakkan kembali punggungnya.

Abizar berpaling pada Khalisah yang berada disebelahnya, sedang istri pertamanya itu terdiam. Hara pun demikian melirik Khalisah.

"Dulu kamu dan Khalisah juga bulan madu selama seminggu, jadi kami dan Hara juga harus bulan madu dong biar adil. Benar 'kan, Khalisah?" Mama Laili tersenyum.

Khalisah tersenyum getir dibalik cadarnya. Mama Laili paling tahu cara menyerangnya yaitu, menggunakan prinsip yang selalu dipegangnya.

Adil ya, Ma? Aku memang tidak bisa membantah kalau itu yang Mama singgung.

Melihat Khalisah tak memberi jawaban, Hara membuka mulut, "Untuk sekarang nggak dulu deh, Ma. Soalnya Hara dan Abi belum beradaptasi dengan baik."

Spontan Khalisah tertawa yang menghentikan mama Laili hendak bicara. Hanya sebentar, selanjutnya Khalisah tersenyum. "Belum beradaptasi dengan baik? Aneh sekali kata-katanya untuk pasangan yang sudah melakukan jima'."

Abizar terkejut, tak kecuali lainnya juga. "Khalisah."

"Seharusnya kamu mengatur kata-kata kamu, Hara. Kalimat tadi terdengar kalian seolah baru kenal saja, padahal udah temanan dari dulu iya 'kan? Kalau tidak, mana mungkin Mama memaksa Mas Abi menikah lagi lebih dari sebelumnya, dan Mas Abi yang mendirikan benteng seakan menunjukkan penolakan yang menyedihkan. Pasti ada sesuatu yang terjadi di masa lalu antara kalian berdua 'kan?"

Semua memandang pada wanita yang berkuasa dalam pembicaraan. Wanita yang jarang berbicara panjang, namun sekali panjang ia memperjelas semua keadaannya.

"Harusnya kalian mengatakan padaku dari awal, sehingga aku tak perlu bertanya-tanya mengapa Mas Abi dipanggil 'Abi', dan ada wanita yang sesenang itu menjadi istri kedua." Khalisah mengatakannya sambil mendorong kursi ke belakang.

"Khalisah," seru Abizar.

"Aku setuju kalian bulan madu, namun sayang sekali hanya bisa tiga hari karena tinggal segitu jatah kalian bersama. Jadi, berangkatlah malam ini agar tak menjadi dua hari."

Khalisah meninggalkan meja makan dan berjalan menuju kamarnya.

"Khalisah." Abizar mengikutinya, meninggalkan dua orang di meja makan.

Hara memandangi mama Laila. "Ma."

"Sudahlah, lagian yang dari dasarnya 'kan memang tidak perlu izin dari wanita itu. Kamu tidak usah memikirkannya, lebih baik kamu bersiap-siap untuk berangkat. Karena seperti yang wanita tadi itu katakan, waktu kalian cuma tiga hari," terang mama Laili sambil tersenyum.

Hara mengangguk.

"Tunggu, Khalisah." Abizar menahan pintu yang hendak ditutup Khalisah.

Khalisah melepaskan pegangannya pada pintu. "Ada apa, Mas? Mas mau aku membereskan barang-barang Mas, boleh."

"Khalisah, kamu yang memintaku untuk menikah lagi," tutur Abizar sedikit menekan.

Mata Khalisah terpejam.

Benar, tak seharusnya aku bersikap selayaknya korban. Tapi mengapa.... Hatiku sakit.

"Benar, aku yang meminta Mas menikah lagi. Maaf, Aku minta maaf." Khalisah menunduk.

Abizar langsung maju memeluk istrinya itu, mendekapnya erat. Bibirnya menyunggingkan senyum ketika Khalisah membalasnya.

"Jangan takut."

Deg!

Dua kalimat yang menohok Khalisah, mungkin karena itu pembenaran atas kelakuan keterlaluannya.

Ia yang dari dulu selalu sendiri pastinya akan ketakutan ketika ada hal mengancam keadaannya sekarang.

Tapi nggak boleh begini.

Pada akhirnya Abizar menghabiskan waktu memeluk Khalisah di atas kasur sampai menjelang subuh, dan diakhiri Abizar yang jadi imam subuh untuk Khalisah.

Abizar menjulurkan tangan pada Khalisah, dan istrinya itu menangkup tangannya dan meletakkannya pada dahi agar air wudhu'nya terjaga.

Senyum dibibir suaminya itu terpatri. Senyum bentuk kebanggaan yang selalu menenangkan Khalisah, hingga ia dapat berdiri tegak ketika mengantar suami untuk berbulan madu dengan adik madunya.

"Ini aku bawa kopernya, Abi," ujar Hara memegang koper.

"Ngapain bawa-bawa koper?" tanya Abizar.

"Buat masukin baju, emang kita pakai baju ini terus sama tiga hari ke depan?" papar Hara mengernyitkan kening.

Reflek Abizar menyentil dahi itu hingga sang pemilik pengaduh, dan penonton berkedip.

Abizar pun berkedip saat tersadar. Ia kikuk, sehingga berdehem. "Maksudku kita bisa membeli baju di sana."

Abizar menghampiri Khalisah yang langsung menyodorkan tangannya. Abizar lanjut mencium kening Khalisah.

"Kau jaga istriku." Liriknya pada seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka.

Hanya dibalas anggukan.

"Aku pergi dulu." Abizar mengambil langkahnya, begitu juga Hara yang mengekorinya dari belakang.

Khalisah meremat tangannya, dan hal tersebut diperhatikan mama Laili. Dia yang tadinya tersenyum, kini berekpresi sendu.

...☠️...

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Dengan: Tisara Al-Muchtar

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!