BOCIL MINGGIR DULU
MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!!
Rihana seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah, menolak kenyamanan bekerja di perusahaan keluarga. Ia memilih untuk mengasah kemampuannya sendiri di dunia kerja yang sebenarnya. Tak disangka, lamaran magangnya diterima di sebuah perusahaan multinasional ternama di Kota X.
Kegembiraannya mendadak sirna ketika ia dipertemukan dengan CEO muda dan karismatik perusahaan itu. Pria itulah yang merenggut keperawanannya tepat 3 hari lalu dan berhasil menjadi suaminya tepat 1 hari setelah kejadian itu. Lebih mengejutkan lagi, pria itu adalah teman dekat ayahnya, hanya berselisih lima tahun dari sang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arasa Aurelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama Queen?
Melihat punggung Rihana yang sudah menjauh barulah Mahendra dan Pak Prabu membuka suara.
"Hahaha, acting mu berlebihan Mahendra. Bisa-bisa putriku ilfeel denganmu" Ucap Prabu sembari tertawa keras
"Jika tidak begini mana mau Rihana menikah denganku tahun ini. Bisa saja dia hamil diluar nikah karena kejadian semalam. Aku tidak mau merusak nama baik putrimu Prabu, maka dari itu aku bersikeras untuk menikahinya tahun ini"
"Aku mengerti kekhawatiran mu, aku memberikan seluruh tanggung jawabku atas putriku padamu Mahendra. Jaga dia dengan baik. Aku sangat percaya padamu."
"Pasti aku akan menjaganya dengan baik Prabu. Terima kasih sudah percaya padaku dan tidak menghakimi ku." ucapan itu membuat kedua sahabat itu berpelukan satu sama lain sebagai rasa bangga yang ditujukkan keduanya
"Tidak usah sungkan padaku Mahendra. Aku siap sedia membantumu jika putriku tidak mau menikah denganmu, termasuk berakting seperti tadi. Acting Ku bagus kan?" Tanya Prabu sembari menaikan kedua alisnya dengan bangga
"Jujur saja aku hampir tertawa melihatmu bisa semarah itu Prabu. Untungnya tidak kelewatan" sontak kedua pria itu tertawa dengan terbahak-bahak menyaksikan acting yang telah direncanakan oleh mereka berdua.
Sedangkan Rihana, hanya dirinyalah yang tidak mengetahui rencana antara kedua sahabat ini.
"Mahendra, aku ingin tau bagaimana putriku bisa menggodaku apa benar ada yang mengerjainya?" tanya pak prabu dengan wajah serius, sedari tadi inilah yang ingin dibicarakannya dengan Mahendra.
Namun kedatangan Mahendra sangat lama membuatnya harus menuruni tangga untuk melihatnya namun yang dilihatnya malah sang putri yang sedang menindih tubuh Mahendra membuatnya sedikit terkejut.
Sebelum amarahnya meluap Mahendra sudah terlebih dahulu memberi kode kepada Prabu untuk berakting mengerjai Rihana.
"Aku sudah menyuruh Hans untuk menyelidikinya. Beruntung Vidio cctv yang terhapus sudah bisa didapatkan. Kau ingin melihatnya Prabu?"
Pak Prabu menganggukkan kepala sebagai tanda setuju, lalu Mahendra mulai menekan Vidio yang sudah didapat nya kepada Prabu.
Pak Prabu mengalihkan seluruh fokusnya pada rekaman Vidio yang ditujukan Mahendra melalui handphone miliknya.
Didalam vidio terlihat seorang wanita muda menggunakan dress berwarna hitam sedang asik mengobrol bersama teman-temannya disebuah meja bundar yang terletak tidak jauh dari area tarian.
Terlihat seorang pria mengajak Rihana untuk memesan minuman namun Rihana menolak untuk meminum bir, pria itu terlihat sedikit memaksa hingga akhirnya Rihana memilih untuk meninggalkannya dan bergabung bersama teman-temannya dilantai tarian.
Selang beberapa menit Pria itu datang menghampiri Rihana membawakan Orange juice yang sempat dipesannya tadi. Rihana menerima dengan senang hati karena merasa aman dengan minuman yang dibawanya, lalu meneguknya hingga habis.
"Pria ini, aku mengenalnya." ucap pak prabu dengan wajah kesal
"Siapa dia?" Tanya Mahendra dengan keheranan
"Teman kuliah Rihana, dia bernama Kevin anak dari salah satu rekan bisnisku." Tangan Pak Prabu sudah dikepal dengan sangat kuat berusaha untuk menahan gejolak amarah
"Apa dia memiliki dendam denganmu?"
"Tidak ada, dia menyukai putriku sejak kuliah bahkan sempat melamarnya untuk nikah muda. Tapi Rihana terlihat tidak tertarik dengannya lalu menolaknya"
Mahendra hanya mengangguk mendengar pernyataan dari Prabu, mencoba berfikir dengan tenang
"Didalam Vidio terlihat jelas beberapa saat setelah Rihana menghabiskan minumannya, Rihana terlihat sangat gelisah bahkan berusaha keluar dari keramaian. Kemungkinan besar ini semua ulah pria itu."
'brugh' suara keras terdengar dari arah meja yang dipukul oleh pak prabu menandakan dirinya sudah benar-benar marah
"Kurang ajar, bisa-bisanya aku kecolongan!!" suaranya terdengar meninggi, mata nya sudah merah padam
"Aku akan menuntut nya. Berani-beraninya dia ingin merusak putriku." Lanjutnya
"Kau tenang dulu Prabu, kita harus mencari cctv dari arah lain yang memperlihatkan Kevin sedang memasukan obat perangsang kedalam minuman Rihana. Jika kita menuntutnya tanpa bukti yang jelas bisa saja dia menuntut balik padamu." ucap Mahendra sembari mengelus punggung milik Prabu
"Kau benar Mahendra" jawab Prabu dengan emosi yang mulai stabil
"Kau tidak perlu khawatir aku yang akan mengurus semuanya."
"Terima kasih Mahendra"
"Tidak perlu sungkan papah" ucapnya dibarengi tawa kencang yang keluar dari mulut keduanya, terdengar menggelikan karena tidak biasa menggunakan panggilan seperti itu. Namun cepat atau lambat mereka harus terbiasa mengganti status dari teman dekat menjadi menantu dan mertua.
"Aku akan menyiapkan pernikahan kilat untuk kalian berdua, Kau bisa berbicara lagi dengan Rihana sembari menunggu."
"Seharusnya kau tidak perlu repot Prabu, aku bisa mengurusnya sendiri."
"Biarkan aku saja yang mempersiapkannya, cobalah bangun hubungan baik dengan putriku. Aku yakin kalian akan cocok" Pak Prabu mendorong tubuh kekar milih Mahendra kearah anak tangga supaya bisa langsung menemui Rihana kembali
"Letak kamarnya tidak pernah berubah, cepatlah temui princess kecilmu."
"Terima kasih Prabu." balas Mahendra sembari melangkahkan kakinya menuju lantai dua tempat kamar Rihana berada, 10 tahun berlalu begitu cepat.
Gadis kecil yang dulu sering bermain bersamanya ternyata sudah tumbuh menjadi wanita cantik yang mampu mengobrak-abrik isi hatinya.
"Sekarang keinginanmu sudah terwujud baby, menikah denganku" gumam Mahendra sembari mengulas senyum tipis di wajahnya
Mahendra sudah berdiri tepat dibalik pintu berwarna cream milik Rihana, saat ingin mengetuknya Mahendra terlihat ragu.
'Apa dia akan mengusirku lagi setelah drama yang ku buat?' batin Mahendra
Belum sempat batinya berperang pintu berwarna cream itu sudah terbuka lebar menampakkan tubuh Rihana yang terlihat sangat segar.
Mahendra menelan ludahnya sendiri melihat tubuh Rihana dari atas hingga bawah, menurut nya penampilan Rihana sangat seksi walaupun hanya menggunakan kaos pendek berlengan dipadukan dengan celana pendek diatas lutut.
"Kenapa kesini?" tanya Rihana, merasa risih dengan tatapan genit Mahendra, Rihana memilih untuk menutup pintunya kembali.
Belum sempat pintu kamarnya ditutup dengan rapat sudah terlebih dahulu ditahan oleh Mahendra, membuat alis Rihana terangkat.
"Tunggu, saya ingin bicara lagi Rihana."
"Bicara apa lagi. Tukang drama?" Bukannya kesal dikatai 'tukang drama' oleh Rihana justru tawa lepas lah yang terdengar dari mulutnya
"Buruan, aku mau tidur."
"Kita bicara disana saja." Mahendra menarik pergelangan tangan Rihana sembari menunjuk sebuah sofa yang terdapat tepat disebelah kamar Rihana
Sebelum melangkah kearah sofa, cekalan di pergelangan tangan Rihana sudah dilepaskan oleh dirinya sendiri membuat Mahendra menautkan kedua alisnya sebagai tanda heran.
"Kenapa dilepas?"
"Aku bisa berjalan sendiri om. Tidak usah digandeng seperti anak kecil." ucapnya sinis
Tanpa menghiraukan keluhan Rihana. Mahendra megambil kembali tangan Rihana lalu digenggam nya secara erat menuju sofa.
keduanya telah mendudukkan bokongnya diatas sofa yang diperkirakan hanya cukup untuk 4 orang, Mahendra terus saja mendekatkan posisinya dekat dengan Rihana. Tapi yang dilakukan Rihana justru sebaliknya.
"Kenapa baby? aku hanya ingin lebih dekat dengan mu."
"Jangan deket-deket deh. Nanti om fitnah aku kaya tadi." keluh Rihana sembari memanyunkan bibirnya beberapa Senti
Bukan Mahendra jika langsung menurut dengan perkataan yang keluar dari mulut Rihana. Baru saja disindir, Mahendra justru memeluk erat tubuh Rihana sembari tersenyum nakal.
"Saya minta maaf Rihana" ucapnya tepat ditelinga Rihana
"Apa kamu senang bisa menikah dengan saya? bukankah waktu kecil kamu meminta saya untuk menikahi kamu. Apa masih ingat baby?" tanpa melepas pelukan pada tubuh Rihana, Mahendra berbicara dengan santainya di dekat telinga Rihana. Membuat sang pemilik berdebar kencang.
"Jangan seperti ini jika ingin bicara serius" keluh Rihana sembari mendorong kepala Mahendra yang berada diantara lehernya. Cukup lama mata mereka bertemu pandang membuat pikiran keduanya berterbangan kemana-mana.
Tak terasa jarak antara keduanya tinggal satu jengkal saja, tatapan mata mereka sudah sangat lekat. Hingga sesaat kemudian 'cup' kecupan hangat dilayangkan pada bibir tebal milik Mahendra. Setelah tersadar barulah Rihana menyesali perbuatannya, bisa-bisanya dia berani mencium lelaki yang sudah memfitnah nya didepan sang ayah.
'mau ditaro dimana muka ku. Mampus pasti dia makin besar kepala setelah ini' batin Rihana, wajahnya sudah merah padam menahan malu.
Rihana sudah membuang muka dari hadapan Mahendra dirinya merasa sangat malu karena tidak bisa menahan godaan dari bibir kissable milik Mahendra. Sementara Mahendra, ia masih menatap Rihana dengan sangat intens tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh langsing milik Rihana.
"Kau memancingku baby" suara Mahendra sudah terdengar berat, membuat sekujur tubuh Rihana meremang
"Maaf, ak-aku tidak sengaja tadi." jawabnya dengan gugup
"Tidak masalah, apa kau masih mengingatku baby?" Mahendra mengangkat dagu milik Rihana agar wajahnya tidak tertunduk, mata mereka kembali bertemu.
"Apa maksud om? bukankah semalam itu pertemuan pertama kita?" tanya Rihana dengan keheranan, pasalnya dia tidak pernah bertemu dengan Mahendra selama dirinya berada dirumah sang ayah.
Bahkan dirinya tidak tau jika sang ayah memiliki teman setampan Mahendra. Jika tau lebih awal mungkin Rihana akan menggodanya terus menerus.
JANGAN DIGANTUNGIN.....
imajinasi diluar nurul....
ada cermin janggih kaya film Star Wars aja