Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Box dari Indriana
Sesampainya Althaf di rumah. Orang-orang bersikap seperti biasa seolah tidak pernah terjadi apapun. Padahal jelas sebelumnya rumah itu tampak sangat menyeramkan saat Tuan dan Nyonya rumah itu ribut hebat.
Althaf yang berusaha untuk menemui ayahnya berharap akan mendapat jawaban atas semua ketidak adilan yang di dapatnya. Nyatanya dia justru orang yang paling sulit untuk di temui saat ini.
Semua orang bersikap seperti biasanya tapi tidak berlaku pada ibu dan anak itu.
Mereka kini bersikap baik pada Althaf yang malang itu. saat mereka bertemu di meja makan Sania dengan cekatan membantu Althaf mengambilkan beberapa lauk untuk anak tiri nya itu.
"Ini sudah cukup untuk ku,
"Bukannya ini makanan kesukaan mu, daging panggang dengan saus kecap yang pekat,
" Ya tapi aku sedang tidak berselera untuk makan.
"Ibu benar-benar meminta maaf Althaf, ibu tidak bermaksud untuk mendorong mu menjauh dari kami.
" Aku tau, jadi berhentilah bersikap anehh padaku, Aku tidak terbiasa dengan ini.
"Hei kau, ibu sudah begitu baik padamu kenapa kau bersikap tidak sopan pada ibuku huhh?.
"Tidak Arjuna, ini semua salah ibu. cepat habiskan makanannya sebelum dingin.
Entah apa yang sudah terjadi di rumah ini semalam. Aku hanya tidak pulang semalam tapi semua orang berubah. Bahan sekarang ada tiga orang yang bertugas mengawasi ku.ucapnya dalam hati merasa keheranan.
Ayah yang biasanya selalu mencariku setelah pulang dari perjalanan bisnis nya. sekarang tidak lagi. Justru tidak ku ketahui sekarang dimana keberadaannya.
Karena merasa muak dengan sikap ayahnya yang selalu menghindar saat Althaf mencoba untuk menghubungi nya via telpon dan ia pun tak kembali ke rumah. keesokan harinya Althaf memutuskan untuk menemuinya di perusahaan.
Sepulang sekolah dia meminta di antar ke Madara corporation. Dimana itu adalah perusahaan yang ayahnya dirikan.
Setibanya Althaf di perusahaan dia bergegas menuju kantor tempat dimana ayahnya menghabiskan waktunya saat bekerja. Begitu pintu di buka terlihatlah ayahnya yang tengah sibuk dengan tumpukan berkas pekerjaannya lengkap dengan jas dan dasi di leher yang menghiasi penampilan nya
"Kau mencariku? "
"Sepertinya banyak sekali keluhanmu padaku jagoan kecil. Kemarilah ayah sangat merindukan mu"
Dia merentangkan tangannya berharap aku akan berlari memeluknya. seperti biasa yang aku lakukan. Tapi saat ini aku benar-benar muak dengannya, dengan segala kebohongannya.
"Berhentilah berpura-pura seolah aku tidak tau apa apa ayah. Ibu sudah menceritakan semuanya" Aku berkata dengan berapi-api menahan rasa kecewa kepadanya. Tapi ayah justru tertawa.
Huahahahaha
"Apa yang wanita itu katakan?
" Apa dia juga mengatakan apa yang aku lakukan padanya semalam saat aku mengetahui kau pergi karena ulah-nya??
"Betapa kesal-nya aku saat pulang dan kau tidak ada di rumah. Cobalah kau perhatian wajahnya yang memar itu?
Althaf memang sempat melihat wajah Sania yg bengkak. tapi dia sama sekali tidak menyangka itu di lakukan oleh ayahnya.
"Apa dia mengatakan aku yang mengurung wanita gila itu padamu, sampai kau pergi tanpa seijin dariku?
" Jadi benar kau yang mengurung orang yang di sebuah oleh ibu. adalah ibu kandungku??
"Kenapa Kau melakukan itu?
" Karena dia akan sangat mengganggu jika tidak di kurang di dalam sana. Aku khawatir penyakit kejiwaannya akan mempengaruhi putra ku ini." Salim hendak mengusap kepala anaknya, tapi Althaf segera menepis
"Kau menjijikkan"
Althaf berteriak pada ayahnya.
"Heii.. harusnya kau bersyukur aku sudah merawatmu dengan baik, padahal kau terlahir dari perempuan hina sepertinya.
" Kau benar-benar manusia sampah. Aku benci kau.
"Lihatlah kucing kecilku sudah mulai membuatku kesal"
Ayah bangkit dari kursinya dan menuju ke arah ku berdiri. Dia menarik kerah bajuku dan mengangkat nya. "Kau ingin tau?. Bukankah ibumu sudah menceritakan semuanya?? "
Aaahhh..
"Sepertinya kau belum mengetahui semuanya anakku,. Haruskah ayah memberi tahu semuanya padamu??
" Apa benar dia ibu kandungku?
Aku ingin mendengar kebenarannya dari mulut ayah sendiri.
"Hemmm
Ayah hanya bergumam
" Tolong beri tahu aku. Apa dia benar-benar ibuku??
"Yahhh...
" Sayangnya itu benar Althaf,. Wanita murahan itu yang melahirkanmu,. Haruskah kita menyebutnya wanita gila karena dia Sudah tidak waras sekarang "
"Hahahaha
Kembali tawa menyebalkan itu keluar dari mulutnya
Mendengar kebenaran dari mulutnya sendiri benar-benar membuatku terpukul,. Meski ini bukan pertama kali aku mendengar nya.
"Kau yang gila, kau tidak waras"
Aku berteriak keras ke arahnya dengan menahan air mata yang sepertinya akan segera turun.
"Kenapa kau lakukan ini padaku?
" Kenapa? Kenapa kau memisahkan kami??..
"Karena dia tidak layak menjadi ibumu.
" Karena dia wanita gila apa kau mengerti?
"Kau yang gila,. Kau benar-benar gila. Kau bahkan tega mengurungnya di sana,.
" Menjijikkan
Saat kakiku akan melangkah keluar dia mengingatkan ku untuk kembali memastikan apa lagi yang belum aku ketahui.
" Tanyakanlah pada ibumu dan kau akan tau semuanya.
Ucapan ayah yg terakhir ku dengar sebelum akhirnya aku pergi.
Aku bergegas keluar dari gedung tinggi itu. Beberapa orang masih terus mengikuti langkahku. Sampai akhirnya aku berhenti di halte dekat gedung ini. Dan menemukan taxi yang tengah parkir menunggu penumpang.
Tanpa menunggu lagi segera ku memasuki mobil tersebut. Beberapa orang mencoba menghalangi ku.Tak berselang lama salah satu dari mereka menerima telpon. Sepertinya ayah memberikan perintah untuk tidak menahan ku.Akhirnya Sore itu aku bisa pergi tanpa pengawasan ayah.
......................
Aku bergegas menuju rumah sakit tempat ibu di rawat,. Perasaanku berkecamuk antara sedih, kesal, dan marah pada keadaan. Aku ingin segera bertemu ibuku, orang yang sudah melahirkan ku ke dunia ini. butuh waktu sekitar dua jam di perjalanan untuk menuju rumah sakit tempat ibu berada.
Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan air mataku. kini air mataku mulai turun membasahi wajah dan beberapa tetesnya mengenai baju sekolahku.
Bagaimana aku bisa tidak seberuntung ini. Lahir entah dari orang seperti apa dan memiliki ayah yang seperti monster tidak berperasaan sedikitpun.
Supir taxi itu hanya sesekali melirik ke arahku yang sedang menangis tanpa berani menanyakan penyebabnya. Mungkin karena aku terlihat sangat menyedihkan saat itu. Dia hanya terus melaju ke alamat yang ku berikan di sebuah kertas kecil.
Taxi pun melaju dengan cepat membawaku ke alamat yang ku berikan padanya
......................
Setelah selesai membayar ongkos taxi aku berlari menuju gedung yang tepat berada di halaman belakang rumah sakit ini.
Dalam setiap langkah kakiku saat menapaki jalan di lorong rumah sakit, aku selalu berdoa semoga saja ibu masih ada di sana. Ya semoga dia masih duduk dan diam saja tanpa bereaksi dengan semua pertanyaann ku seperti saat pertama kali kita bertemu.
Setelah tiba di meja resepsionis rumah sakit itu berada. aku segera mengatakan tujuanku ke sana, bahwa aku datang untuk bertemu dengan Indriana susan,. nama yang di informasikan dari ibuku.
Namun ternyata informasi yang ku dapat dari sana mereka justru memberikan informasi dan mengatakan bahwa ibuku sudah tidak lagi berada di sana. Bagaimana bisa ibuku menghilang hanya dengan satu malam?
"Maaf tapi atas nama nona Indriana susan sudah tidak di sini lagi.
" Anda bohong,. ini tidak masuk akal. baru kemarin aku datang menemuinya. bagaimana bisa seseorang menghilang dari sini dalam satu malam?
"Maaf tuan muda, tapi baru saja semalam keluarga nya datang menjemput"
Jawaban resepsionis itu benar-benar membuatku syok. siapa yang membawa pergi ibuku? Apa orang yang mereka maksud itu ayah?? Aku terus bertanya-tanya
Ya pasti itu perbuatan nya. aku harus segera menemui ayah,ucapku dalam hati
Saat aku akan pergi dari tempat itu. datang seorang perawat memanggil namaku.
"Althaf...
Mendengar namaku di panggil aku urungkan niatku untuk segera pergi,.
" Ya itu namaku, apa kau memanggilku??
"Apa benar kau yang bernama Althaf?
tanyanya memastikan.
" Ya..
"Ini ada beberapa barang yg di tinggalkan nona Indriana mungkin kau ingin menyimpannya.
Dia memberikan ku sebuah box kardus yang ukurannya sebesar box untuk sepatu.
Aku meraih box tersebut
" Terimakasih,. "
"Yaa.. Berhati-hatilah,.
Ucapannya seakan dia mengkhawatirkan ku.
Aku pergi dengan box tersebut. karena merasa penasaran. aku memutuskan, mencari tempat yang nyaman untuk membuka box tersebut.
Aku kembali berjalan menuju pohon beringin yang sempat ku datangi kemarin.
.
.
.
Hii terimakasih sudah mampir membaca tulisan ku🤗
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak