Soya Pinkblack Wijaya, pewaris tunggal Wijaya Company yang berusia 18 tahun, adalah gadis ceria, cantik, dan tomboy. Setelah ibunya meninggal, Soya mengalami kesedihan mendalam dan memilih tinggal bersama dua pengasuhnya, menjauh dari rumah mewah ayahnya. Setelah satu tahun kesedihan, dengan dorongan sahabat-sahabatnya, Soya bangkit dan memulai bisnis sendiri menggunakan warisan ibunya, dengan tujuan membuktikan kemampuannya kepada ayahnya dan menghindari perjodohan. Namun, tanpa sepengetahuannya, ayah dan kerabat ibunya merencanakan perjodohan. Soya menolak, tetapi pria yang dijodohkan dengannya ternyata gigih dan tidak mudah menyerah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nancy Br Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Bel pulang sekolah berdering cukup nyaring membuat seluruh siswa kegirangan. Akhirnya tali yang mengikat leher mereka putus, namun tentu saja akan berganti dengan tali baru esok hari.
"Langsung pulang, Ya?" tanya Jino dan Hana bersamaan, seketika membuat ketiganya tertawa.
"Hari ini aku mau ke kafe, melihat sudah setinggi apa pekerjaanku disana," ujar Soya sambil memasukkan seluruh bukunya.
"Wah, ikut dong" rengek Hana.
"Sudah hampir satu bulan kita nggak nongkrong di sana 'kan?' lanjut Hana.
"Are you, ok?" tanya Jino yang melihat raut wajah Soya yang tampak berbeda seperti biasanya.
"Yes, i'm ok!" tegas Soya langsung merubah mimik mukanya kembali ceria.
Tiga sahabat bagai ulat itu berjalan keluar sambil saling mengejek dan tarik menarik. Bahkan Hana yang paling mungil diantara mereka hampir terjengkang kebelakang jika seseorang di mereka tak sigap menangkap tubuh yang sedikit lagi akan menyentuh tanah.
"Tidak bisakah kalian sedikit berhati-hati, hampir saja tubuh mungil koala ini jatuh." Senyum mengejek Kevin gurat kan di sudut bibirnya.
Jino dan Soya langung terbahak mendengar penuturan Kevin. Kevin yang sedang berjalan bersama dengan sang sahabat yang juga merupakan pria idaman di sekolah Konoha sedikit melebarkan langkahnya saat ia tak sengaja melihat candaan tiga sahabat cecunguk yang ada di hadapannya itu mulai brutal. Dan benar saja, sesuai dugaan. Gadis yang berada di tengah dan paling kecil diantar ketiganya hampir saja jatuh kebelakang.
"Ish, ka Kevin tega banget, ia kali aku disamain sama koala. Nggak sekalian anak kucing." Ketus Hana.
Saat Kevin ingin menimpali perkataan Hana, matanya tak sengaja bersirobok dengan seseorang yang tengah bersandar di sebuah mobil SUV dengan setelan jas lengkap serta tak lupa rambut klimis nya yang masih rapi walau ini cukup siang.
Kevin yang tahu siapa pria itu langsung memandang Soya dengan tatapan tajam penuh isyarat. Soya yang sadar akan ada hal yang tidak beres dan langsung menjatuhkan dagunya.
"Sialan, tuh aki-aki! Ngapain juga kesini sih!" benak Soya.
Sebentar gengs! Ada om nya Kevin tuh, ada apa dia kesini, Vin?" tanya Soya agar teman-teman mereka tak bertanya hal yang macam-macam.
Kevin yang pura-pura tidak tahu langsung memandang ke arah pintu keluar. "Oh ya, itu Om Alex kan? mungkin ada yang penting kali Ya, samperin dulu yuk! kalian tunggu sini saja ya."
Hana, Jino serta teman sekelas Kevin mengangguk patuh walau di hati mereka terdapat keraguan. Soya serta Kevin berjalan bersamaan hingga mereka berdiri tepat di depan Alex.
Bola mata berwarna coklat serta bulu mata lentik alami itu menatap manik mata Alex tanpa canggung. "Apa kata-kata ku di telepon tadi kurang jelas?" ketus Soya.
"Sorry, tapi di kamusku tak ada kata menyerah!" ucap Alex dengan tawa tengilnya.
"Apa perlu mencolok seperti ini?" tanya Kevin.
"Maksudmu?" tanya Alex memandang Kevin yang berdiri disamping Soya.
"Seluruh sekolah tahu jika Soya anak tunggal dan tak memiliki Om kecuali ayah saya, jadi tidak bisakah Anda menahan diri. Tuan Alex yang terhormat. Apa lagi dengan status Anda yang seorang duda." Tegas Kevin.
"Lalu, sikap apa yang harus saya ambil. Jika gadis di samping Anda sulit untuk ditemui. Bagaimana saya bisa mengenal dia jika ia menutup diri."
"Fiks, dua pedofil!" gumam Soya dalam hati.
"Jika bukan karena ayah, mana mau aku susah-susah kesini," benak Alex
Duh makin penasaran nih kelanjutannya.