Jangan lupa likenya😘
Awal cerita tentang ibu rumah tangga yang bernama Rosella, dia mendapati kalau suaminya yang dia cintai bercumbu dikamar hotel bersama sekertaris pribadi nya.
saat Rosella pergi dari tempat itu, dia yang dikejar oleh suaminya, tiba-tiba sebuah mobil menabrak Rosella dan dia meninggal ditempat kejadian.
Tiba-tiba saja dia mendengar suara tawa dan candaan, saat dia membuka mata dan dia melihat kalau dirinya ada di kelas SMA nya yang dulu.
Saat itu dia belum bertemu dengan suaminya Mario, tapi dia untuk pertama kali nya, dirinya bertemu dengan Martin kakak Mario yang menjadi guru magang disekolah Rosella dulu.
Apakah Rosella akan memperbaiki hubungan dirinya dengan Mario?
atau sebaliknya dia malah memilih pria lain dan tidak mau kembali kepada Mario?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi guru les Rosella.
Rosella yang selesai dengan les privat nya dengan Martin, dia pun menemani dirinya sampai dipintu depan rumah Rosella.
"Terima kasih pak!, berkat bapak pelajaran yang sulit sekali pun terasa mudah untuk diriku" Ucap Rosella sambil melempar senyum manis Rosella.
Tiba-tiba saja Martin membelai rambut Rosella, sambil tersenyum kepadanya. Rosella yang terkejut dengan sikap hangat Martin, dia pun mengarahkan pandangannya kepada Martin.
Martin pun yang membelai rambut Rosella, dia juga memandang kearah mata Rosella.
Perasaan mereka berdua bercampur aduk, mereka berdua yang saling menatap merasakan perasaan yang tidak biasa.
"Ada apa dengan kak Martin?, dia dulu tidak bersikap seperti ini pada ku, tapi sekarang aku merasakan perasaan yang tulus pada dirinya sekarang" Pikir Rosella yang heran.
Mereka berdua yang masih saling melemparkan pandangan, dan tangan Martin yang masih menyentuh rambut hitam Rosella.
Tiba-tiba suasana romantis mereka dibubarkan oleh Bimo, yang datang dengan terhuyung-huyung karena dia sedang mabuk.
Dia yang melihat pria asing yang berani menyentuh rambut adiknya, dia pun membentak Martin.
"Lepaskan tanganmu dari rambut adikku, kalau tidak akan ku potong tanganmu itu! " Teriak Bimo yang kesal, sambil menunjuk jari telunjuknya kearah Martin
Mereka berdua yang tersadar dari lamunan mereka, lalu melihat kearah Bimo, yang tidak sanggup untuk berdiri di kedua kakinya.
"Kakak! " Panggil Rosella.
Dia pun berjalan kearah Bimo yang sedang teler karena mabuk.
"Kakak mabuk? " Tanya Rosella yang cemas.
Bimo pun terjatuh dipundak Rosella, dia pun yang sedikit kesulitan menahan tubuh Bimo.
"Dasar kak Bimo, jika kakek tahu bisa runyam! " Pikir Rosella.
"Kakak bangun!, badanmu berat" Ucap Rosella sambil menahan tubuh Bimo.
Tiba-tiba saja Martin memegangi pundak Bimo. "Biar bapak bantu membawa masuk kedalam" Ucap Martin.
Dia lalu memapah tubuh Bimo yang setengah sadar tersebut, dengan Rosella berjalan didepannya untuk menunjukkan jalan ke kamar Bimo.
Dengan perlahan-lahan agar tidak membuat keributan di rumah, Rosella pun menyuruh pelayan yang melihat Bimo mabuk seperti itu untuk tidak memberitahu kepada Mark dan kakeknya.
Dan para pelayan pun menyanggupi permintaan dari Rosella, dan akhirnya mereka berdua berhasil membawa Bimo ke kamarnya.
Setelah itu mereka berdua pun pergi dari kamar Bimo.
"Untung saja ada pak Martin, jika tidak aku akan kerepotan. Terimakasih pak! " Ucap Rosella.
"Jika kamu kesulitan mana mungkin bapak tidak perduli" Ucap Martin.
Mereka berdua pun berjalan bersamaan, menuju pintu depan rumah Rosella.
"Sekarang aku pamit pergi dulu, hari juga sudah malam! " Ucap Martin.
"Iya, dan terimakasih atas bantuan bapak" Ucap Rosella dengan lembut.
Dan dia melihat sepeda motor Martin yang dia senangi, sampai-sampai dia memberi nama mungil.
"Bapak benar-benar suka sama si mungil? " Tanya Rosella.
"Dari mana kamu tahu kalau motor bapak ini si mungil? " Tanya balik Martin yang heran dengan ucapan Rosella.
"Bagaimana aku menjawabnya?, mana mungkin aku bilang kalau aku tahu dari dirinya. Padahal kita baru bertemu belum terlalu akrab untuk memberitahukan nama dari si mungil" Suara hati Rosella.
Rosella yang terdiam memikirkan jawaban untuk pertanyaan dari Martin.
"Rosella, kenapa kamu malah diam?. Tidak jawab pertanyaan bapak" Desak Martin.
Sambil mengaruk kepalanya, Rosella mencoba mencari alasan. "Itu.. dari bentuk nya yang mungil jadi aku tebak namanya saja, jika itu benar namanya berarti aku pintar dong pak! " Ucap Rosella sambil bercanda dan tersenyum.
"Kamu memang pintar sekali bisa menebak motor bapak dari bentuk saja" Ucap Martin sambil tersenyum.
Haha..
Mereka berdua pun tertawa bersama, dan akhirnya Martin pun pergi dari rumah Rosella dengan motor kesayangannya. Rosella pun mengantarkan Martin sambil melambaikan tangan padanya, dan itu membuat hati Martin berbunga-bunga diperlakukan Rosella seperti itu.
Setelah tersebar berita yang kencan dengan Leo, semua teman Rosella menjadi heboh. Dan orang yang menyuruh Leo, menjadi masuk kedalam jebakan yang dibuat oleh Rosella, dia mengirimkan uang kepada Leo untuk biaya operasi ayahnya.
Dan Leo pun mengirimkan pesan riwayat orang yang mengirimkan dia uang, dan setelah melihat pesan tersebut dia bisa membuktikan memang Mario yang mengirimkan pesan tersebut. Lalu Rosella pun memberikan jawaban kepada Leo untuk berpura-pura sesuai dengan perjanjian mereka.
Anna yang melihat Rosella yang terus menerus melihat ponselnya,dia mulai menggoda Rosella.
"Lihat teman kita Rio, dia sudah punya pacar baru dia melupakan temannya! " Canda Anna.
"Aku tidak setuju jika Rosella berpacaran dengan Leo, pria yang hanya anak pegawai bank saja berani mendekati Rosella" Ucap Rio yang kesal.
Karena ucapan Rio, Rosella menjadi kesal karena sikap Rio yang suka merendahkan orang lain.
Dia yang marah lalu menaruh ponselnya dengan keras.
Brukk
Lalu dia berdiri dan berjalan ke bangku Rio, dan dia mengertakan Rio dengan jarak diantara mereka berdua yang cukup dekat.
"Cowok seperti mu itu yang suka merendahkan orang dari hartanya, adalah orang yang aku benci. Memangnya yang mencari kekayaan yang kamu dapat itu dirimu, tidak dia orang tuamu bukan kamu Rio! " Ucap tegas Rosella.
"Dasar bodoh, sifatmu itu akan membawamu kepada kematian" Pikir Rosella yang cemas dengan Rio.
Kenangan Rosella.
Saat usia 20 tahun, Rio orang yang suka merendahkan orang lain. Dia ditusuk oleh anak pembantunya karena telah memendam dendam selama bertahun-tahun pada Rio karena dia selalu menerima penghinaan.
"Aku tidak mau sifatmu yang angkuh itu membawamu kepada kematian teman" Suara hati Rosella.
Rosella yang terus menatap Rio, dan mulai menasehati temannya itu.
"Kita memang kaya, bukan berarti menganggap orang lain sebagai orang hina. Jika tidak ada mereka, maka juga tidak ada keluarga kita yang kaya. Jadi mulai sekarang jaga sikapmu itu Rio, jika kamu masih mau berteman dengan diriku! " Saran Rosella dengan tegas.
Teman-temannya yang mendengar ucapan Rosella tadi, hanya terdiam dan kagum dengan ucapan Rosella. Mereka langsung bertepuk tangan untuk Rosella, tanpa disadari Rosella bahwa dia berkata ada banyak temannya yang mendengarkan ucapannya kepada Rio.
Rosella pun merasa malu disoraki oleh teman sekelasnya, begitu juga Anna yang ikut memberikan pujian kepada Rosella.
"Aku mau kebelakang sebentar! " Seru Rosella yang malu.
Dia pun berlari dengan kencang keluar dari kelasnya, tanpa dia sadari karena terlalu terburu-buru meninggalkan kelasnya.
Ditengah jalan dia tidak sengaja menabrak Martin yang sedang berjalan, dan dia yang menundukkan kepalanya saat berlari, menabrak dada kekar Martin.
Brukk
"Aww!" Seru Rosella yang memegangi dahinya.
Rosella lalu melihat kearah Martin, Martin pun melihat wajah Rosella yang memerah seperti buah tomat.
Mereka berdua pun saling berpandangan di koridor kelas Rosella.
"Maafkan saya pak, saya buru-buru mau ke toilet! " Seru Rosella.
Dia langsung berlari melewati Martin, dan Martin melihat terus kearah Rosella yang berlari terburu-buru.