Hanna Humaira, sosok wanita berparas cantik dengan hati tulus yang menaungi.
Di usianya yang kini menginjak usia 23 tahun, ia harus merelakan kebebasan masa mudanya, menjadi sosok single mother untuk putri semata wayangnya yang kini baru berusia 3 tahun, Maura Adira.
Hari-hari bahagia ia lalui bersama putri menggemaskan itu, hingga akhirnya kehidupan nya kembali terusik, saat sosok dari masa lalu itu kembali hadir dalam pertemuan yang tak terduga.
Apa jadinya jika laki-laki itu mengetahui bahwa kejadian malam panas itu membuahkan sosok gadis kecil dan bersikukuh untuk merebutnya?
Mampukah Hanna mempertahankan sang putri atau malah harus terjebak dalam pernikahan dengan laki-laki itu demi kebahagiaan sang putri tercinta?
Happy Reading
Saranghaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eundak Mau Pishah
°°°~Happy Reading~°°°
" Maafkan daddy girl... Apa daddy pergi terlalu lama? "
" Huum... Lama sheukalli... Molla tunggu-tunggu daddy puyang... Tapi daddy eundak puyang-puyang... Hiks... "
" Bobby shuka kata-katain Molla eundak puna daddy... kata Bobby... daddy peulgi dalli llumah kalleuna eundak shuka shama Molla... Molla jadi sheubbal... Molla eundak shuka... Hwa... "
Tangisnya kian dalam, nafasnya bahkan tersengal, membuktikan bahwa gadis kecil itu benar-benar tertekan akan segala hinaan yang selalu menghujam.
Membuat David akhirnya menguarkan rengkuhan nya, di hempaskan nya bekas isak yang kini berhasil membasahi wajah cantik putri kecilnya.
" Don't cry anymore, my girl. Nanti daddy marahin Bobby untuk kamu, hmmm... "
" Huum... Mallahin shama mommy na juga daddy... Mommy na Bobby shuka dahat shama mommy... Shuka ejek-ejek mommy kalau mommy pellempuan eundak beunnel... Molla eundak shuka, kashian mommy... Mommy shuka nanit waktu Molla pulla-pulla tidull... Hiks... Molla endak mau mommy sheudih... Molla shayang shama mommy... Hiks... "
David kembali merengkuh sang putri yang semakin larut dalam isak tangisnya, tanpa sadar pandangannya kini melirik pada Hanna yang tengah memunggungi nya, punggung wanita itu terlihat bergetar, jelas sekali bahwa perempuan itu tengah terisak dalam keheningan.
" It's oke girl... Nanti daddy marahin mereka... Sekarang daddy sudah di sini, kenapa putri daddy masih menangis, hmmm... "
" Molla eundak nanit... Hiks... Molla kan anak pintall sheupeulti mommy... Hwa... "
Bukannya mereda, tangis gadis kecil itu malah semakin melengking tidak karuan, membuat David akhirnya menerbitkan senyumnya, tingkah putrinya itu benar-benar menggemaskan.
" Katanya tidak menangis, kenapa malah semakin kencang, hmmm... "
" Molla eundak nanit... "
Sentak Maura, membuat David pun kian tergelak.
" Oke oke... Putri daddy tidak menangis, putri daddy kan anak pintar... " Sahut David sembari menepuk halus punggung kecil sang putri yang masih setia merengkuhnya.
" Daddy dangan peulgi-peulgi lagi, Molla mau daddy shama-shama Molla tullush, eundak mau pishah... " Lirih Maura, suaranya terdengar bergetar, bayang-bayang hidup tanpa sang daddy membuat gadis kecil itu benar-benar rapuh dan terkekang.
Tok tok tok...
Belum juga David menimpali, pintu ruangan Maura sudah di ketuk, terlihat sosok laki-laki bertubuh tinggi kini berangsur memasuki ruangan itu dengan setelan jas hitamnya, siapa lagi kalau bukan asisten pribadi David, Erick.
" Permisi tuan, nona... Maaf mengganggu waktunya... "
Terlihat Erick membungkukkan badannya hormat, lalu tak lama, laki-laki itu pun mendekati David dan membisikkan sesuatu, membuat raut wajah David seketika itu berubah serius, tatapannya menajam, tak sehangat saat menatap wajah sang putri tercinta.
" Sekarang masih disana? "
" Iya tuan...
Mendapati gelagat aneh itu, membuat si kecil Maura pun harap-harap cemas, takut akan kembali di tinggalkan, tak lagi mendapatkan kasih sayang, dan kembali di cemooh habis-habisan.
" Daddy mau peulgi lagi? " Sahut Maura penuh khawatir, wajahnya berubah murung, bahkan bola matanya sudah mulai berair, ia tak ingin daddy nya itu pergi meninggalkan dirinya, lagi.
David beralih menatap putri kecilnya, rasa tak tega itu mulai menghinggapi hatinya, mengapa ia tak ingin meninggalkan putri kecilnya itu, mengecewakan nya, ia tak sanggup.
" Tidak girl... Daddy akan menunggumu di sini... Sekarang tidurlah, waktu sudah larut... " David menggiring Maura untuk kembali berbaring, namun gadis kecil itu menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak mentah-mentah tawaran dari sang daddy.
" Molla eundak mahu tidull... Nanti kalau Molla tidull, daddy peulgi lagi sheupeulti keumallin... Molla keujall-keujall daddy... Tapi daddy udah meunghillang, Molla eundak mahu tidull, hiks... " Gadis kecil itu kembali menangis sesenggukan, hidup tanpa sang daddy, benar-benar membuat gadis kecil itu trauma.
" Sshhht...Tenanglah... Daddy akan tetap di sini kalau kamu berhenti menangis... "
Bagai sebuah sihir, si kecil Maura sontak menghentikan tangisannya, bola matanya yang memerah kini menatap lekat-lekat sang daddy penuh harap.
" Janji? "
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Selamat menikmati drama ayah dan anak😅
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕