Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Saat Sekar tengah asik scrol tik tok sebelum tidur,sebuah notifikasi pesan masuk muncul.
82 ...761 : Udah sampe rumah Kar?
Sekar : Iy Ka
82 ...761: Belom tidur?
Sekar : Dikit lagi
82 ...761: Ya udah goodnight ya⚘️
Sekar: Iy
Sekar masih enggan untuk menyimpan nomor Raka tanpa sebuah alasan yang jelas. Setelah itu Sekar langsung mematikan handphonenya dan segera tidur.
...****************...
Keesokan harinya di ruang kelas XII IPA 3 sedang berlangsung kegiatan belajar mata pelajaran Biologi. Ibu guru memulai pelajaran pelajaran dengan mengecek kehadiran siswa-siswi tersebut dan mendapati Zidan yang tidak masuk karena sakit. Ibu Neti yang merupakan guru Biologi itu tidak banyak bertanya setelah melihat surat sakit Zidan dan melanjutkan pembelajaran.
"Aduh" ringis Sekar pelan ketika rambutnya ditarik Raka dari belakang.
"Lo gila?"katanya dengan suara pelan dan melotot ke arah Raka yang tidak merasa bersalah dan justru terus mengulangi tindakannya. Sekar menahan emosinya karena tidak ingin menjadi pusat perhatian dan diomeli ibu Neti karena tidak serius dalam pelajarannya. Bosan karena tidak direspon Sekar, Raka akhirnya menelungkupkan wajahnya di atas meja dengan tangan yang terus memilin rambut panjang Sekar. Raka ini anaknya hoki dan kesayangan.Dia jarang ketahuan jika ketiduran saat di dalam kelas dan kalaupun ketahuan dia tidak akan ditegur secara berlebihan. Maka dari itu saat ini ia sudah berpindah ke alam lain untuk mencari kesenangan versinya. Sekar tidak ingin membangunkannya karena takut Raka akan berulah dan membuat keributan lagi. Teman-teman sekelas mereka juga sudah tahu bagaimana kelakuan Raka yang amat usil yang kalau diladeni maka akan lebih parah.Jadi cara terbaik untuk mengatasinya ialah dibiarkan sampai ia merasa puas.Ketika bel istirahat berbunyi,Raka langsung bangun dan meregangkan kedua tangannya.
"Wuih nyenyak ya Ka kayak rumah sendiri" Sindir Zidan sambil tertawa dan keluar kelas membawa bola basketnya. Sudah pasti ia akan turun lapangan untuk meningkatkan kemampuan nya itu. Sedangkan teman-teman yang lain sudah sibuk bermain kejar-kejaran. Tidak ada yang ke kantin hari itu karena semuanya sedang mager. Sungguh perkumpulan yang sangat kompak.Raka dengan sikap usilnya kini mulai beraksi dan mengganggu semua perempuan satu kelas yang membuat para ibu-ibu itu meneriaki nama Raka. Sekar tidak berminat untuk bergabung karena ia tahu dirinya akan menjadi sasaran empuk. Namun karena sikapnya yang cari aman justru membuat Raka mendekatinya dan menarik kursi disebelah Sekar lalu duduk di samping gadis itu.Sekar tidak kaget karena hal itu sudah biasa Raka lakukan. Sekar hanya melanjutkan belajarnya dan Raka sudah asyik bermain handphone, namun tangan yang satunya menarik tangan Sekar dan menggenggamnya di bawah meja. Sekar tidak menolak karena genggaman itu terasa lembut dan hangat. Raka hanya tersenyum simpul.Teman-teman yang lain tidak keberatan,para cewek khususnya.Karena dengan begitu ,si Raka yang usil akan duduk tenang dalam waktu yang lama dan tidak akan berbuat ulah apapun. Bisa dibilang Sekar adalah pawangnya Raka di kelas XII IPA 3. Kalau di luar mah mereka tidak peduli .
"Nah aman deh,Raka udah sama pawangnya" tutur Lia pelan karena kini ia bisa baca novel dengan tenang.Jangan tanya kemana Davi pergi. Sudah pasti ia duduk tepat di hadapan Lia dan sedang melengkapi tugas Biologinya yang belum sempat dikumpulkan karena belum lengkap.
"Nonton Zidan main yuk, gue denger guru-guru ada pertemuan" teriak Caca dari luar pintu yang membuat seluruh perhatian kelas berpusat kepadanya termasuk Raka dan Sekar.
"Serius lo Ca?" tanya Yaya dengan muka sumringah.
Seperti biasa Aldi dan Adit para biduan sudah pargoy di atas meja saking senangnya.Davi langsung melepas pulpennya begitupun Lia yang menutup novelnya. Rian yang tengah mengerjakan soal Fisika pun langsung menghentikan aktivitasnya demi mendengar guru-guru sedang pertemuan ,itu artinya jam selanjutnya akan mereka habiskan untuk bersenang-senang.
"Serius, gue denger dari pak Budi waktu ke toilet"sahut Caca serius. Semuanya langsung bersorak . Caca dan yang lainnya sudah turun untuk menonton Zidan yang tanding basket dengan adik kelas. Sekar hendak ikut namun tangannya ditahan oleh Raka. Di kelas kini tinggal mereka berdua dan Rian serta Sena yang fokus belajar mempersiapkan diri untuk ujian akhir dan tes masuk universitas ternama. Segalanya memang harus dipersiapkan dari awal bagi mereka yang ambisius. Sekar mengernyit ,kenapa harus ditahan begitu maksudnya.
"Aku mau ngomong sama kamu" kata Raka dengan sangat pelan dan hampir tidak kedengaran karena takut didengar Rian dan Sena.
"Apaan?" balas Sekar dengan suara yang lebih pelan lagi.
"Aku udah putus sama Bella"
"Hah!? Putus?Kok bisa?"
"Ya panjang ceritanya,intinya udah putus semalam"
"Yah kasian dong "
"Nggak juga lagian aku nggak ada rasa sama dia"
"Dih songong mentang-mentang udah putus ngomongnya nggak ada rasa"keduanya terus bisik-bisik dan akhirnya ditegur Rian.
"Lagi gosipin siapa kalian?ngomong aja yang normal kali kayak sama siapa aja" ujar lelaki itu dengan pandangan yang tetap berada pada buku tebal dihadapannya sedangkan Sena tetap cuek dan fokus belajar karena ia memasang earphone di telinganya.
"Hehehe nggak Ian,kita keluar aja deh takut ganggu" ujar Sekar yang merasa tidak enak dan menarik paksa Raka keluar dari kelas. Sekar ingin menarik Raka ke lapangan basket saja menyusul teman-teman yang lainnya .Namun Raka lebih dulu menarik Sekar menuju ruangan band yang kuncinya dipegang oleh Raka. Meskipun rada songong dan usil,Raka ini merupakan anggota band dari sekolah mereka dan itu membuat ia cukup populer di sekolah. Raka mengunci pintu dan duduk di kursi yang disediakan ditempat itu sementara Sekar masih berdiri karena bingung dengan situasi yang terjadi.
"Heh duduk aja kali, aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu" ujar Raka yang mengerti kekhawatiran gadis itu.
"Ya abis ngapain sih Ka disini,pake acara kunci pintu segala lagi" omel Sekar namun tetap mendudukkan pantatnya di kursi sebelah Raka.
"Aku belum selesai ngomong Kar,makanya mau lanjut disini biar nggak ada yang dengar"
"Emang mau ngomong apa sih Ka, serius amat "
"Pacaran yuk" ujar Raka yang spontan membuat Sekar membulatkan kedua bola matanya saking terkejut. Ia bahkan tidak bisa membuka mulutnya untuk mengeluarkan sepatah kata. Sekar menatap dalam mata Raka yang kini juga menatapnya. Namun Sekar tidak bisa menafsirkan arti tatapan Raka yang kelihatan lembut seperti biasanya. Sekar memalingkan wajahnya yang kini mulai memerah karena gugup.