Cinta Berujung Maut

“Hei, tunggu!!”, ucap Bagas yang membuat pria misterius ini berlari ketakutan.

Pria yang melihat sekilas pada Bagas ini pun berlari sekuat tenaganya, ia takut bila Bagas menangkapnya maka akan menjadi hal yang merepotkan, terlebih lagi ia tidak tau apakah Bagas ini teman atau lawan.

Bagas yang takut pria ini mencapai ujung gang yang akan memperlihatkan dunia hiburan dimalam hari Kota J ini pun berusaha melakukan sesuatu.

Namun siapa sangka, tanpa harus melakukan sesuatu pria yang terlihat misterius ini pun tersandung sesuatu yang membuatnya terjatuh.

Bagas yang sudah mendekatinya pun memegang kaki si pria misterius dengan nafas terengah-engah lantaran lelah mengejar sang pria dalam jarak yang cukup jauh itu.

“Hah.. hah.. Akhirnya, huff.. Kau tertangkap juga!”, ucap Bagas yang berhasil mengapai targetnya.

“Sebenarnya, kau ini siapa? Apa yang akan kau lakukan pada tkp? Dan lagi, cairan apa yang kau pegang tadi?”

“Ck, lepaskan aku. Apa pedulimu pada hal itu?”, ucap sang pria misterius yang kedua tangannya di pegang erat oleh Bagas.

“Tentu saja aku peduli, aku ini reporter!”

“Cih, reporter mana yang mengintai tkp malam-malam begini!”, ucap sang pria misterius yang meragukan identitas Bagas.

Pikirnya, mana mungkin seorang reporter akan repot-repot mengintai tkp yang sudah dinyatakan bersih oleh pihak berwajib.

Pastinya Bagas saat ini sedang berbohong padanya dan berusaha mengambil keuntungan darinya yang bergerak mencurigakan di tkp saat ini.

Namun sayangnya, tebakan pria asing itu tidaklah benar lantaran Bagas sendiri berbeda dari reporter umumnya.

Ia hanya tertarik pada kasus-kasus penuh misteri untuk di ungkapkan fakta didalam kasus itu, tak terkecuali kasus dua sejoli ini.

“Hah, tentu saja ada, aku orangnya. Lagi pula kau ini siapa, kenap bergerak begitu mencurigakan di tkp?”

“Aku ini detektif!”

“Kau kira aku akan percaya! Jika kau benar-benar detektif lalu kenapa bergerak mencurigakan begitu? Dan lagi, kenapa harus lari saat ku panggil?”, ucap Bagas yang juga curiga pada pria asing ini.

Pikirnya, apakah benar dia seorang detektif, lalu kenapa harus lari saat di panggil oleh Bagas? Dan lagi, kenapa pula dia membawa cairan yang tampak mencurigakan begitu bahkan tadi ia hampir saja merusak tkp dengan cairan yang hendak dituangkannya.

“Jika tidak percaya, ambil dompetku dikantong sebelah kanan. Lihat identitasku disana!”, ucap sang pria misterius ini pada Bagas.

Tentunya Bagas memeriksa dompet dari orang yang tampak mencurigakan ini, disaat Bagas melihat isi dari dompet tersebut, sang pria misterius memungut tanda pengenal Bagas sebagai seorang reporter.

Betapa terkejutnya kedua orang ini lantaran mereka berdua sudah lama ingin bertemu satu sama lain. Namun, karena beberapa hal yang terjadi mereka pun tidak pernah bisa bertemu.

Seperti takdir yang mengikat, siapa sangka kedua orang ini malah dipertemukan dalam kasus yang mereka anggap ganjil ini.

Dua orang yang paling malas ditemui dan di hindari oleh banyak orang dalam kasus penuh misteri seperti ini malah bertemu dengan cara yang epic pula.

“Jadi kau ‘Anjing Gila’ yang di bicarakan orang-orang?”, tanya Bagas setelah tau siapa orang yang ia kejar.

“Ho, ho, dan kau adalah ‘Rubah Berbisa’ atau ‘Bom Waktu’ yang menghebohkan jagat maya hari ini?”, ucap sang pria misterius yang ternyata adalah veteran dari pihak kepolisisan.

Putra Abagas, lebih akrab disapa putra yang merupakan seorang detektif dengan julukan Anjing Gila lantaran bersikap diluar kedali, di setiap tkpnya.

Julukan yang ia dapatkan bukanlah julukan biasa, lantaran sikapnya yang selalu di luar kendali atasannya ini, selalu menimbulkan kegaduhan di lingkungan kerjanya.

Bukan sekali dua kali pula ia mendapat skorsing dari tempat kerjanya, namun hal itu tidak pernah membuatnya jera.

“Jadi apa yang kau lakukan di tkp, kau tidak berniat untuk merusak tkp kan?”, tanya Bagas pada tindakan yang dilakukan Putra tadi.

“Apakah aku orang yang seperti itu dimatamu?”

“Ya, tidak juga sih. Melihat semua rumor tentang mu selama ini”

“Cih, kau sendir apa yang kau lakukan di tkp?”

“Tentu saja untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut!”

“Ho, ho, kau juga curiga ada hal yang aneh pada kasus ini?”, tanya Putra.

Ia yang tau setiap rumor yang beredar tentang Bagas yang tidak akan pernah melepaskan kasus yang ia curigai, tentu saja mempercayai perkataan Bagas.

Lebih tepatnya, kedua orang ini mirip pola pikir dan tingkah lakunya jika berkenaan dengan kasus yang mereka rasa aneh.

“Dari pada itu, aku lebih penasaran pada cairan yang kau pegang tadi, apa itu?”

 “C₈H₇N₃O₂”, jawab Putra dengan cepat yang membuat Bagas bingung akan hal apa yang tengah ia gumamkan itu.

“C-c apa?, Hah, apa yang kau katakan, bicara yang jelas!”, ucap Bagas yang sama sekali tidak mengerti apa yang dilontarkan oleh Putra.

“Hah, Luminol”, ucap putra dengan datarnya.

“Oh, Luminol. Ck, kenapa harus mengunakan istilah kimianya. Buat bigung saja!”, ucap Bagas yang tau cairan apa luminol itu.

Luminol adalah zat kimia yang biasanya di gunakan oleh ahli forensic untuk mendeteksi jejak darah pada lokasi kejadian perkara (TKP).

“Tapi, apa itu akan berhasil? Bukankah luminol biasanya digunakan dalam ruangan?”, ucap Bagas yang tau cara kerja luminol ini.

Luminol biasanya di gunakan dalam ruangan lantaran lebih efektif, hal ini dikarenakan luminol harus disemprotkan secara merata di suatu area hinga sejumlah oksidator teraktivasi yang membuat luminol memancarkan cahaya biru yang dapat dilihat diruangan yang gelap.

Cahaya luminol hanya berlangsung sekitar 30 detik, namun penyidik dapat medokumentasikan efeknya denga fotografi pajaran-panjang.

“Tentu saja, jika digunakan di area yang sempit ini”, ucap Putra yang tadinya berniat mengunakan luminol di gang sempit yang hanya bisa di lewati para pejalan kaki saja.

“Oh, lalu dimana peralatan yang lainnya?”

“Ada di mobilku”

“Kenapa tidak membawanya?”

“Tadinya aku ingin mengambilnya, tapi kau malah mengagetkan aku”, ucap Putra.

Ia yang awalnya berniat mengambil perlengkapan yang ada di mobil, namun berlari ketakutan lantaran Bagas yang muncul secara tiba-tiba. Terlebih lagi, Bagas pun mengejarnya tanpa ampun begitu, mana mungkin ia tidak lari sekuat tenaganya.

“Lagian, siapa suruh kau lari saat ku panggil. Dan juga, kenapa kau malah bertingkah aneh malam-malam begini?”, tanya Bagas yang merasa heran.

Bukankah jika dia seorang detektif maka, bisa saja melakukan hal semacam ini untuk di jadikan jejak bukti?

Namun tanpa sepengetahuan bagas orang yang bersamanya ini sedang dalam masa skorsing lantaran melanggar prosedur pada tugas yang ia tangani beberapa hari yang lalu.

Di tambah lagi, saat ini mereka berdua tidak memiliki surat izin untuk melakukan sesuatu di tkp apa lagi terlibat pada kasus yang belum jelas apakah benar mengalami kecelakaan tunggal atau ada misteri lain di baliknya.

“Apa kau tidak mendengar rumor tentangku belakangan ini?”

“Ah, skorsing lagi!”, tebak bagas.

Apa lagi yang bisa terjadi pada putra jika bukan skorsing lantaran sikap mengabaikan peraturan yang selalu di langgar oleh Putra.

“Tapi kenapa kau terpikir untuk melakukan olah tkp di gang sempit ini? Bukankah motor tidak bisa melewati jalan ini?”, ucap Bagas yang melihat betapa sempitnya jalan itu.