NovelToon NovelToon
Tumbal Jenazah

Tumbal Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Hantu / Tumbal
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Gita, putri satu-satunya dari Yuda dan Asih. Hidup enak dan serba ada, ia ingat waktu kecil pernah hidup susah. Entah rezeki dari Tuhan yang luar biasa atau memang pekerjaan Bapaknya yang tidak tidak baik seperti rumor yang dia dengar.

Tiba-tiba Bapak meninggal bahkan kondisinya cukup mengenaskan, banyak gangguan yang dia rasakan setelah itu. Nyawa Ibu dan dirinya pun terancam. Entah perjanjian dan pesugihan apa yang dilakukan oleh Yuda. Dibantu dengan Iqbal dan Dirga, Dita berusaha mengungkap misteri kekayaan keluarganya dan berjuang untuk lepas dari jerat … pesugihan.

======
Khusus pembaca kisah horror. Baca sampai tamat ya dan jangan menumpuk bab
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 ~ Tumbal Berikutnya

Asih terkejut saat melihat tumpukan uang dalam kantong plastik. Meski ada perasaan senang, tapi juga khawatir. Dari mana Yuda mendapatkan uang sebanyak itu.

“Mas, ini dari mana?”

“Sudahlah, yang penting aku tidak berbuat jahat sama orang hidup. Setelah ini hidup kita akan berubah.”

“Tapi dari mana, mas? Apa ada hubungannya dengan ruangan itu,” ujar Asih sambil menatap ke arah ruangan yang masih digembok dan hanya Yuda yang memiliki kuncinya. “Jangan bilang kamu piara bab! atau tuyul.”

Yuda berdecak pelan. “Aku berguru dan melakukan ritual, ini hasilnya.”

“Ya ampun, mas. Harusnya kita kerja bukan begini.”

“Halah, Asih. Nikmati saja, toh ini juga hasil kerjaku. Aku cari jenazah untuk tumbal dan ritual semalaman,” ungkap Yuda setengah berbisik agar tidak didengar oleh Gita. Padahal kalaupun Gita mendengar, belum tentu paham.

“Tumbal? Kamu lakukan pesugihan?”

Yuda tidak menjawab, malah membakar rokok tembakau yang ia racik sendiri. Menghis4p dalam-dalam lalu terbatuk.

“Set4n, nggak enak banget,” umpatnya. “Baiknya kamu ke pasar, ajak Gita. Belanja kebutuhan dapur, pakaian, mainan dan jangan lupa belikan aku rokok yang mahal bukan pahit kayak gini.” Yuda mengeluarkan dua gepok uang pecahan seratus ribu lalu membawa sisanya ke kamar.

“Mas Yuda ….”

Yuda mengabaikan dan berlalu menuju kamarnya.

***

Selama tujuh malam berturut-turut, Yuda melakukan ritual dan menghasilkan banyak uang dari tumbal yang sudah ia persembahkan. Kehidupan keluarga itu mendadak berubah, makanan enak, pakaian bagus dan perhiasan pun bukan lagi barang mewah.

Tetangga heran dengan perubahan dari keluarga Yuda. Dengan alasan menjual warisan keluarganya, cukup membungkam omongan orang. Motor dan sepeda untuk Gita sudah terparkir di halaman rumah. Rentenir yang sempat datang dan mengancam akan menjadikan Asih sebagai pembayaran hutang, dibuat diam karena Yuda sudah melunasi hutang berikut dengan bunganya.

MEski hidupnya sudah berubah karena mendapatkan banyak uang, tapi Asih merasakan ketakutan. Tiap malam ada saja gangguan. Ketukan pintu dan jendela, suara dari ruangan yang terkunci dan penampakan poc0ng ia saksikan lagi. Yuda hanya menenangkan kalau itu efek dari pesugihan yang mereka lakukan.

“Tapi aku takut, mas.”

“Kamu lebih takut melihat setan apa tidak bisa makan? Nggak akan mati kalau Cuma lihat doang,” ujar Yuda sambil berjalan ke pekarangan belakang membaca pacul.

“Mas, kita cari orang untuk di rumah. Aku takut kalau Mas Yuda lagi pergi, hanya berdua dengan Gita.”

“Iya nanti, aku juga mau buka toko kelontong lagi. Biar orang nggak curiga karena kita kaya mendadak. Oh iya, kapan kamu temui kakak-kakakmu itu?”

“Belum tahu.”

“Kalau kesana, pakai perhiasan dan baju baru. Jangan lupa bagi-bagi uang biar keluarga kamu tidak menghina kita lagi."

Asih diam, ia heran dengan Yuda yang mulai mencangkul menggali tanah.

“Mas ngapain sih?”

“Gali kubur,” sahut Yuda.

“Hah, kubur untuk siapa?”

Yuda menghentikan kegiatannya. Ia menjelaskan kalau jenazah yang ada dalam ruangan harus kembali di kubur setelah tujuh hari dan kuburnya harus dirawat dengan baik.

“Jadi, kita nggak dapat uang lagi? Kalau yang ada habis, gimana Mas?” Asih bertanya seakan uangnya tinggal sedikit, padahal masih banyak dan mungkin kalau disusun lebih dari satu koper.

“Tenang saja Asih, kita bisa panen uang setiap enam bulan.”

Asih manggut-manggut, sebelumnya ia khawatir dari mana datangnya uang yang begitu banyak. Sekarang mendadak serakah dan kekhawatirannya berbeda, bukan lagi asal dari uang yang mereka dapatkan melainkan takut kalau uang-uang itu habis atau tidak  bertambah. Meski baru seminggu merasakan kehidupannya berbeda, seakan ia lupa saat masih susah.

Menjelang tengah malam, Yuda meminta Asih membantunya menguburkan jenazah. Awalnya Asih menolak, tapi paksaan dan hasil dari pesugihan yang dilakukan suaminya bisa mengubah hidup dengan sekejap akhirnya luluh juga.

“Mas, bau,” ungkap Asih sambil membopong jenazah bersama Yuda. Dia memilih bagian bawah badan dibanding bagian atas dan harus berhadapan dengan wajah jenazah itu. “Mana berat,” keluhnya lagi.

“Sudah, jangan berisik.”

Yuda sudah berada di dalam galian tanah yang dia buat. Menerima jenazah yang didorong oleh Asih, lalu dikebumikan dengan asal. Toh raga yang sudah mulai membusuk itu adalah tumbal, jadi tidak perlu menguburkan lagi selayaknya jenazah yang baru dikebumikan.

Asih berjongkok di tepi kuburan yang sambil melongok ke dalam, menyaksikan suaminya mulai menutupi jenazah dengan tanah. Tiba-tiba terasa hembusan angin di belakangnya, refleks ia mengusap tengkuk.

Srek srek

Terdengar suara melangkah dari belakang. Tidak berani menoleh, apalagi ia merasakan merinding. “Mas, cepat!”

”Iya, kamu bantu dong.”

Asih gegas ikut menaburkan tanah dengan kedua tangannya, agar cepat terkubur dan memberanikan diri menoleh ke belakang. Hampir ia terjungkal dari posisinya berjongkok ketika melihat sosok berdiri tidak jauh dari pintu belakang rumah.

“Mas.”

Tidak bisa bergerak cepat, tubuhnya terasa berat untuk membantu Yuda menguburkan tumbalnya.

“Ribut suruh cepat, tapi nggak mau bantu,” keluh Yuda saat sudah selesai. “Ayo, masuk. Ini lanjut besok saja.”

“Mas, a-aku lihat ….” Asih tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

“Ck, abaikan saja. Lagipula kita dapat uang dari yang begituan, masa masih takut.”

***

Enam bulan berlalu, kehidupan Yuda dan keluarga kecilnya berubah drastis. Rumahnya sudah diperbaiki meski belum renovasi total. Toko kelontong sudah dibuka kembali, hanya untuk pengalih perhatian tetangga. Tidak ingin ada isu tidak enak didengar karena mereka mendadak kaya padahal tidak punya pekerjaan atau usaha.

Keluarga Asih yang dulu menghina sekarang memuja, Yuda pun semakin bertingkah dan sombong pada ipar-iparnya.

“Tolonglah Yud, Mas mu butuh modal.”

“Ck, dulu aku tidak ada yang kasih modal. Kalian malah menghinaku,” ujar Yuda.

“Maaf Yud, tapi aku serius.”

“Aku juga serius, Mbak,” sahut Yuda lagi.

“Mas,” tegur Asih, tidak ingin Yuda terus mengungkit masa lalu mereka. “Mbak pulang aja, nanti aku dan Mas Yuda bicarakan lagi.”

“Tapi aku serius, tolong bantu kami,” pinta kakak ipar Yuda.

Asih mengantar kakaknya ke depan, sambil mendengarkan rengekan agar dibantu untuk modal usaha. Bukan kali ini saja, keluarganya datang minta bantuan -- sudah sering.

“Mas, kita kasih aja deh. Kasihan mereka.”

“Mereka nggak kasihan waktu kita susah, malah menghina,” ungkap Yuda masih keberatan dengan permintaan istrinya. “Sudahlah, gampang itu. Ada hal lain yang perlu kita lakukan.”

“Lakukan apa?”

“Sudah enam bulan, sudah waktunya kita harus cari tumbal baru,” ucap Yuda. “Tumbal jenazah.”

 

 

1
estycatwoman
very nice 👍💯😊
Wisell Rahayu
baru mampir thoor masih menyimak😀
Hariyanti Katu
Aamiin🤲🤲
Hariyanti Katu
mantaf
Vita Liana
baru baca
Misna Class
lebih baik kalau ada yg ketok2 pintu di biarin aja.. lagian udah sering gitu ngapain juga masih di bukain pintu.. thor2 buat cerita kok aneh banget
Rina Indriani
lanjut kk ceritamu kereen
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny mantan spiderman ya keluar dr plafon..
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️: makany itu mgkn tuh pocong masih merasa doi spidey jdi dia lewat plafon.. 🤣🤣🤣
dtyas (ig : dtyas_dtyas): belum pernah ya, ada kisah nyata pocong jatuh dr plafon 😁😀
total 2 replies
Rina Indriani
wih... asih
Esih Esih
Luar biasa
Zuhril Witanto
aamiin
Aditya HP/bunda lia
wiiih ... tamat ditunggu yang baru
Heri Wibowo
ada cerita baru lagi Thor
ayularasati91
baru bisa baca setelah sibuk di dunia nyata, ternyata udah mau tamat aja 😭 lanjutt kak thor
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
the myth nya hobi turing ya kesana sini..
Kustri
mending tanah diwakafin di bangun masjid ato musholla, spy tdk wingit & pocong dkk takut, Git
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny di toilet mau p1p1s minta dibukain tuh ikatannya..
Zuhril Witanto
arka sekarang ada dimana ...kirain tinggal ma yura
Zuhril Witanto
kamu maunya kapan git
Zuhril Witanto
apa Gita bakalan terseret kasus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!