Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berencana Mencelakakan Fang Yuan
Fang Linpeng memandang putranya sejenak, lalu dengan perlahan tangannya mulai mengambil makanan di atas meja dan mengunyahnya dengan perasaan datar. Ia sebelumnya tidak berpikir jika putranya tersebut mengalami kemajuan yang sekiranya berada di luar batasnya.
"Sudah di tingkat apa ranahmu?" tanyanya pada Fang Yuan.
Fang Linpeng tidak dapat merasakan aura kekuatan putranya sendiri, seolah ada tebing tinggi yang memisahkan jarak pandang diantara keduanya.
Di depan ayahnya sendiri, Fang Yuan tidak bisa menolak pertanyaan yang berhubungan dengan rahasianya.
"Petarung Kaisar Tingkat Menengah" jawab Fang Yuan sembari melepaskan auranya.
"Hah...!!"
Baik ayah maupun ibunya tampak tercengang, keduanya saling tatap sejenak seolah tidak mempercayai pendengaran masing-masing.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada putra kita? Sepertinya Tetua Li Chung menyembunyikan sesuatu dari kita, jika tidak mustahil bagi dirinya untuk memberikan token murid" ucap Xie Xian mencoba menebak sesuatu.
"Ya, sepertinya itu benar. Tetua Li Chung jelas memiliki rencana untuk mendukung putra kita secara diam-diam" kata Fang Linpeng dengan serius.
"Jika seperti ini adanya maka kamu harus melupakan turnamen Kota Shaanxi" lanjut Fang Linpeng dengan serius.
"Bagaimana bisa?" tanya Fang Yuan dengan ekspresi keterkejutan.
"Ayah memang tidak sehebat dirimu, tapi tidak bodoh dengan kondisi yang saat ini terjadi. Anggap kejadian sebelumnya sebagai pelajaran, jika tidak maka akan mengalami kehancuran untuk yang kedua kalinya" jawab Fang Linpeng dengan tatapan dalam.
"Aku ingin melakukan hal yang berguna sebelum aku bergabung dengan Sekte Gunung Pedang" Fang Yuan berkata dan meyakinkan kedua orangtuanya.
"Hal apa lagi dan kepada siapa kamu ingin menunjukkan menjadi yang terbaik? Bukankah kami dan juga kekasihmu sudah mengetahui tentang bakat dan keterampilan yang kamu miliki?" ucap Fang Linpeng dengan pertanyaan yang menekan.
"Itu..." ucap Fang Yuan dengan sedikit ragu.
"Sebelumnya kamu juga berkata seperti ini, berusaha meyakinkan kami untuk mengikuti pertandingan pengakuan bakat Klan Fang. Tapi apa yang terjadi? Hati dan nurani kami seperti dipermainkan saat melihatmu terluka parah, selalu saja ada pihak dimana tidak akan senang dengan kemajuan yang kita capai" ucap Fang Linpeng lagi dengan memotong perkataan putranya.
Fang Yuan terdiam, memperhatikan rona wajah kedua orangtuanya yang diliputi dengan kecemasan. Ia bukanlah Fang Yuan yang sebelumnya, tetapi membantah ucapan dari orangtuanya juga bukan sifat keras kepala yang ia miliki.
Fang Yuan meneguk teh herbal yang berada di depannya, lalu menggenggam cangkirnya untuk beberapa saat. Pandangannya kosong dan berusaha memikirkan alasan dan tujuan ia dikirim ke alam dewa oleh gurunya, ia jelas tidak ingin menyia-nyiakan nyawa gurunya begitu saja.
Fang Yuan menyadari jika pendapat ayahnya tersebut merupakan cara untuk melindungi dirinya juga, meski ia sudah memiliki kepercayaan diri namun ia juga belum mengenal karakter keluarga besar lainnya yang mengikuti turnamen Kota Shaanxi.
"Baiklah ayah, aku akan menurutimu" ucap Fang Yuan sambil menghela napas pelan.
"Begitu baru benar" ucap Xie Xian yang sedari tadi menahan perkataannya.
"Tetapi hari ini aku ingin tetap ke kaki Gunung Pedang untuk berburu dan mengumpulkan tanaman obat" ucap Fang Yuan kemudian.
"Itu tidak masalah selama kamu berhati-hati, dengan kekuatanmu kini setidaknya kamu bisa menjaga diri lebih baik" ucap Fang Linpeng membolehkan.
"Terimakasih ayah, aku akan menjaga diri dengan batasan yang aku miliki. Setelahnya aku akan menuju Gunung Pedang untuk menemui Tetua Li Chung" ujar Fang Yuan.
"Baguslah jika begitu.. Sebenarnya ayah menduga jika nasibmu tidak berbeda jauh dengan Xiao Mei, kalian memiliki hari lahir dan waktu yang hampir berbarengan. Menurut kepercayaan kuno, jika Xiao Mei saja memiliki kelebihan maka aku mulai meyakini jika kamu pun demikian. Setidaknya berada di bawah Tetua Li Chung sama halnya seperti Xiao Mei yang kini berada di Sekte Teratai Jingga" ucap Fang Linpeng memberi pandangan dengan nada serius.
Fang Yuan tertegun, apa yang dikatakan oleh ayahnya memang sebuah fakta yang menarik. Jika itu Fang Yuan junior sebelumnya maka tidak akan tahu apa yang terjadi berikutnya. Tetapi melalui sebuah ikatan takdir yang unik, Fang Yuan junior yang sudah kehilangan nyawa mendapatkan kesempatan hidup kembali dengan kekuatan besar yang merupakan bagian dari Klan Fang sendiri.
"Ayah, ibu tolong maafkan Yuan'er jika di waktu-waktu sebelumnya tidak mendengarkan nasihat dengan baik" ucap Fang Yuan dengan tulus.
"Sudahlah, sekarang sebaiknya kamu cepat berangkat agar nanti tidak mengecewakan Nona Xiao Yan Li" ucap Fang Linpeng dengan hangat kepada putranya.
"Ya ayah, aku mengerti" kata Fang Yuan mengangguk pelan.
Setelah perbincangan hangat yang cukup serius itu, Fang Yuan pun mengakhiri waktu sarapannya untuk bergegas pergi ke arah Selatan dari tempat kediamannya. Ia membawa pedang yang sebelumnya ia beli dan juga menggantung tas penyimpanannya di pinggang, kali ini ia berharap memanen lebih banyak kristal jiwa sebagai bekal yang ia tinggalkan untuk kedua orangtuanya.
Sementara itu, kabar tentang kedekatan Fang Yuan dengan putri Patriark Klan Xiao sudah tersebar luas di kalangan keluarga Klan Fang. Bahkan tidak itu saja, nama Fang Yuan yang dikabarkan akan ikut dalam kompetisi bakat muda Kota Shaanxi pun mulai terdengar. Pagi-pagi sekali berita tersebut datang dari kalangan keluarga Xiao, mereka yang mengetahui rencana Xiao Yan Li mendaftarkan nama Fang Yuan pun segera berbicara satu dengan yang lainnya.
"Saudara Dianzuo, apakah menurutmu Fang Yuan memiliki keberuntungan?" tanya seorang pemuda.
"Sepertinya demikian, nasibnya memang selalu mujur. Bahkan setelah dicampakkan oleh tunangannya ia tetap bisa berhubungan dengan Klan Xiao melalui Nona besar mereka" jawab Fang Dianzuo dengan nada kesal.
"Apakah di kesempatan turnamen Kota Shaanxi kamu akan kembali memberinya pelajaran?" tanya seorang pemuda lainnya dari Klan Fang.
"Tidak bisa, hal itu sulit dilakukan karena Klan Xiao akan campur tangan. Jika begitu Patriark keluarga Fang juga tidak akan tinggal diam dan akan menghukumku dengan berat" Fang Dianzuo berkata sambil menahan kekesalannya.
"Bagaimana jika dilakukan di hutan pegunungan Gunung Pedang?" ucap seorang pemuda lainnya yang baru saja tiba.
"Apa maksudmu?" tanya Fang Dianzuo sambil mengerutkan alisnya dalam-dalam.
"Aku baru saja melihat jika Fang Yuan pergi ke arah selatan membawa beberapa perlengkapan, sepertinya ia akan pergi ke pegunungan untuk berburu seorang diri" jawab pemuda tersebut dengan senyum liciknya.
"Rupanya kesempatan selalu saja datang, mari kita berikan dia pelajaran tanpa ada yang tahu" ajak Fang Dianzuo dengan tatapan berbinar.
"Ya, kami setuju.." jawab ketiga pemuda Klan Fang serempak.
Berikutnya mereka segera pergi meninggalkan Klan Fang, Fang Dianzuo dan ketiga saudara satu Klannya tersebut berjalan cukup cepat untuk mengejar Fang Yuan yang sudah berangkat ke hutan pegunungan Gunung Pedang.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat