NovelToon NovelToon
ZIELL

ZIELL

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Persahabatan / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meka Gethrieen

"Ketika cinta dan kesetiaan diuji oleh kebenaran dan darah, hanya hati yang tahu siapa yang benar-benar layak dicintai." - Kenzie William Franklyn.

•••

Vanellye Arch Equeenza, atau Ellyenza. Perempuan nakal dengan masa lalu kelam, hidup dalam keluarga Parvyez yang penuh konflik. Tanpa mengetahui dirinya bukan anak kandung, Ellyenza dijodohkan dengan Kenzie, ketua OSIS yang juga memimpin geng "The Sovereign Four." Saat rahasia masa lalunya terungkap—bahwa ia sebenarnya anak dari Sweetly, sahabat yang dikhianati ibunya, Stella—Ellyenza harus menghadapi kenyataan pahit tentang jati dirinya. Cinta, dendam, dan pengkhianatan beradu, saat Ellyenza berjuang memilih antara masa lalu yang penuh luka dan masa depan yang tidak pasti.

Akan seperti apakah cerita ini berakhir? mari nantikan terus kelanjutan untuk kisah Kenzie dan Ellyenza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meka Gethrieen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ZIELL -

"Aku menyukainya, tapi bukan berarti harus memilikinya."

- Caramel Zevta Parvyez -

•••

Ceklek!

Setelah pintu kembali tertutup, Kenzie cukup terkejut ketika melihat bahwa Ellyenza sedang tidak ada diranjang tempat tidurnya.

Mengarahkan pandangan, ia menemukan perempuan itu sedang berdiri menikmati angin sore di balkon kamar tidurnya.

Kenzie meletakkan makanan yang dibawa olehnya ke atas nakas samping tempat tidur.

Berjalan menghampiri Ellyenza, dan memeluk tubuh ramping itu dari belakang. Menempatkan kepalanya pada pundak perempuan tersebut.

"Udah sore, kenapa masih berdiri disini, hm? Nanti masuk angin.." ujarnya rendah dengan nada suara yang terdengar serak.

"Mau liat senja, langitnya indah." Sahutnya pelan sambil memejamkan ke dua matanya, menikmati semilir angin yang menyentuh ke dalam kulitnya.

"Kenapa suka senja?" Tanyanya seraya menghirup dalam aroma perempuan itu.

Aromanya kuat dan menenangkan.

"Indah." Satu kata jawaban yang Ellyenza lontarkan.

Kenzie tersenyum tipis, padangannya mengarah lurus ke depan, mengangguk setuju pada jawaban Ellyenza.

"Ya, kamu benar. Senja memang indah.." berhenti sejenak dan melirik Ellyenza sekilas, ia melanjutkan, " ... Tapi saya gak suka senja."

Ellyenza melepaskan pelukannya, berbalik ke arah Kenzie dan melingkarkan ke dua lengannya itu pada leher laki-laki tersebut.

"Kenapa?"

Cup!

Kenzie mencium kening itu sebelum mengatakan, "Karena dibalik keindahannya itu, sangat mengerikan."

Ellyenza menangkap sesuatu dari kata terakhir yang Kenzie katakan. Ia memiringkan kepalanya dan berkata, "Siapa?" Tanyanya dengan sebelah alis yang terangkat.

Kenzie menghela nafas sejenak, sebelum menjawab, "Biar itu jadi rahasia. Saya gak bisa kasih tau kamu tentang rencana semesta."

"Kalau gitu, jaga gue. Apa pun yang terjadi lo harus selalu percaya sama gue, Ken." Balas Ellyenza seraya memeluk tubuh Kenzie.

"Hm, apa pun." Ucapnya menekankan dan mengelus lembut rambut panjang yang terurai itu.

"Janji?" Pinta Ellyenza sedikit mendongakkan kepalanya dan mengacungkan jari kelingkingnya.

Kenzie menyambut jari kelingking itu dengan jarinya. Ia tersenyum manis dan menatap penuh puja pada perempuan tersebut.

Mendekap kembali tubuh ramping itu dan menghirup aromanya sekali lagi.

"Janji."

•••

Alunan musik terdengar dari setiap tuts-tuts piano yang ditekankan dan mengisi ruangan itu dengan bunyi melodi yang mengalun indah.

Tidak hanya suara yang dihasilkan dari musik piano tersebut saja, tapi juga orang yang memainkannya.

Seseorang yang memainkannya itu penuh dengan perasaan mendalam. Merasakan berbagai perasaan kesal, marah dan kecewa pada dirinya sendiri.

Sehingga musik yang dihasilkan dari melodi pianonya itu terdengar melow dan menyedihkan.

Hanyut dalam perasaannya, ia tidak menyadari akan ketukan pintu pada ruangannya tersebut.

Seseorang datang menghampirinya, menyaksikannya yang terlihat menyedihkan dan menepuk pundak itu pelan.

Menyadarkannya dari lamunan.

"Areszhar? Lu-"

Jeffry terkejut ketika melihat laki-laki yang lebih muda darinya itu tiba-tiba berada didekatnya.

"S-sorry bang, tadi gua udah ngetuk pintu kamar lu berkali-kali. Tapi gak ada jawabannya dan gua dengar bunyi suara piano juga. Jadi gua kira terjadi sesuatu, makanya gua main masuk aja. Hehe.. sorry bang." Cengir Ares kikuk, menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Oh, iya." Balas Jeffry dingin.

Sejujurnya, meskipun Ares dan Jeffry bersaudaraan, akan tetapi ia sangat jarang berhubungan maupun berkomunikasi dengan sepupunya itu.

Diantara sepupu-sepupunya juga, Ares lebih suka berinteraksi dengan Kenzie dibanding dengan Jeffry meskipun ke duanya juga saling mengenal dengan baik tanpa ada masalah.

Saat ia bersama Kenzie, lelaki itu terlihat ramah namun sangat misterius didalamnya. Tapi ketika ia bersama Jeffry, pemuda itu terasa dingin tak tersentuh padahal sangat menyedihkan.

Bagaimana tidak?

Diusianya yang masih sangat muda, yaitu ketika masih berumur sekitar dua belas tahun, pemuda itu dipaksa harus bisa menguasai tentang bisnis gelap keluarganya.

Sebenarnya bukan hanya pemuda itu, tetapi juga dia. Dirinya dan Jeffry merupakan pewaris kotor dari bisnis gelap keluarganya tersebut.

Bisnis gelap yang keluarga mereka jalani sangat berhasil dan meluas, sampai harus dibagi dua. Memiliki berbagai cabang dibanyak negara.

Tentunya tanpa ketahuan! Jika ketahuan bukankah akan sangat merepotkan baginya untuk mengurusi semua itu?!

"Res? Ares?!" Panggil Jeffry.

Kini giliran Jeffry yang menyadarkannya dari lamunan.

"Hm? O-oh.. sorry bang, kenapa?" Tanya Ares bingung.

"Lu kenapa dateng kesini?" Tanya Jeffry penasaran.

"Oh iya!" Ares menepuk jidatnya lupa dan merutuki dirinya sendiri.

"....."

"Sorry bang-"

"Jangan minta maaf terus, to the point aja." Potong Jeffry cepat.

Ares berdecak kesal, sepupunya ini sangat tidak sabaran.

"Jadi gini bang. Gua selama ini menyelidiki tentang keberadaan princess terus, kan?" Tanya Ares yang diangguki kepala oleh Jeffry sebagai jawaban.

Bisa Ares lihat, ada sedikit raut perubahan pada ekspresi wajahnya dan tatapan datar pada matanya itu yang biasanya terlihat dingin serta cuek.

"Hm, lanjut." Ucapnya tak sabar jika menyangkut soal 'princess' keluarganya.

"Gua nemuin sedikit petunjuk tentang dia, bang." Pernyataan Ares yang membuat ke dua bola mata Jeffry sedikit melebar.

"Apa.. apa petunjuknya?!" Antusias Jeffry, ada sedikit binar kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahnya.

Bagaimana tidak?! Adiknya, princessnya, yang selama ini telah menghilang selama bertahun-tahun bahkan sebelum ia bisa melihatnya pun, kini akhirnya ada secercah harapan dalam petunjuk keberadaannya.

Ya tuhan! Ini kah jawabannya?

"Waktu gua dateng bawa beberapa pengawal ke keluarga Parvyez sama mas Kenzie, gua lihat.. gua lihat," ia terdiam sejenak, "Seseorang yang mirip banget sama tante Cryestall." Lanjut Ares dengan nada suara yang memelan diakhir dua kata.

Tenggorokannya mendadak tercekat. Ares tidak tahu apakah ini kebenaran atau tidak dalam petunjuk yang didapatkan olehnya.

Namun, hal ini harus tetap ia beri tahukan pada pemuda tersebut.

Soal benar atau tidaknya, itu urusan belakangan.

"Si-siapa namanya..?" Tanya Jeffry terkesiap.

Seluruh tubuhnya mendadak tegang dan panas dingin.

Nalurinya langsung tertuju pada seseorang. Bayangan tentang wajahnya yang seketika tertampak jelas dalam benaknya.

Tidak! Jangan..

Jeffry tidak mengharapkan seperti itu. Tapi jika faktanya benar, ia akan semakin membenci dirinya.

Karena jika memang benar, sementara ia sudah mengenalnya, bukankah dirinya sangat bodoh?!

Bagaimana ia akan menghadapi ke dua orang tuanya tersebut ketika diakhirat nanti?!

"El.."

Deg..

"El.. El.. hm, siapa ya namanya?" Ares terus berusaha mengingat nama panggilan perempuan tersebut.

Tapi namanya terlalu susah untuk dia ingat. Sementara itu, jantung Jeffry terus berpacu dengan cepat. Keringat dingin mengucur dari ke dua pelipisnya.

"Ck! Ell siapa sih namanya?! Gua lupa!" Gerutunya kesal entah pada siapa.

"Ell.." Ares masih terus berusaha untuk mengingatnya, padahal tanpa dikatakan dengan jelas, Jeffry sudah mengerti dan mengetahui siapa orang yang dimaksud oleh laki-laki tersebut.

"Bang, sorry.. gua-"

"Ell-yenza..?" Potong Jeffry dengan satu kata yang membuat Ares tersentak kaget.

Bang Jeffry mengenalnya?!

"I-iya, itu. Dia.." buru-buru Ares menyahutinya.

Fikiran ke duanya mendadak kacau dengan pemikiran yang berlawanan.

"Gimana, udah ketemu?"

Perkataan Kenzie saat itu tiba-tiba saja muncul dalam fikirannya.

Jeffry menyadari sesuatu.

Jadi.. perkataan Kenzie waktu itu bukan untuk mengalihkan pembicaraan?

Tapi benar-benar bertanya dan untuk menyadari dirinya?!

Bodoh!

"Kenzie." gumamnya pelan yang masih dapat terdengar.

Ke dua telapak tangan Jeffry mengepal keras, tatapannya lurus ke arah depan.

"....?"

"Suruh Kenzie ke sini sekarang juga!" Perintahnya menekankan disetiap kata.

"I-iya bang.." patuh Ares tanpa banyak basa-basi. Ia sedikit ngeri dengan melihat ekspresi Jeffry sekarang. jadi dengan gugup dirinya hanya mematuhi saja.

Kali ini, apa yang bakalan terjadi selanjutnya?

1
Kyra Queensha
bagus banget
Meka Gethrieen: Halo kak! Terima kasih banyak udah baca dan memberikan komentar ya 😊 terus dukung karya ini ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!