NovelToon NovelToon
Inspirasi Petani Sukses Banjarnegara

Inspirasi Petani Sukses Banjarnegara

Status: tamat
Genre:Tamat / Pemain Terhebat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Pak Woto, petani sederhana di Banjarnegara, menjalani hari-harinya penuh tawa bersama keluarganya. Mulai dari traktor yang 'joget' hingga usaha konyol menenangkan cucu, kisah keluarga ini dipenuhi humor ringan yang menghangatkan hati. Temukan bagaimana kebahagiaan bisa hadir di tengah kesibukan sehari-hari melalui cerita lucu dan menghibur ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Tak Terduga dan Traktor Ajaib

Ketika suasana di rumah Pak Woto mulai tenang, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu depan. Semua terdiam sejenak, saling pandang dengan rasa penasaran. Puthut, yang paling dekat dengan pintu, langsung berdiri dan berjalan untuk membukanya.

"Siapa ya malam-malam begini?" gumam Puthut sambil membuka pintu. Di balik pintu, berdiri seorang pria paruh baya dengan wajah yang sedikit cemas.

"Selamat malam, Pak Woto ada?" tanya pria itu dengan nada sopan.

Puthut menoleh ke arah ayahnya yang masih duduk di ruang keluarga. "Pak, ada tamu nyariin!" panggilnya.

Pak Woto bangkit dari duduknya, melangkah menuju pintu dengan senyum ramah. "Oh, selamat malam, Mas. Ada apa malam-malam begini?" tanyanya sambil menjabat tangan tamunya.

Pria itu memperkenalkan diri sebagai Pak Sidik, tetangga dari desa sebelah. "Maaf, Pak Woto, saya mengganggu malam-malam begini. Saya butuh bantuan, dan saya dengar Pak Woto punya traktor yang bisa disewa?"

Pak Woto mengangguk, wajahnya sedikit penasaran. "Oh, iya, memang benar saya punya traktor. Tapi biasanya orang nyewa itu siang, Mas Sidik. Ada apa ini sampai malam-malam butuh traktor?"

Pak Sidik terlihat sedikit malu, tapi kemudian dia mulai bercerita, "Begini, Pak Woto. Sawah saya itu harus segera dibajak, soalnya besok pagi sudah mau mulai tanam. Tapi tadi sore, traktor yang biasa saya pakai mogok di tengah jalan. Sudah saya coba perbaiki, tapi nggak bisa nyala juga. Jadi, saya kepikiran buat nyewa traktor punya Bapak."

Mendengar cerita itu, Pak Woto tersenyum lebar. "Waduh, memang nasib ya, Mas Sidik. Tapi tenang, traktornya bisa disewa kok. Kebetulan traktornya baru aja selesai diservis, jadi mesinnya lagi tokcer!"

Pak Sidik menghela napas lega. "Alhamdulillah, Pak. Kalau gitu, bisa ya saya pakai malam ini? Besok pagi saya janji traktornya sudah saya balikin."

Pak Woto tertawa kecil, "Bisa aja, Mas Sidik. Traktor ini kuat kok, nggak masalah kalau dipakai malam-malam. Tapi ada satu syaratnya."

Pak Sidik menatap Pak Woto dengan penuh perhatian. "Syaratnya apa, Pak?"

Pak Woto mendekatkan diri dan berbisik dengan nada bercanda, "Syaratnya, jangan sampai traktor saya dipakai buat hal-hal aneh, ya. Saya nggak mau traktornya dipakai buat balapan atau jadi alat hiburan!"

Semua orang di dalam rumah yang mendengar ini langsung tertawa terbahak-bahak. Puthut, yang sudah kembali ke ruang keluarga, tak bisa menahan tawanya. "Wah, traktor Bapak emang kuat, tapi kalau buat balapan, bisa-bisa jadi berita di TV!"

Pak Sidik ikut tertawa, merasa lega karena suasana yang tadinya canggung berubah jadi penuh canda. "Tenang aja, Pak Woto. Saya cuma mau pakai buat bajak sawah, nggak ada niat buat bikin balapan kok!"

Setelah tawa mereda, Pak Woto mengajak Pak Sidik keluar untuk menunjukkan di mana traktornya disimpan. Sambil berjalan menuju gudang di belakang rumah, Pak Woto masih sempat bercanda, "Kalau traktornya nanti tiba-tiba mogok, mungkin dia minta diservice lagi. Traktor itu kadang-kadang suka ngambek kalau dipakai tanpa dipanasin dulu."

Pak Sidik mengangguk sambil tersenyum. "Aman, Pak Woto. Saya janji traktornya bakal diperlakukan dengan baik."

Setelah sampai di gudang, Pak Woto membuka pintu dan mengeluarkan traktor kebanggaannya. "Nah, ini dia, Mas. Traktor ini udah lama jadi andalan saya. Mesinnya bandel, nggak gampang rewel."

Pak Sidik mengamati traktornya dengan penuh rasa kagum. "Wah, ini traktornya masih kinclong, Pak Woto! Pantesan banyak yang mau sewa."

Pak Woto mengangguk dengan bangga. "Iya dong, soalnya saya rawat dengan sepenuh hati. Traktor ini sudah seperti teman seperjuangan di sawah. Setiap ada masalah, dia yang pertama kali saya andalkan."

Mereka berdua pun mulai mempersiapkan traktor itu untuk digunakan. Pak Sidik mengecek bahan bakar dan memastikan semuanya siap. Sementara itu, Pak Woto memberikan beberapa tips tambahan agar traktor bisa bekerja dengan maksimal.

"Nah, Mas Sidik, yang paling penting itu jangan terlalu ngebut. Traktor ini memang kuat, tapi kalau dipaksa lari kayak motor, dia bisa ngambek. Pelan-pelan aja, yang penting sawahnya keurus dengan baik," kata Pak Woto sambil menepuk traktor itu dengan sayang.

Pak Sidik tersenyum penuh keyakinan. "Baik, Pak Woto. Saya bakal bawa ini dengan hati-hati."

Setelah semuanya siap, Pak Sidik menyalakan traktor dan perlahan-lahan mulai mengemudikannya keluar dari halaman Pak Woto. "Terima kasih banyak, Pak Woto! Besok pagi saya kembalikan dengan selamat!"

Pak Woto melambaikan tangan sambil tersenyum, "Hati-hati di jalan, Mas Sidik! Jangan lupa, traktornya harus balik dalam keadaan sehat!"

Ketika traktor mulai menjauh, Pak Woto kembali masuk ke dalam rumah. Puthut dan Marni yang sudah menunggu di ruang keluarga langsung menyambut dengan canda.

"Pak, traktornya jadi selebriti malam ini ya. Sampai ada tamu khusus yang datang buat nyewa," kata Puthut sambil terkekeh.

Pak Woto tertawa sambil duduk kembali di kursi. "Iya nih, traktornya memang jadi primadona. Kalau besok pagi ada yang mau sewa buat parade, gimana ya?"

Marni, yang dari tadi hanya tersenyum, akhirnya menimpali, "Ya kita kasih aja, Pak. Asal bayarnya cukup buat beli sawah lagi!"

Semua orang di rumah tertawa riang. Malam itu, mereka menutup hari dengan obrolan santai dan penuh canda, sebelum akhirnya pergi tidur dengan perasaan bahagia. Pak Woto, dengan senyum di wajahnya, merasa bersyukur atas hari yang penuh kejutan dan tawa bersama keluarganya.

Sementara itu, di kejauhan, Pak Sidik dengan hati-hati mengendarai traktornya menuju sawah, merasa bersyukur bahwa di tengah malam, dia menemukan teman yang baik dan traktor yang bisa diandalkan.

Traktor Ajaib yang Bikin Pak Sidik Geger

Pak Sidik mengendarai traktor Pak Woto dengan hati-hati melewati jalan setapak menuju sawahnya. Malam semakin larut, tapi suasana sepi dan tenang membuatnya merasa damai. Di tengah perjalanan, Pak Sidik mulai merenung, "Wah, traktor Pak Woto ini memang mantap, ya. Mesinnya halus, jalannya stabil, nggak salah memang kalau jadi andalan para petani di desa."

Namun, ketika Pak Sidik hampir sampai di sawahnya, tiba-tiba traktor itu bergetar sedikit lebih keras dari biasanya. Pak Sidik segera memperlambat lajunya, berpikir mungkin ada sesuatu yang salah. Tapi, tak disangka-sangka, traktor itu mulai bergetar semakin kencang. Bukan hanya bergetar, traktor itu mulai bergerak ke kiri dan ke kanan dengan ritme yang aneh.

Pak Sidik mengernyitkan dahi. "Apa-apaan ini? Kenapa traktornya kayak mau joget?" gumamnya dengan bingung.

Dan benar saja, traktor itu mulai bergerak maju mundur dengan gerakan yang mirip seperti orang sedang berdansa. Roda-roda besarnya berputar dengan ritme yang tak beraturan, seperti sedang mengikuti musik yang tak terdengar oleh telinga manusia.

Pak Sidik semakin panik. "Ya ampun, ini traktornya kenapa? Apa saya tadi salah pencet sesuatu?"

Dengan cemas, Pak Sidik mencoba mengendalikan traktor itu, tapi semua usahanya sia-sia. Traktor itu tetap saja bergerak dengan gerakan yang semakin aneh, bahkan sekarang rodanya berputar ke samping seperti sedang melakukan gerakan memutar dalam tarian. Pak Sidik hampir saja terlempar dari kursi pengemudi karena gerakan tiba-tiba itu.

"Masyarakat desa nanti bisa-bisa nyangka saya belajar nari pakai traktor," keluh Pak Sidik dengan napas terengah-engah.

Ketika traktor mulai berjalan mundur dengan cepat, Pak Sidik terpaksa melompat turun untuk menghindari bahaya. Dia berdiri di pinggir jalan dengan mata terbelalak, menyaksikan traktornya yang terus bergerak dengan gerakan yang aneh. Traktor itu berhenti sejenak, lalu mulai berputar-putar di tempat, seakan-akan sedang memperlihatkan gerakan khas sebuah tarian modern.

Pak Sidik yang sudah tak tahu harus berbuat apa hanya bisa terdiam, mulutnya terbuka lebar. "Ini traktor atau penari disko, ya?" katanya setengah bercanda untuk menenangkan diri.

Tiba-tiba, dari balik semak-semak, muncul Pak Parto, tetangga sebelah sawah yang kebetulan sedang memeriksa kebunnya. Melihat traktor Pak Woto yang sedang "joget", Pak Parto langsung tertawa terbahak-bahak.

"Wah, Pak Sidik, traktornya lagi latihan buat lomba joget, ya?" canda Pak Parto sambil memegang perutnya yang sakit karena tertawa terlalu keras.

Pak Sidik hanya bisa garuk-garuk kepala. "Waduh, Pak Parto, saya sendiri juga nggak tahu ini kenapa. Tadi saya cuma mau bajak sawah, tapi traktornya malah jadi joget begini."

Pak Parto mendekati traktor itu yang sekarang mulai tenang, lalu mencoba memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Setelah beberapa menit, dia menemukan sebuah kabel kecil yang terlepas di bagian mesin.

"Ini mungkin penyebabnya, Pak Sidik," kata Pak Parto sambil memperlihatkan kabel tersebut. "Kayaknya ada kabel yang longgar, jadi mesinnya jadi tidak stabil."

Pak Sidik merasa sedikit lega. "Oh, jadi ini penyebabnya. Pantesan aja traktor ini tiba-tiba jadi penari jalanan."

Setelah memperbaiki kabel yang terlepas itu, Pak Parto membantu Pak Sidik naik kembali ke atas traktor. Kali ini, traktor itu berjalan normal seperti biasa, tidak ada lagi gerakan aneh yang mirip joget.

"Terima kasih, Pak Parto. Untung Bapak lewat sini, kalau nggak, saya bisa-bisa diduga sedang berlatih buat ikut lomba joget traktor," kata Pak Sidik sambil tertawa kecil.

Pak Parto menepuk bahu Pak Sidik. "Nggak masalah, Pak Sidik. Traktor ini memang sudah tua, mungkin dia tadi cuma mau sedikit senam biar mesinnya nggak kaku."

Mereka berdua tertawa bersama, dan Pak Sidik melanjutkan perjalanan ke sawahnya dengan perasaan lega. Kali ini, traktor Pak Woto berjalan dengan tenang, tidak ada lagi aksi joget yang mengejutkan. Tapi pengalaman itu akan selalu diingat oleh Pak Sidik sebagai malam yang penuh kejutan dan tawa.

Saat tiba di sawahnya, Pak Sidik mulai bekerja dengan hati-hati, memastikan traktor tidak mengalami gangguan lagi. Tapi, setiap kali dia mengingat bagaimana traktornya tadi "menari", senyum kecil selalu muncul di wajahnya.

"Traktor aja bisa joget, apalagi saya yang cuma manusia," gumam Pak Sidik sambil terkekeh.

Di rumah Pak Woto, Puthut dan Marni sedang bercanda tentang pengalaman aneh yang dialami Pak Sidik dengan traktor mereka. "Besok pagi, kalau Pak Sidik cerita, kita pura-pura kaget aja, ya. Biar seru!" kata Puthut sambil tersenyum lebar.

Dan benar saja, keesokan harinya, ketika Pak Sidik datang mengembalikan traktor sambil menceritakan kisah "joget" yang dialaminya, semua yang ada di rumah Pak Woto tertawa terbahak-bahak. Pak Woto, yang paling tahu traktor itu luar dalam, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

"Wah, traktor saya ternyata punya bakat tersembunyi," kata Pak Woto sambil menahan tawa. "Kalau gitu, lain kali kalau ada hajatan desa, kita bisa adakan lomba joget traktor!"

Semua orang tertawa riang, dan kisah traktor yang bisa joget itu pun menjadi cerita yang tak terlupakan di desa mereka. Hari itu, mereka semua belajar bahwa kejutan bisa datang dari mana saja, bahkan dari sebuah traktor tua di tengah sawah.

1
Los Dol TV
hadir kunjung thor
ATAKOTA_
bagus sekali
DJ. Esa Sandi S.: makasih kaka
total 1 replies
anggita
like👍+dukungan iklan buat pak Woto☝yg lagi di sawah.
DJ. Esa Sandi S.: hehehe makasih mbak Anggita.. moga-moga rejekimu lancar ya .. tambah iman dan takwa.. aamiin
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!