Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 4
"Kamu habis darimana Sa?"tanya Rosa,ketika Sasa langsung duduk di sampingnya.
"Aku sudah menerima telepon dari orang tuaku"balas Sasa dengan jujur.
Rosa mengangguk mengerti,lagi pula dia paham betul dengan keluarga Sasa yang begitu sibuk dengan pekerjaannya dan bahkan Sasa di tinggal orang tuanya sendirian.
"Kau mau menginap di rumahku?"tawar Sasa,lagi pula hari semakin malam dan acaranya belum selesai sama sekali.
"Tidak usah repot-repot Ros,Sasa akan aku antar pulang"celetuk Arnold tiba-tiba,kemudian ikut bergabung di meja.
Sontak keduanya melihat ke arah Arnold dan Leo saat ini,tindakan Arnold membuat Rosa merasa cemburu.
"Aku rasa tidak perlu,aku tidak suka merepotkan siapapun"protes Sasa,dia menolak Arnold terang-terangan.
Rosa yang mendengarnya jelas senang,meski Rosa tau Sasa menyukai Arnold dan dia tau betul harga diri Sasa setinggi langit yang pasti tidak semudah itu Sasa membiarkan Arnold untuk mengantarkannya pulang.
"Kalian sehabis dari mana?"tanya Rosa mengalihkan pembicaraan.
"Kami habis mencari udara segar"balas Leo dengan cepat dan tersenyum ke arah Rosa.
Rosa mengangguk mengerti dan menatap keduanya yang kini duduk bersebrangan,apalagi Rosa baru menyadari pakaian Arnold dan Sasa begitu senada.
"Kenapa warna pakaian mereka begitu senada,mereka seperti pasangan saja"pikir Rosa,menatap keduanya silih bergantian.
Sedangkan Arnold jelas menatap Sasa dengan intens,apalagi gaun yang di pakai Sasa begitu cocok dan membentuk tubuh indahnya yang membuat nilai kecantikannya bertambah.
"Aku pulang duluan"bisik Sasa,karena tidak mau pulang terlalu larut.
"Baiklah,kamu harus hati-hati di jalannya"ucap Rosa dengan nada perhatian.
Sasa mengangguk mengerti dan dia langsung berdiri dari kursinya,kemudian berjalan untuk meninggalkan acara Rosa.
"Aku tidak bisa berlama-lama,karena aku juga ada urusan saat ini dan terimakasih sudah mengundangku"ucap Arnold menatap Rosa.
"Apa tidak bisa menunggu acaranya hingga selesai?"tanya Rosa menatap Arnold dengan penuh harapan.
"Maaf,biarkan Leo yang menemani kamu saja"balas Arnold dengan cepat dan langsung pergi meninggalkan acara begitu saja.
Arnold buru-buru mengejar Sasa,setelah melihat Sasa dan dia dengan cepat meraih tangan Sasa.
Sasa yang sedang berjalan,jelas terkejut ketika tangannya di tarik begitu saja dan membuatnya menengok ke arah belakang.
"Apa yang kau lakukan"protesnya dengan kesal.
"Aku akan mengantar kamu pulang,aku tidak menerima penolakan sama sekali"kata Arnold dengan cepat dan menarik Sasa ke tempat parkir.
Sasa mengikuti langkah Arnold,dia merasa kelimpungan dengan langkah Arnold yang begitu cepat dan membuat tumit kakinya kesakitan.
"Masuklah"perintah Arnold membukakan pintu untuk Sasa.
Sasa menuruti perkataan Arnold,dia masuk ke dalam mobil Arnold dan menghela nafasnya dengan kasar.
"Sial,tumitku sungguh sakit"batinnya yang mengeluh kesakitan.
Brak..
Pintu mobil di tutup dan Arnold bergegas berlari ke tempat dirinya mengemudi,dia memasang seat belt nya dan mulai meninggalkan lokasi acara.
Suhu Ac mobil membuat Sasa merasa begitu dingin,dia mengusap-usap tubuhnya tanpa sadar dan pandangannya menatap ke arah samping untuk melihat jalanan di malam hari.
Arnold yang melihat tindakan Sasa,jelas paham dengan tubuh Sasa yang kedinginan dan dia menghentikan mobilnya ke pinggir.
"Kenapa berhenti?"tanya Sasa menatap Arnold heran.
Apalagi kini Arnold melepaskan jas yang di pakainya,setelah itu memberikannya terhadap Sasa.
"Untuk apa?"tanya Sasa yang belum mengerti dengan tindakan Arnold.
"Bukankah,kamu kedinginan saat ini"ucapnya.
Sasa tidak banyak bicara,dia menerima jas yang di berikan oleh Arnold dan dia langsung menutupi tubuhnya dengan jas.
Mobil kembali di nyalakan dan keadaan di mobil begitu hening,hingga waktu berlalu dengan cepat dan mereka sampai di halaman rumah Arnold.
"Terimakasih atas tumpangannya"ucap Sasa dan melepaskan jas Arnold di tubuhnya.
Arnold menatap ke arah Sasa,dia hanya tersenyum menanggapi ucapan Sasa saat ini dan dia melepaskan seat belt miliknya.
Arnold mendekat ke arah Sasa,dia menurunkan sandaran jok mobil milik Sasa dan tatapan mereka saling bertemu.
Tindakan Arnold,membuat Sasa bingung dan lagi mereka begitu dekat saat ini.Pandangan Arnold jatuh tepat di bibir Sasa yang menurutnya begitu seksi,perlahan dia mendekati Sasa.
Cup...
Sasa mengedipkan kedua matanya beberapa kali,dia masih belum bereaksi dengan tindakan Arnold yang tiba-tiba dan bahkan manik mata mereka saling bertatapan saat ini.
"Cukup manis"batin Arnold.
Suasana hening menyelimuti mereka,seolah mendukung tindakan Arnold saat ini dan Arnold mulai menggerakkan bibirnya.
Lidah Arnold menerobos masuk kedalam mulut Sasa,dia mencecap seluruh inchi mulut Sasa.
Debaran jantung Sasa cukup cepat,ketika lidah Arnold menerobos masuk ke dalam mulutnya dan Arnold mencuri ciuman pertamanya saat ini.
Tangan Arnold melepas seat belt Sasa,apalagi dengan cepat membawa tubuh Sasa ke atas pangkuannya dan dia meraih pinggang Sasa dengan lembut.
Dia menghentikan tindakannya,ketika Sasa mulai kehabisan nafasnya dan melihat Sasa yang terengah-engah saat ini.
"Bibirmu begitu manis"ucap Arnold blak-blakan.
Sasa yang mendengarnya,sontak merasa begitu panas dan dia tidak menolak tindakan Arnold terhadap dirinya.
"Kenapa kau mencium ku?"
"Kau juga tidak menolak ku."
"Bagaimana aku bisa menolaknya,kau saja begitu kasar saat mencium ku barusan"protes Sasa terhadap Arnold.
"Maaf,aku cukup terbawa suasana dengan kecantikanmu saat ini dan lagi kita seperti sepasang kekasih bukan"kata Arnold menatap Sasa dengan intens.
"Aku juga heran,kenapa pakaian kita begitu senada saat ini"ucap Sasa yang memang merasa kebetulan.
"Sudah malam,lebih baik kau pulang.Jika tidak pulang juga tidak apa,mungkin kau mau tidur bersamaku"canda Arnold yang kini memainkan rambut Sasa perlahan.
"No,jelas aku akan pulang"tolaknya dengan cepat.
"Aku janji tidak akan berbuat macam-macam"ucapnya meyakinkan Sasa "Paling hanya satu macam saja"batin Arnold.
"Kita bukan sepasang kekasih dan untuk apa aku tidur bersama kamu"balasnya dengan heran.
Arnold yang mendengarnya menyeringai,karena secara tidak langsung Sasa memberikan celah untuk dirinya.
"Kau mau jadi kekasihku?"tanyanya,sambil mengangkat dagu Sasa dengan lembut.
Debaran jantung Sasa begitu cepat,apalagi Arnold secara tiba-tiba mengatakan hal tidak terduga terhadapnya.
"Cih,apa kau ingin mempermainkan diriku?"sinisnya.
"Tidak,aku serius mengajak kau berpacaran.Apa sekarang kau begitu nyaman duduk di pangkuanku ini? Sehingga kamu begitu enggan untuk berpindah dari pangkuanku"goda Arnold sambil tersenyum ke arah Sasa.
Sasa kelabakan sendiri saat ini dengan ucapan Arnold,bahkan sialnya dia malah begitu nyaman duduk di pangkuan Arnold.
"Bukan seperti itu.."Elak Sasa dengan gelagapan.
Arnold hanya tersenyum melihat reaksi Sasa,dia merasa Sasa begitu manis dan pandangannya jatuh terhadap bibir merona Sasa.
Sasa melihat tatapan Arnold yang tidak biasa terhadap dirinya,kemudian dia langsung berpindah dengan cepat dan sialnya gaunnya malah nyangkut di kemeja Arnold.
"Gaun dirimu saja nyaman berdekatan denganku"goda Arnold di telinga Sasa.
Sasa merasa merinding sendiri saat ini,dia mencoba melepaskan gaun yang menyangkut di kemeja Arnold dan bahkan Arnold tidak membantu Sasa sama sekali.
Deg...
Sasa merasakan sentuhan Arnold di punggung mulusnya,dia menatap manik mata Arnold yang tatapannya begitu intens terhadapnya.
Setan apa yang lewat terhadap mereka,bahkan mereka kini berciuman satu sama lain dan saling tidak mau kalah.
Bahkan Arnold memegang pinggang Sasa begitu erat,dia memainkan punggung Sasa yang terekspos dengan mulus.
"Hah..Hah.."
Deru nafas Sasa memburu di hadapan Arnold,karena dia merasa gila berciuman dengan Arnold dan terbuai dengan permainan Arnold.
"Pulanglah"ucap Arnold,dia tidak ingin kelepasan terhadap Sasa.
Sasa dengan bodohnya mengikuti perkataan Arnold,dia langsung keluar dari mobil dan meninggalkan Arnold begitu saja tanpa sepatah katapun terucap.