NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

Evelyn masih di rumah sakit hingga siang hari. Selama di sana Evelyn mewanti-wanti kedatangan Baron. Jujur ia masih belum berani bertemu dengan Baron.

"Evelyn ada apa denganmu?" rupanya Nenek Han menyadari kegelisahannya.

"Tidak apa-apa Nenek."

"Sepertinya kau tidak nyaman di sini. Atau kau punya urusan? Kalau memang ada pergilah sayang. Nenek bisa dijaga oleh suster di sini." Meski sudah tua, Nenek Han masih peka akan sikap Evelyn.

Evelyn jadi merasa bersalah pada wanita tua itu. "No Nenek. Evelyn akan tetap di sini. Mungkin karena aku sedang menstruasi makanya terlihat tidak nyaman."

"Begitu ya. Istirahatlah di sofa kalau begitu."

"Aku di sini saja mengobrol denganmu." entah kenapa perasaan Evelyn tiba-tiba tidak enak.

"Baiklah. Kita di sini saja." Nenek Han memegang tangan mulus Evelyn. Nenek Han sedikit berbeda hari ini. Wanita itu terlihat tidak bersemangat.

"Evelyn, Nenek sudah tidak tahan lagi. Aku merasa waktuku sudah dekat."

"Nek, jangan bicara begitu. Nenek harus bertahan." Evelyn tidak suka bahasa itu.

"Baron adalah cucu kesayangan Nenek. Nenek sangat menyayanginya karena dia tidak seberuntung cucuku yang lain. Baron kehilangan Mamanya saat masih bayi. Dia tidak pernah merasakan cinta ibu kandungnya." entah kenapa Nenek Han malah membahas pria itu.

"Jika nanti Nenek tiada, Nenek khawatir ia kesulitan. Baron membutuhkan sosok wanita yang penyayang dan pengertian. Tapi kau lihat sendiri, Baron lebih memilih model internasional itu. Bagaimana nantinya kalau Baron masih mempertahankannya."

Pegangan tangan wanita itu semakin kuat dan hangat. "Evelyn, anggap saja ini permintaan terakhir Nenek padamu. Kalau Nenek pergi, tolong jaga Baron. Sebenarnya Nenek berharap kau menjadi pendamping hidupnya. Tetapi Nenek tidak bisa memaksa kalian. Meski begitu Nenek selalu meminta pada Tuhan agar kalian berjodoh."

Evelyn diam sambil mematahkan doa Nenek Han, tentu dia tidak akan mau berjodoh dengan pria itu.

"Evelyn." panggilnya karena gadis itu tidak menanggapi. "Kau bisa kan memenuhi permintaan Nenek?"

Evelyn mengangguk dengan ragu, meski ia tidak aka pernah melakukannya. Lagi pula pria sebesar Baron untuk apa masih dijaga.

"Nenek mempercayakannya padamu karena Nenek telah melihat perangaimu yang baik. Nenek tidak percaya model internasional itu."

"Baik Nek, Eve akan melakukannya. Tapi untuk sekarang Nenek harus sehat. Oke."

Nenek Han tiba-tiba mengalami sesak nafas, "Sepertinya Nenek tidak sanggup sayang."

"Nenek Han..." Evelyn panik dan dengan cepat menekan tombol alarm di dekat tempat tidur agar dokter segera datang.

Ketika dokter datang, Evelyn diminta untuk keluar. Di depan ruangan Evelyn mondar-mandir dengan cemas. Tidak lama dokter keluar dengan wajah yang tidak meyakinkan.

"Saat ini pasien sedang kritis. Seharusnya beliau harus di operasi tapi karena faktor umur, tindakan itu tidak bisa dilakukan." jelas dokter padanya dan pada penjaga yang ditugaskan oleh keluarga Badger.

"Jadi bagaimana dokter? Lakukan apapun agar Nenek bertahan." cecar Evelyn.

Dokter menggeleng, "Untuk sekarang tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita tidak punya harapan pasien bisa bertahan sampai besok. Lebih baik kita berdoa agar pasien dapat bertahan."

"Astaga..." Evelyn tidak menyangka ucapan Nenek Han barusan menjadi kenyataan. Wanita tua itu benar-benar telah mengetahui ajalnya.

Evelyn segera menghubungi Ellen dan memberitahukan kondisi Nenek Han. Ia tidak perlu menghubungi Paman Peter karena pengawal yang ditugaskan telah melakukannya. Hanya dalam beberapa menit, Evelyn tidak menyangka keluarga yang pertama datang adalah Baron. Baron terengah-engah berlari dari lorong rumah sakit.

"Apa yang terjadi, bagaimana keadaan Nenekku." cecar Baron pada pengawal.

Pengawal itu memberitahukan penjelasan dokter tentang kondisi Nenek Han. "Aku ingin melihat Nenek."

"Maaf Tuan Muda, dokter tidak mengizinkan siapa pun masuk ke dalam." ucap pengawal tersebut.

Baron menggeram dan terlihat panik. Pria itu takut Neneknya meninggalkannya. Sementara Evelyn duduk di kursi tunggu dengan diam, berharap Baron tidak menyadari kehadirannya.

Namun tidak sesuai dengan keinginannya. Baron menatapnya dengan tajam begitu menemukan gadis itu. Baron mendekatinya dan mengarahkan jari telunjuknya pada Evelyn, "Kau orang yang seharian bersama Nenekku. Apa yang kau lakukan sampai Nenekku kritis!" sentak Baron.

Evelyn menggeleng, tidak menyangka malah dituduh membahayakan nyawa Nenek Han. "Aku tidak melakukan apapun." Dibentak dan dituduh secara bersamaan membuat hatinya yang selembut sutra begitu sakit. Air mata meluncur begitu saja di pipinya. Beruntung pengawal mendekati Baron dan menghentikannya mengintimidasi Evelyn.

"Tuan muda, tolong jangan buat keributan. Suara kita bisa terdengar ke dalam dan membuat Nyonya besar terganggu. Di dalam ruangan ada CCTV, kalau memang Nona Evelyn melakukan sesuatu pada Nyonya Besar, kita bisa melihatnya nanti." bahkan seorang pengawal lebih pintar dibandingkan Baron.

Baron menarik nafas panjang, meski begitu sorot mata tajamnya pada Evelyn masih menyala. "Aku melepasmu sekarang, tapi kalau nanti kau terbukti mencelakai Nenekku, hidupmu tidak akan tenang!" ancam Baron.

Baron menyingkir dari hadapan Evelyn yang kini menangis sesenggukan. Gadis itu segera pergi dari sana dengan perasaan takut dan sedih. Dari dulu ia sangat menakuti Baron, bertahun-tahun ia menghindarinya tapi sekarang lagi-lagi Baron menyakitinya.

Setelah Evelyn pergi, Ellen dan Charles menyusul. Mereka juga panik dan takut kehilangan Nenek Han. Peter juga sedang perjalanan pulang ke Jerman.

"Baron, dimana Evelyn?" tanya Ellen.

Baron menggeleng acuh. Ia menyandarkan kepalanya di dinding rumah sakit dengan putus asa. "Nyonya, Nona Evelyn sedang keluar sebentar. Mungkin sebentar lagi akan kembali." pengawal itu menjawab menggantikan Baron. Karena tidak mungkin Baron mengatakan telah melukai putri kesayangan mereka dengan tuduhan tidak berdasar itu.

Sementara itu, Evelyn mengemudikan mobilnya menuju rumahnya. Gadis itu menangis sepanjang perjalanan. Ia berjanji tidak akan mau bertemu pria itu lagi.

Dua jam berlalu, kondisi Nenek Han tidak tertolong lagi. Akhirnya Baron diminta masuk untuk bicara dengan Neneknya untuk terakhir kalinya.

"Nenek, jangan tinggalkan aku." Baron lengah. Pria itu menangis bagai anak kecil yang kehilangan ibunya.

Nenek Han menyentuh pipi Baron dengan lemah, "Hiduplah dengan baik Baron. Kau harus ingat kau adalah cucu kesayangan Nenek."

"Tidak Nek, aku tidak akan baik-baik saja kalau Nenek meninggalkanku." Baron masih belum siap kehilangan Neneknya.

"Kalau model internasional itu tidak baik untukmu, nikahilah Evelyn. Dia akan menyayangimu sama seperti cara Mamamu menyayangimu. Kau harus tahu, perangai Evelyn sangat mirip dengan Mamamu."

"Nenek...."

"Katakan pada anak-anakku kalau aku mencintai mereka." itulah kalimat terakhir Nenek Han sebelum nafasnya mulai tidak stabil, berangsur-angsur wanita Jepang itu menghembuskan nafas terakhirnya. Baron memeluk sang Nenek dengan pilu. Ia benci perpisahan ini. Baron bingung bagaimana hidupnya tanpa sang Nenek kelak.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!