PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KITA MENIKAH LAGI
Meski tidak bisa banyak membantu, setidaknya hidup mereka akan selalu tercukupi tanpa anaknya harus banting tulang siang dan malam seperti saat ini
"Istrahat nak.. Ini sudah dini hari.. Kamu juga butuh istrahat karna udah kerja seharian ini.." Tutur sang Ibu melerai pelukannya
Ayana mengangguk pelan dan beranjak menuju kamar tidur dia dan Yuki untuk merehatkan tubuhnya yang letih
Ke esokkan harinya, setelah selesai sarapan bersama, Ayana pamit pada sang anak dan Ibunya. Hari ini dia sengaja berangkat terlalu pagi karena berniat sebelum ke restoran tempat dia bekerja, dia ingin berkunjung ke rumah mantan suaminya terlebih dahulu.
Rumah yang dulu menjadi istana dia dan Yuki sebelum suaminya menikah lagi. Sampai saat ini Ayana tidak tahu apa alasan suaminya berpoligami.
Jika hanya harta, suaminya bukan berasal dari keluarga yang kekurangan. Jika karena mertuanya, bukankah pernikahannya sudah di restui bahkan sudah baik-baik saja sebelum Yuki lahir.
Dan jika karena sudah tidak cinta, saat dia meminta berceraipun mantan suaminya masih mencoba mempertahankan rumah tangganya.
Setiap kali Ayana bertanya, mantan suaminya tak pernah mau menjawab. Jika di desak dengan pertanyaan itu lagi, bukan jawaban yang di dapat tapi justru ledakkan amarah
Ayana yang tidak ingin di madu akhirnya memilih untuk berpisah. Semua tak berjalan mulus, hingga cara terakhir yang dia ambil adalah keluar dari rumah dan membawa serta anaknya
***
Saat turun dari ojek, Ayana termenung di depan rumah yang dulu menjadi tempat tinggalnya bersama keluarga kecilnya. Sebuah Istana dimana hanya ada dia ratu di dalamnya, dan seorang putri semata wayangnya.
Ayana melangkah maju ke arah pagar dimana disana ada pos satpam penjaga rumah.
“Assalamualaikum pak Aryo..” Sapa Ayana pada satpam rumah mantan suaminya itu
“Waalaikumsalam bu Ayana.." Jawab satpam berlari kecil menyambut sang tamu
"Wah sudah lama saya tidak melihat Ibu.. Mari bu masuk dulu..” ajak pak satpam tersenyum lebar
“ Iya pak Aryo.. Mas Armannya ada gak..?” Tanya Ayana kemudian
“Ada bu di dalam.. Mari saya antar..” Ajak pak satpam dengan sopan
Ayana mengangguk tersenyum. Ayana memang sangat di sukai semua karyawan yang kerja di rumah mantan suaminya. Sikapnya yang ramah, yang tidak pernah membedakan mereka, membuat mereka merasa kehilangan saat dia tidak lagi berada di rumah itu
Saat keduanya melangkah masuk ke halaman, Ayana melihat mantan suaminya muncul dari arah pintu rumah menuju mobil yang berada di halaman depan.
Ayana mempercepat langkahnya dan memanggil mantan suaminya dengan sedikit berteriak agar di dengar oleh mantan suaminya itu.
Merasa tak asing dengan suara yang memanggil namanya, Arman sang mantan suami menghentikan langkahnya dan mengarahkan pandangannya ke arah suara. Melihat yang di depan mata tengah menuju ke arahnya, Arman menunggu Ayana menghampirinya dengan wajah yang sukar di tebak
“Mas, aku ingin bicara sebentar.. Ini soal Yuki..” ucap Ayana tanpa membuang buang waktu lagi
Arman mengerutkan keningnya
“Mas.. Yuki sakit.. Dia butuh kamu.. Apa kamu gak kasihan sama anakmu sendiri..?” ucap Ayana meluapkan emosinya yang selama ini tertahan di relung hatinya
“Ayana, aku kan sudah bilang jangan berpisah denganku jika tidak mau hal seperti ini terjadi.. Tapi kamu tetap saja ngotot ingin pisah.. Kamu yang bawa dia pergi, jadi kamu yang harus ngurus dia.. ” Jawab Arman menahan emosi menatap Ayana
“Tapi mas, dia anak kamu.. darah daging kamu.. Yuki sakit mas, dan sakitnya gak main-main lohh..” Ucap Ayana menekan emosinya agar tidak semakin meledak
"Aku tau itu. Tapi aku sudah kasih kamu pilihan waktu itu.. Jika kamu ingin aku selalu ada untuk Yuki, jangan minta perceraian.." Ucap Arman penuh penekanan
"Mas egois.. Mas tau apa alasan di balik semua itu tapi mas tetap aja merasa benar.. Mas gak pernah memikirkan gimana perasaan aku.." Emosi Ayana akhirnya meledak tanpa terbendung lagi
"Kenapa kamu begitu keras kepala Ayana.. Bukankah aku gak pernah memperlakukan kamu dengan kasar..? Bahkan kebutuhan kamu selalu aku penuhi.. " Ucap Arman penuh kekesalan
“Jika kamu ingin aku berada di samping Yuki, kembalilah di sisiku.. Kita menikah lagi.. Aku akan berusaha bersikap adil untuk kamu dan Raya..” Ucap Arman santai tanpa beban membuat Ayana tak habis fikir dengan mantan suaminya itu
“Mas.. Keterlaluan kamu mas.. Demi ego, mas mau mengorbankan anak.. Mas benar-benar gak peduli sama anak sendiri.. Nyesel aku datang kesini..” Ucap Ayana menatap sinis mantan suaminya itu
Air matanyanya perlahan jatuh. Dengan kasar Ayana menghapus air mata di pipinya dan pergi meninggalkan rumah mantannya itu
Arman menatap punggung mantan istrinya dengan mengepalkan tangan. Entah obsesi atau cinta yang membuatnya ingin melakukan berbagai cara untuk menarik Ayana ke pelukannya lagi.
Dengan air mata tiada henti, Ayana terus berjalan kemana kakinya melangka. Dia lupa dia harus ke restotran untuk bekerja karena terlalu larut dalam kesedihannya.
Sememtara itu, dari jauh Susi seperti mengenali perempuan yang sedang berjalan kaki dari arah berlawanan. Susi menepikan kendaraan roda duanya untuk memastikan penglihatannya
“Ayana..” Teriak Susi memanggil Ayana dari seberang jalan
Ayana menengok ke arah Susi dan spontan menghapus air matanya dengan kasar. Dia tak ingin sahabatnya tahu kesedihannya
Saat Susi menghampiri, Ayana tersenyum dan langsung naik ke jok belakang motor Susi. Susi tahu sahabatnya itu sedang ada masalah, terlihat matanya sembab sehabis menangis.
Susi pun tidak ingin bertanya apapun. Karena dia tahu sahabatnya itu pasti akan bercerita setelah dia siap untuk menceritakannya.
Tanpa banyak berfikir lagi, Susi melajukan kecepatan motornya menuju tempat kerja mereka. Selama di perjalanan, baik Ayana maupun Susi, hanya diam tanpa kata.
Hingga tanpa terasa Susi membelokkan motornya membuat Ayana tersadar dari lamunannya.
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA..
TERIMA KASIH SEBELUMNYA.. 🙏💞💞**