Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bukan Deswita
Sang mentari mulai menebarkan senyum nya, menyeruak masuk ke dalam sela sela gorden, membuat Denada terbangun dari mimpi indahnya.
Perlahan Denada membuka kedua netranya, sinar matahari menyilaukan nya. Di liriknya jam di dinding menunjukkan pukul tujuh, Denada segera beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi, mengingat hari ini dia akan check out dari hotel tempat dimana mereka menggelar acara pernikahan.
Setelah Denada usai dengan ritual mandi nya, kemudian Alex berjalan masuk ke dalam kamar mandi menggantikan posisi Denada di sana.
Denada tampak sibuk menyiapkan pakaian untuk Alex yang akan di pakai hari ini, meskipun Denada sempat jengkel pada Alex, namun bagaimana pun Alex adalah suaminya dan sudah tugas Denada untuk menyiapkan semua keperluan Alex.
Selesai mandi, Alex melihat Denada yang sedang berada di balkon kamar menikmati pemandangan indah hari ini.
"Ayo ikut aku turun, kita akan sarapan dulu sebelum pergi ke mansionku," Ajak Alex yang sudah berjalan meninggalkan Denada di dalam kamar.
Mereka pun pergi ke restorant hotel. Sepanjang dia makan, pria itu hanya fokus dengan makanan nya. Pria itu sama sekali tak memperdulikan keberadaan Denada di samping nya. Terlihat jelas jika Denada masih bergeming melihat menu makanan mereka pagi ini, yang sudah tersaji di atas meja.
Lama pria itu menikmati makanan nya itu, sampai akhirnya pria itu sadar jika makanan Denada masih utuh.
"Kenapa tidak makan?" Alex menatap heran pada wanita yang ada di hadapannya saat ini.
"Maaf kak, aku tidak terbiasa makan makanan seperti ini!" sahut Denada ketus.
Entah kenapa hari ini sikap Denada berubah pada Alex, bahkan kemarin malam Denada masih sempat bersikap lembut kepada Alex. Tapi hari ini, sungguh di luar nalar nya seorang Denada yang biasa bersikap lembut mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.
"Kenapa tidak bilang? Tau begitu aku tidak perlu memesankan makanan buat mu!" pungkasnya.
"Kamu tahu Deswita paling suka sarapan sandwich, bahkan dia bisa menghabiskan nya dalam waktu beberapa menit, dia sangat lucu saat memakan makanan kesukaan nya," ucap Alex di sela senyuman nya, sepertinya Alex masih teringat masa lalu nya bersama Deswita.
Lagi-lagi ucapan Alex berhasil menohok hati Denada.
Secinta itu kah dirimu pada kak Deswita ? sampai kau memberikanku makan dengan menu makanan kesukaan kak Deswita, keterlaluan kamu kak. Denada
"MAAF KAK, AKU DENADA BUKAN KAK DESWITA!!!" balas Denada dengan nada penuh penekanan. Denada tidak peduli dengan amarah Alex yang akan membuatnya merasakan kesakitan nantinya.
"Ya, setidaknya kamu bisa belajar mulai sekarang, menyukai apa yang di sukai Deswita, setidaknya kehadiranmu bisa membuat aku terus mengingat nya," sahut Alex.
"Maaf kak, aku ingatkan sekali lagi, AKU ADALAH DENADA, DAN SELAMANYA AKAN MENJADI DENADA, BUKAN KAK DESWITA!!!" Denada mempertegas kalimatnya, berdecak kesal pada sosok pria yang sudah sah menjadi suami nya.
"Sudah ku bilang, bahwa aku tidak akan pernah mencintaimu dan bagi ku kamu adalah sosok pengganti Deswita!!" pungkasnya dengan sorot tajam menatap ke arah Denada.
Denada menutupi kesedihannya dengan tersenyum getir menatap Alex yang masih berada di hadapan nya. Alex benar jika dia sudah berulang kali mengingatkan Denada, sayangnya Marcell datang terlambat terlebih Marcel masih berada di Jerman menyelesaikan bisnis keluarganya yang berada disana. Membuat kedua insan yang terpaksa menerima perjodohan ini demi nama baik kedua keluarga.
"Aku mengerti, kak. Lalu apa kamu ingin aku menjadi sosok Deswita? Apa dengan cara itu, aku bisa menebus semua kesalahanku, dan membuatmu bahagia?" Denada memberanikan diri bertanya kepada Alex sontak membuat Alex kaget dengan perubahan Denada yang begitu berani kepada nya.
"Oh, rupanya kamu sudah mulai berani ya padaku. Atau memang itu sifat aslimu, pantas Marcell pergi meninggalkan mu dalam waktu yang kurun lama," Alex mencibir Denada yang masih duduk tepat di hadapan nya.
"Sampai kapan pun tidak ada yang bisa menjadi Deswita, termasuk kamu! Deswita itu sangat istimewa dan berharga!!" tunjuk Alex dengan sorot tajam menatap ke arah Denada.
🌷🌷🌷
Alex sudah memberitahu Daddy dan Mommy nya jika dia akan membawa Denada pulang ke mansion miliknya yang sudah lama dia beli untuk Deswita, pujaan hatinya. Alex beralasan untuk bisa mengenal Denada lebih dekat lagi dan supaya bisa mandiri, namun itu hanyalah sebuah siasatnya agar kedua orang tuanya mengijinkan Alex membawa Denada keluar dari mansion utama, Alex sudah tidak sabar untuk membalaskan dendam nya kepada Denada yang sudah membuat Deswita meninggal.
Lihat saja akan ku buat hidupmu seperti di neraka...
Tak akan ku biarkan dirimu hidup bahagia di atas penderitaan ku, terlebih kamu sudah membuat ku kehilangan Deswita...
🌷🌷🌷
Kini Denada sudah berada di dalam mobil bersama Alex, menuju Mansion milik Alex suaminya, diantar oleh asisten Carlos.
Tidak ada pembicaraan apapun antara Alex dan Denada di dalam mobil, sesekali Denada melirik ke arah Alex yang sedang memandang keluar jendela, melihat ekspresi Alex yang begitu datar.
HENING.... itulah yang di rasakan oleh Denada di dalam mobil.
Sampailah mereka tiba di mansion yang begitu mewah berlantai empat, di kelilingi tembok menjulang tinggi.
Empat orang yang sedang berjaga di pintu gerbang mansion, membukakan gerbang pintu itu, sebelum masuk ada pemeriksaan dulu. Mobil pun terus masuk ke dalam, sekitar 300 meter lagi, dan sampai lah mereka di depan mansion Mewah dan Megah, yang sudah terlihat dari luar gerbang kemewahan Mansion itu.
Kedatangan Alex sudah di sambut para pelayan dan juga Pak Heru, selaku kepala pelayan di Mansion Alex, mereka sudah berdiri di depan pintu utama.
Denada turun dari mobil dan berdecak kagum, tidak menyangka pria yang menikahi dirinya, seorang kaya raya, belum lagi 10 mobil mewah dan bermerek berjejer di dalam garasi.
"Selamat Siang, Tuan, Nona..." sapa Pak Heru memberi hormat.
Denada tersenyum manis pada Pak Heru sambil menganggukkan kepala nya.
"Pak Heru, antar wanita ini ke kamar nya!" titah Alex, yang kemudian berjalan masuk ke dalam kamar nya.
"Baik Tuan muda," ucap Pak Heru memberi hormat.
"Mari Nona... saya antar ke kamar Nona," ajak Pak Heru ramah, sambil membawa tas besar milik Denada. Denada berjalan mengikuti Pak Heru.
Denada menaiki anak tangga berukir, mata nya terus menyapu seluruh ruangan itu, akhirnya Denada sampai di kamar yang paling ujung itu. Pak Heru membuka pintu kamar itu, dan mempersilahkan nya masuk.
Pak Heru menaruh tas baju milik Denada di sofa yang ada di kamar itu.
"Nona, istirahat lah dulu, nanti jam 19.00 waktunya Nona turun untuk makan malam."
"Baik Pak Heru!" sahut Denada dengan menganggukkan kepala.
"Apa ada yang Nona butuhkan lagi?" tanya Pak Heru dengan sopan.
"Tidak Pak, terima kasih," ucap delena tersenyum manis.
🌷🌷🌷
Kaki Alex memasuki kamar nya, Alex berdiri di depan foto Deswita yang sedang berlibur ke Jerman bersama Alex. Sungguh hati Alex merasa tercubit kembali mengingat insiden kecelakaan Deswita kemarin, Alex masih belum percaya dengan fakta yang ada, hal itu bagaikan mimpi terburuk bagi pria itu.
Alex terus memandang foto yang ada di dalam bingkai tersebut, kerinduan kini menyelimuti relung hati nya. Bukan hanya kerinduan, ada juga kesedihan dan keterpaksaan di hati nya.
Aku rindu... Aku sungguh ingin bertemu dengan mu Deswita... Kenapa Tuhan secepat itu mengambil mu dari ku, setelah perasaan ini mulai menyeruak di hatiku... Jauh di dalam lubuk hatiku aku masih belum bisa menerima semua ini, aku masih berharap kamu bisa hidup dan kembali dalam pelukan ku... Aku tidak bisa hidup bersama wanita lain, sekalipun dia kembaranmu, namun sifat dan sikap mu sungguh jauh berbeda dengan Denada, wanita itu sungguh membuat ku pusing...
Tak terasa air mata Alex keluar, sekuat apapun lelaki, pasti ada sisi lemah nya, ya.. seperti itu Alex.
.
.
.
🌷Bersambung🌷