Ilea Tirta Mahesa atau sering di sebut ilea ia terpaksa menerima perjodohan dengan lelaki pilihan papanya,dia di jodohkan oleh seorang CEO anak dari keluarga Addison. Perjodohan tersebut dilakukan karena keluarga Mahesa dan Addison ingin mempererat persaudaraan dan menjalin hubungan keluarga yang baik.
Liam James Addison anak pemilik perusahaan keluarga Addison adalah lelaki yang akan dijodohkan oleh ilea. Dia memiliki sifat yang dingin dan cuek terhadap wanita,seakan tidak memiliki ketertarikan sedikit pun terhadap wanita,namun Liam begitu karena ia pernah disakiti oleh seorang wanita di masa lalu .
pernikahan pun di lakukan karena kedua keluarga sudah menentukan hari yang baik untuk melaksanakan resepsi.Bagaimanakah nasib ilea kedepannya?..
HAPPY READING🙌🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aida Fahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surprise
Tringg,,, Tringg,,, Tringg,,.
Alarm Ilea terus berbunyi, namun tak kunjung bangun. Hingga entah bunyi yang kesekian kali Ilea baru terbangun dan melihat jam di ponselnya. Bagai disambar petir Ilea terkejut melihat jam yang menunjukkan pukul 7.30 pagi, ia langsung lompat dari tempat tidur menuju kamar mandi.
"Duh mati aku terlambat, tamatlah riwayat ku. Aku harus cepat ini." Ucap Ilea panik.
Ilea hanya cuci muka dan sikat gigi saja, setelah itu ia langsung mengenakan pakaian nya, dan langsung pergi ke kampus. Bahkan ia tak sempat untuk sarapan lagi.
"Ilea sarapan dulu sayang, mama sudah masak ini." panggil mamanya.
"Tidak sempat ma, Ilea sudah terlambat." Teriak Ilea sambil berlari keluar rumah.
Kedua orang tuanya yang melihat tingkah Ilea seperti itu hanya menggelengkan kepala, mereka tak habis pikir kebiasaan Ilea yang satu itu masih melekat.
"Bagaimana putri kita itu pa, sikap nya masih sangat kekanakan." Ujar mama Ilea.
"Papa yakin setelah menikah nanti pasti Liam bisa mendidik Ilea menjadi lebih dewasa." Timpal sang papa.
Setelah itu papa Ilea juga pergi ke kantor. Fyi papa Ilea adalah CEO di perusahaan terkenal di kotanya. Jadi tak heran jika papanya memiliki banyak kolega bisnis dan kenalan , termasuk papanya Liam.
Di sepanjang perjalanan Ilea terus melihat kearah jam nya, ia sangat takut terlambat apalagi ini adalah kelas sang dosen killer.
5 menit kemudian Ilea sampai di kampus, ia langsung berlari menuju kelasnya dengan nafas tersengal-sengal.
"Huhh capek banget, kalau bukan karena ini mapel dosen killer itu ga akan aku pergi buru-buru begini." Ucap Ilea sambil kelelahan.
Dari arah belakang datang Megan, ia menepuk pundaknya Ilea dan menegur temannya itu.
"Woy kenapa kau ngos-ngosan begitu, seperti habis lari maraton saja?" Tanya Megan yang heran kepada Ilea.
Ilea yang melihat temannya itu heran dan bertanya kepada Megan.
"Kenapa kau belum masuk kedalam kelas, bukannya ini kelas pak Ardi dosen killer itu?" Tanya Ilea.
Megan yang mendengar pertanyaan temannya itu merasa heran, sebab ia merasa hari ini tidak ada kelasnya pak Ardi.
"Ilea kau pasti bangun kesiangan lagi sampai kau salah hari." Ucap Megan menebak.
"Hah salah hari gimana ini kan hari rabu, pelajaran matematika, kelasnya pak Ardi." Jawab Ilea .
"Seperti dugaanku kau memang tak berubah dari dulu, ini itu hari Selasa dan mapel hari ini cuma b.indonesa saja Ilea." Ujar Megan sambil menepuk jidatnya sendiri.
Ilea mengecek ponselnya dan bener saja ini adalah hari Selasa.
"Udah buru-buru sampai tak sempat sarapan ternyata salah hari." keluh Ilea.
"Itulah akibat bangun siang terus, makan sendiri akibatnya." Timpal Megan.
"Yaudah temani aku dulu ke kantin yuk, lapar belum sarapan nanti aku traktir deh." Ajak Ilea kepada Megan.
Mendengar kata traktiran Megan langsung bersemangat dan mengiyakan ajakan Ilea. Bahkan ia jalan duluan menuju kantin.
"Dasar kalau sudah soal traktiran saja dia paling cepat." Ledek Ilea.
"Biarin, yang penting aku kenyang." Jawab Megan yang berjalan di depan Ilea.
Sesampainya di kantin Ilea memesan nasi goreng dengan sate ayam favoritnya. Megan memesan bubur ayam favoritnya. ketika tengah menunggu pesanan tiba Ilea membuka pembicaraan.
"Ada yang mau aku ceritakan loh gan." Ucap Ilea dengan wajah seriusnya.
Megan yang mendengar perkataan temannya itu menjadi penasaran, sebab tidak biasanya Ilea terlihat serius begini.
"Ada apa? Apa kau punya masalah, coba cerita denganku." Ucap Megan .
"Aku di jodohkan." Jawab Ilea lesu.
Megan yang sedang minum saat mendengar itu langsung tersedak, ia tak menyangka bahwa teman nya yang satu ini akan dijodohkan.
"Whatt?? Kau bercanda kan Ilea, mana mungkin kau mau di jodohkan seperti itu." tanya Megan kaget.
"Aku gak bohong, memang benar aku akan dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis papaku." Jawab Ilea meyakinkan Megan.
"Wah berarti anak orang kaya dong." Ujar Megan .
"Anak orang kaya tapi kalau aku tidak cinta buat apa?" Timpal Ilea.
"Wajar saja itu lea namanya juga awal, mana ada perjodohan yang didasari dengan cinta. Mama dan papaku dulu juga gitu mereka juga dijodohkan, toh bertahan sampai sekarang hingga jadilah aku yang imut ini." Ucap Megan berusaha menghibur temannya itu.
Ilea terdiam mendengar ucapan Megan. Ia mengira bahwa ucapan Megan ada benarnya.
Di saat bersamaan pesanan mereka datang, Ilea dan Megan langsung menyantap makanan tersebut. Dan segera masuk ke kelas karena mapel akan dimulai.
Ketika jam mapel selesai, Ilea langsung keluar kelas karena hari ini cuma satu mapel saja. Jadi pulangnya cepat, ia keluar menuju gerbang kampus dan menunggu jemputannya datang. Ketika sedang menunggu, Megan datang dengan motornya dan menawarkan tumpangan kepada Ilea.
Tin tin tin..
"Mau pulang bareng gak, biar aku antarkan." Tawar Megan kepada Ilea.
"Gausah kau duluan saja aku dijemput dengan supirku hari ini." Tolak Ilea kepada temannya itu.
"Yasudah kalau begitu aku pulang duluan ya." Ucap Megan sambil menjalankan motornya.
Ilea masih menunggu hingga 15 menit di depan gerbang. Hingga ia melihat sebuah mobil sport hitam yang tak asing baginya parkir di dekatnya.
Keluar seorang pria dari dalam mobil menggunakan jas serta kaca mata hitamnya.
Benar saja Ilea bisa menebak siapa sosok itu. Ya benar itu adalah Liam, ia menghampiri Ilea yang masih berdiri di sana.
"Ayo pulang." Ajak Liam .
"Mengapa kau yang menjemput ku? Dan tau dari mana kau kalau aku berkuliah di kampus ini?" Tanya Ilea kepada Liam.
Liam tak menggubris pertanyaan Ilea, ia langsung menarik tangan Ilea untuk masuk kedalam mobil dengan paksa.
"Hei lepaskan aku atau aku akan teriak!" Ancam Ilea sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Liam.
Liam tak memperdulikan ucapan Ilea. Ia segera menuntun Ilea masuk ke mobil, dan mengantarkan Ilea pulang. Tentu saja dalang di balik ini semua adalah Dion, ia yang memberi tahu Liam bahwa Ilea berkuliah di sana.
Di perjalanan Ilea terus menanyakan pertanyaan yang sama kepada Liam.
"Mengapa kau yang menjemput ku? Dan tau dari mana kau tentang kampusku." Tanya Ilea kepada pria itu.
"Aku sudah meminta ijin kepada papamu terlebih dahulu untuk menjemputmu, dan masalah aku tau dari mana tentang kampusmu kau tak perlu tahu." jawab Liam datar.
Ilea yang mendengar itu langsung cemberut. Ingin rasanya ia memukul pria yang ada di sampingnya itu, namun ia tak berani.
"Lalu mengapa kau mau menjemput ku?" Tanya Ilea lagi.
"Sudahlah jangan banyak tanya! aku tak punya banyak waktu, aku harus kembali ke kantor setelah mengantar mu." Ucap Liam.
"Dasar pria aneh, suruh siapa kau mau menjemput ku, aku tidak ada meminta kau untuk menjemput ku, jika kau tak suka turunkan saja aku Disini aku bisa pulang sendiri." Omel Ilea tak terima.
Liam tak menggubris ucapan Ilea, ia terus melajukan mobilnya menuju rumah Ilea. Setibanya di rumah, Ilea langsung turun tanpa mengucapkan terima kasih kepada Liam. Ia menutup pintu mobil Liam dengan keras tanpa perduli sang empunya akan marah atau tidak.
Liam hanya menggelengkan kepala nya menghadapi sikap labil Ilea, Ia melajukan mobilnya ke suatu tempat.
"Aku pulang." Ucap Ilea memasuki rumah.
Namun tak ada yang menjawab Ilea. Ia melihat suasana rumah sangat sepi, bahkan ia tak melihat keberadaan mama dan papanya. Ia pergi ke dapur untuk menanyakan kemana orang tuanya kepada bi Rini, namun beliau juga tidak ada.
"Kemana sih semua orang kenapa tiba-tiba menghilang begini?" Tanya Ilea pada dirinya sendiri.
Ia terus mencari papa mamanya. Ruang kerja ,ruang tamu, ruang keluarga, Kamar ortunya taman depan, taman belakang, semua dicek. Namun ia tak juga menemukan keberadaan mereka .
Sampai pada akhirnya Ilea lelah. Ia memutuskan untuk istirahat saja, dan masuk ke kamarnya. Ia ingin mandi setelah itu langsung tidur karena ia sangat lelah hari ini. Tetapi ketika membuka pintu kamar nya suasana kamar itu sangat gelap, bahkan gorden nya tertutup semua.
"Kenapa kamarku gelap begini, aku yakin tadi pagi saat pergi kuliah lampunya tidak ku matikan. Dan gorden perasaan sudah ku buka." Ucap Ilea Merasa heran.
Tak ingin ambil pusing Ilea mencoba mengabaikan kejadian itu. Ia meraba dinding kamarnya untuk menghidupkan lampu. Setelah berhasil menghidupkan lampu Ilea dibuat terkejut oleh teriakan keluarganya itu.
"Surprise." Teriak mereka.
Ilea tak menyangka kalau orang tuanya akan merayakan ulang tahunnya seperti itu, banyak balon berserakan di lantai serta hiasan dekorasi ulang tahun di kamarnya.
"Selamat ulang tahun ya sayang." Ucap mama dan papanya bersamaan.
"Makasih ma pa, bahkan Ilea aja gak ingat sama ulang tahun Ilea saat ini." Ucap Ilea sambil memeluk kedua orang tuanya itu.
"Tidak apa-apa sayang yang penting kamu sehat dan diberi kelancaran dalam segala hal, serta dimudahkan rezeki dan urusannya." Jawab Mama nya sambil mengelus punggung Ilea.
Ketika Ilea dan orang tuanya tengah asik merayakan ulang tahun Ilea, tiba-tiba dari arah pintu kamar terdengar suara seorang wanita mengucapkan ucapan selamat kepadanya.
"Selamat ulang tahun Ilea sayang." ucap wanita itu.
Ilea menoleh ke sumber suara tersebut, dan mendapati mamanya Liam berdiri di sana. Namun kedatangannya tak seorang diri ia bersama suami dan Liam juga.
Ilea menghampiri calon mertuanya itu dan mengucapkan terima kasih, ia tak lupa memeluk calon mertuanya seperti layaknya ibu dan anak kandung.
"Terima kasih tante, udah repot-repot datang kesini untuk merayakan ulang tahun aku." ucap Ilea sambil memeluk Alena.
"Tidak repot sayang, ini adalah kemauan tante sendiri, oh iya jangan panggil tante lagi ya panggil aja mama kan sebentar lagi akan jadi mama kamu juga." Pinta Alena calon mertuanya itu.
"Eh iya ma." Ucap Ilea tersenyum.
"Mama tau dari mana kalau Ilea ulang tahun hari ini?" Tanya Ilea kepada calon mama mertuanya.
"Tuhh." Alena menunjuk ke arah orang tua Ilea yang sedari tadi berdiri di sampingnya.
"Sudah ku tebak." Gumam Ilea.
"Sebenarnya mama juga diberi tahu oleh Liam, nah Liam taunya dari orang tua kamu." Jelas Alena.
Ilea melirik Liam yang sedari tadi hanya diam di belakang mamanya, ia tersenyum kepada Ilea. Namun Ilea tak membalas senyuman itu, dirinya masih kesal dengan sikap Liam yang menjemput nya paksa.
"Yaudah karena sudah kumpul semua mari kita makan , mama sudah siapkan makanan kesukaan Ilea." Ajak mama Ilea.
"Wah asikkk ni." Ucap Ilea senang.
Ilea tampak antusias, ia menggandeng tangan mamanya dan calon mama mertuanya itu ke meja makan. Ia tak membedakan satu sama lain, baginya mereka berdua adalah orang tua yang baik.
Liam yang memerhatikan interaksi ketiga wanita itu hanya tersenyum, dan bangga karena Ilea bisa akrab dengan mamanya.
Mereka makan dan menikmati makan itu bersama.
Happy Reading, Tunggu ya kelanjutan ceritanya.🫰❤️
semangat up kak
🌹🌹🐡🐡 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
🌹🌹.....
aku udah baca sampai sini thor
Aku udah baca sampai sini thor