Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Zafian memesan kamar untuk mereka berdua..
"Kenapa hanya memesan satu kamar ? Apa uang mu tidak cukup untuk memesan satu kamar lain untuk ku ?" Vio langsung protes ketika zafian membawa nya masuk ke kamar president suit di hotel berbintang itu.
Zafi hanya tersenyum sambil meletakkan koper vio di ujung tempat tidur berukuran king..
"Aku tidak mau sampau kecolongan lagi." Jawab zafi
"Kecolongan ? Apa maksudnya itu ?"
Zafi berjalan menghampiri vio.. "Iya, kecolongan.. Aku takut kamu pergi lagi dari ku.." Jawab zafi sambil mencubit gemas pipi vio...
Vio memutar bola mata, malas..
"Kamu pasti belum sarapan, kan ? Istirahatlah dulu.. Aku akan memesan makanan." Zafi merangkul bahu vio, menuntun nya untuk berbaring di tempat tidur..
"Kenapa keluar ?" Tanya vio saat zafi hendak keluar kamar. "Memang tidak bisa pesan makanan melalui telepon saja ?"
Zafi membalikkan tubuh nya, "Aku harus menemui seseorang. Kamu tunggu saja di sini. Ingat! Jangan pergi kemana pun tanpa izin ku, mengerti ?"
"Ya.. Ya.. Ya.. Terserah saja!" sahut vio sekena nya..
🖤
Zafi menemui orang orang suruhan nya di lobby setelah salah seorang dari mereka mengirim pesan penting melalui aplikasi hijau pada nya..
"Ada apa ?" tanya zafi dengan wajah serius
"Tuan, selain nyonya hani dan tuan luki, nona anna juga ikut menyusul ke bali. Nona anna sekarang sedang bersama kedua orang tua anda di hotel tadi. Anak buah saya masih memata-matai mereka.."
Mendengar kabar itu emosi zafian kembali meradang. Baru saja dia berbaikan dengan vio, sekarang sudah muncul lagi masalah baru.
Zafi merasa harus memberi pelajaran juga pada anna. Bahwa tentang hati tidak bisa di mainkan sesuka hati...
"Apa ada lagi informasi yang lain ?"
Zafi mengerutkan kening nya.. "Kenapa diam ? Apa kau mendadak jadi bisu ?" tanya nya asal..
"e... a-anu t-tuan... e..."
Zafi yang sedang kesal jadi tambah marah karena anak buah nya itu malah tergagap, menjawab tanya nya tidak jelas..
"Katakan dengan jelas atau bonus mu hangus ?!"
Karena tak sanggup mengatakan langsung, pria tua dengan postur tubuh yang masih segar bugar itu memberikan ponsel nya pada zafian..
"Ini rekaman percakapan antara nyonya hani dan nona anna, tuan. Silahkan..."
Zafi menerima benda pipih itu. Sebelum memutar rekaman suara itu, zafi mengajak anak buah nya untuk melanjutkan perbincangan di restoran hotel..
Mereka pun duduk di salah satu meja..
Dengan rasa pensaran yang menggebu, zafi langsung menekan tombol play di layar ponsel anak buah nya..
"Maafkan anna, ma.. Anna mengaku salah.." Suara pertama yang terdengar adalah suara dari mantan calon istri nya. Suaranya terdengar serak seperti habis menangis..
Zafi menajamkan telinga ketika suara mama hani mulai terdengar..
"Ya. Mama maafkan kamu. Mama beri kamu satu kesempatan lagi untuk mengambil hati zafian. Mama nggak mau melihat dia bersama dengan pelac*r itu, mama lebih rela dia menikah dengan mu, anna. Ingat! Jangan kecewakan mama lagi!!"
Zafi membuang nafas berat. Dia tak menyangka mama nya belum berubah meski sudah di peringatkan dengan keras..
"Mama tau dari mana dia itu pelac*r ? Tidak mungkin zafian sampai seceroboh itu, ma.."
"Sejak pertemuan kita dengan dia di hotel waktu itu, mama langsung bergerak cepat. Mama membayar orang untuk mencari tau latar belakang wanita itu.. Kenyataan yang mengejutkan adalah ... wanita itu anak dari seorang mucikari. Ibu nya menjalankan bisnis haram untuk menghidupi anak nya itu sampai tingkat universitas.."
Zafi menekan tombol pause, dia tak tahan mendengar viola selalu di hina dengan sebutan pelac*r oleh mama hani..
Darah zafian seakan seluruhnya naik ke kepala. Anak buah nya pun sampai memalingkan wajah, takut pada tuan nya yang terlihat sangat emosi..
"Kamu tau kan kenapa mama menyuruh mu datang ke bali ? Mama mau kamu temui zafian, rayu dia.. Mama yakin dia masih memiliki perasaan pada mu, anna. Pokoknya kamu harus bisa meluluhkan hati zafian lagi.."
"Baik, ma.. Anna akan mencoba sebisa anna.. Terimakasih sekali lagi karena mama sudah mau memaafkan anna..."
Rekaman itu berhenti disana..
Zafian memberikan ponsel itu kembali pada pemiliknya..
"Bawa orang suruhan mama itu pada ku!! Hidup atau mati aku tak perduli!!" Zafi merasa kecolongan lagi, dia tak menyangka bahwa mama hani akan berbuat sejauh itu..
"Aku yakin orang orang itu ada di sini dan keberadaan nya tidak jauh dari mama ku. Temukan mereka secepatnya!!" tambah nya lagi..
"Baik, tuan. Sebelum 24 jam saya akan menemukan mereka dan membawa nya pada tuan.."
🖤
Setelah orang suruhan nya berpamitan untuk mengerjakan tugas terbaru mereka, zafi pun segera kembali ke kamar..
Ketika zafi masuk ke kamar, dia melihat vio berbaring membelakangi dengan posisi miring. Zafi berjalan mendekat..
Zafi tersenyum simpul karena ternyata vio tertidur dengan ponsel di genggaman yang layar nya masih menyala, memutar sebuah video music kumpulan lagu lagu barat..
Pelan pelan zafi mengambil ponsel itu, mematikan lagu nya kemudian menekan tombol keluar dari aplikasi tersebut..
Ting!
Saat zafi hendak meletakkan ponsel vio, bunyi notifikasi membuat nya jadi mengurungkan niat, terlebih setelah tak sengaja zafi membaca pesan di jendela notifikasi..
"Aku peringatkan sekali lagi!! Tinggalkan zafian!!"
Deg!
Jantung zafian seakan berhenti berdetak untuk beberapa detik. Tidak mau semakin di selimuti rasa penasaran, zafi buru buru mengambil ponsel di saku nya kemudian mencocokkan nomor si pengirim tadi dengan yang tersimpan di kontak nya..
"Mama....."
Mata zafi memejam sesaat. Sekarang sudah jelas semuanya, ternyata pertemuan viola dengan mama hani bukan sebuah kebetulan..
Zafi sebenarnya enggan memeriksa pesan pesan itu lebih jauh, namun zafi khawatir pesan pesan sebelumnya berisi kalimat yang menyakitkan bagi viola..
Pria itu tak punya pilihan lain selain mencari tau sendiri dengan membuka aplikasi hijau di ponsel viola..
Saat zafi masih serius membaca pesan pesan itu, tiba tiba seseorang merebut ponsel di tangan nya dengan kasar..
Zafi nampak terkejut lalu melihat viola sudah berdiri dengan raut wajah marah..
"Lancang sekali kamu! Siapa yang mengizinkan mu membuka ponsel ku, hah ?"
"Maaf.." Zafi langsung meminta maaf tanpa membela diri. Dia tau dia salah...
"Kenapa kau keterlaluan sekali, zafian ? Apa kau pikir aku ini wanita lemah yang bisa kau perlakukan seenak nya ?"
Zafi menggeleng cepat, "Tidak, viola.. Bukan seperti itu.. Aku hanya tidak sengaja melihat pesan yang di kirim oleh seseorang yang aku tau siapa orang itu. Maafkan aku, aku salah. Tak seharusnya aku membuka ponsel mu tanpa izin.."
Viola terdiam. Matanya memerah seperti ingin menangis..
"Kenapa kamu tidak cerita, hum ?" Zafi melangkah maju semakin mendekat kehadapan viola..
"Mama ku mengirim pesan untuk mengajak mu bertemu tadi pagi, kan ? Kenapa kamu tidak mengatakan nya pada ku ?"
"Kenapa aku harus mengatakan nya pada mu ? Aku bisa menghadapi nya sendiri. Aku tidak takut.." jawab vio lantang dan penuh percaya diri..
"Viola Maharani!! Berhenti lah bersikap bahwa kamu wanita kuat dan tidak membutuhkan orang lain!! Apa kamu sadar, kamu sedang menyakiti diri mu sendiri.."
Suara viola seakan tercekat di tenggorokan nya. Tanpa sadar air mata nya menetes satu persatu...
Melihat viola menangis zafian langsung memeluk wanita itu..
"Bersandar-lah pada ku, viola. Jangan lagi kamu memendam semua nya sendirian. Suka, duka, senang dan susah mu, tolong berbagilah dengan ku..."
🖤