Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Seusai sahur Reni nonton televisi sambil menunggu waktu imsak dan shalat subuh ditemani dengan cemilan kacang bawang.
"Shalat dulu sebelum tidur de." ujar Mb Tika perhatian, dia terlihat penyayang dan dewasa.
"Iya Mb, masih nonton."
"Nonton tapi ngantuk juga." ledeknya.
"Iya sih, tunggu adzan bentar lagi. Tapi tayangannya juga seru, lucu² ini lawaknya!"
"Iya bagus kalau lawak supaya tidak mengantuk."
"Betul banget Mb." Suara adzan sudah berkumandang, saatnya untuk berpuasa. Jangan lupa niatnya ya!
"Shalat dulu deh, baru tidur lagi. Yuhu..." seraya beranjak dari duduknya menuju kamar mandi untuk berwudhu.
"Nanti kalau aku tidur lagi, bangunkan jam enam ya Mb." ujarnya sebelum shalat.
"Iya. Shalat mi dulu, sudah mikir tidur!" gerutunya pelan.
"Bibi gak sahur Mb?" tanyanya heran seusai shalat langsung bertanya.
"Bibi libur puasa makanya gak bangun."
"Oh gitu, nanti aku juga kalau besar gitu ya?" tanyanya polos.
"Terserah kamu saja, mau bangun boleh, kalau gak bangun juga gak masalah!" Reni hanya manggut² saja.
"Tidur lagi deh! Bersiap ke alam mimpi." merangkak naik ke atas kasur. Doa dulu yuk!
......................
Kegiatan di bulan Ramadhan.
"Di rumah saja bosan juga!" gumam Reni seraya mendudukkan dirinya dikursi teras. "Bibi mau kemana?" tanya Reni.
"Ke pasar. Mau ikut?"
"Boleh deh bi." langsung beranjak berdiri dan berjalan menuju motor yang akan dinaiki bi Yati ke pasar.
"Ramai juga pasar padahal baru hari pertama puasa." gumam Reni dalam hati. "Bibi mau beli apa?" tanyanya dengan tetap mengekor di belakang bibi.
"Mau beli ayam, berapaan ya?"
"Oh." jawab Reni singkat, mau jawab harga juga gak tau berapa harga ayam.
"Ayamnya berapaan satu ekor Mb?"
"50rb itu Mb, yang ini 45rb agak kecil." jawab Mb penjual ayam potong.
"Kasih yang besarnya satu Mb, potong² kan sekalian ya Mb, biar nanti tinggal cuci di rumah."
"Iya Mb, ukuran kecil atau bagaimana Mb?"
"Kecil saja Mb, karena banyak orang Mb."
"Keluarganya mau datang ya Mb?"
"Gak sih Mb, hanya memang banyak orang di rumah, untuk makan sahur dan buka puasa Mb." penjual ayam hanya manggut² sambil memotong ayam dengan ukuran lebih kecil. Lanjut beli bahan dapur lainnya seperti lombok, tomat, bawang merah dan putih.
"Kamu mau beli baju Ren?"
"Mau kalau dibelikan bi."
"Sana coba pilih² yang kamu suka."
"Iya bi." jawabnya singkat. "Semoga ada yang cocok buat lebaran nih." gumamnya dalam hati.
"Ini bagus bi, aku suka!"
"Tunggu bibi tanyakan harganya dulu! Mb, ini baju berapaan?" tanyanya.
"Itu 80rb Mb, kainnya bagus halus dan tebal. Ada juga warna lainnya!"
"Mahal sekali Mb, masih bisa kurangkah Mb?" tawar bibi.
"Bisa kurang sedikit Mb, mau minta berapa?" tanya Mb penjual pakaian.
"40rb ya Mb." dengan senyum manis.
"Wah, gak sampai modalnya kalau segitu Mb. 70rb saja Mb, ambil mi."
"50rb mi Mb, kalau boleh saya ambil." tawar bibi mentok.
"Gak bisa Mb, tambah² sedikit Mb, gak sampai modalnya kasihan!" dengan memelas berharap dagangannya dibeli.
"Ya sudah kalau gak dikasih 50rb saya gak jadi ambil Mb." jawab bibi.
"Tambah mi Mb 5rb, 55rb Mb, ambil miki." paksanya seraya membuka baju dari hangernya. "Gak sampai modalnya kalau 50rb Mb, bahannya berkualitas ini Mb." lanjutnya.
"Iya Mb, bungkus saja!" akhirnya jadi dibelikan oleh bibi meski harus drama masalah harga. Bibi juga tidak tega dengan wajah penjual yang memelas.
"Ini Ren untuk lebaran."
"Makasih bi." jawabnya. "Akhirnya punya baju lebaran yee." soraknya senang dalam hati.
"Ayo pulang, sudah siang nih! Sudah selesai juga belanja." ajak bibi. Lalu mereka pergi ke parkiran untuk mengambil motor kemudian pulang.
Flashback on
"Mau bikin apa ini nek?" tanya Reni, karena sebelum puasa Nenek dan Bibi Yati sibuk memasak.
"Masak² Nak buat nanti malam, mau baca² sebelum bulan puasa! Nanti dibawa ke Musola lalu dimakan bersama² disana." hal tersebut merupakan tradisi sebelum datang bulan puasa, istilahnya menyambut bulan Ramadhan dengan penuh rasa syukur.
"Gitu nek. Emang harus ya?"
"Iya ini bagian rasa syukur karena masih sehat, panjang umur, sehingga dapat melaksanakan puasa ramadhan." jelas nenek.
"Kalau gak bikin begini kenapa nek?"
"Ya gak apa² juga karena ini tidak wajib. Tetapi bagi suku Jawa ini sudah keharusan jadi kalau tidak buat seperti ini seolah ada yang kurang dalam hidupnya." Reni hanya manggut² seolah sudah paham.
Seusai memasak, makanan tersebut dibawa ke Musola lalu berdoa bersama dan makan² bersama. Biasa dilakukan pada malam pertama tarawih, berhubung penentuan 1 Ramadhan masih belum pasti maka dilakukan dua hari sebelum puasa.
Flashback off
***
"Roni mau kemana?" tanya mama Tasya.
"Jalan² ma, kenapa ma?"
"Ya sudah, tapi jangan lama ya kak!" peringat mama Tasya.
"Paling sore Ma." jawab Roni lalu melangkah keluar rumah.
"Kemana Dodi ya?" gumamnya pelan sambil mengayunkan sepedanya menuju rumah Dodi.
"Dod, Assalamu'alaikum Dodi." teriak Roni di halaman rumah.
"Waalaikumsalam. Roni, kenapa teriak²?"
"Hehehe. Bi, Dodi mana?"
"Dodi ke kebun ikut bapaknya cari buah pepaya."
"Loh puasa² kok cari pepaya bi?"
"Iya kan dipake nanti sore Ron, untuk buka puasa!"
"Oh, iya ya. Dikebun yang mana bi? Biar aku susul."
"Kebun yang dekat sini, yang dekat sungai Ron."
"Ya sudah bi, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." mamanya Dodi hanya geleng² kepala dengan tingkah Roni.
***
Roni mengayuhkan sepeda menuju kebun Dodi dekat sungai.
"Waduh becek lagi!" gumamnya. "Nah itu Dodi, Dod." panggilnya.
"Ngapain kesini?"
"Nyusul kamu lah!" jawabnya enteng.
"Kebun itu becek Ron, banyak nyamuk."
"Lah ngeledek ini orang. Kamu pikir aku ini anak kota yang dirumah terus maskeran, luluran, gitu!" decaknya kesal.
"Iya emang kamu jarang ke kebun kan?"
"Jarang bukan berarti gak pernah Dod." kesalnya.
"Ngapain kamu ngusul kesini?"
"Iya ya. Oh, aku mau ngajak kamu main. Kita cari tempat balapan sepeda yuk!" ajaknya semangat. "Ajak anak² yang lain." lanjutnya.
"Sekarang puasa! Entar kalau haus gimana? Mau nanggung dosa?"
"Wah premannya sudah insaf." ledek balik Roni.
"Iya. Puasa makanya insaf! Ini saja banyak godaan petik pepaya. Nih ada yang masak!"
"Waw menggiurkan."
"Sstt Puasa." jawab Dodi mengingatkan. "Cari alpokat yuk disana, sempat ada buahnya.!" lanjutnya.
"Ayo deh." mereka menuju pohon alpokat. "Wah banyak buahnya Dod, tapi tinggi. Boleh manjat gak sih?"
"Boleh tapi tinggi Ron. Emang kamu bisa? Awas hati² jangan sampai patah pohonnya!" seru Dodi.
"Eh, yang harus kamu khawatirkan itu aku! Kenapa malah pohonnya?" kesan Roni.
"Iya kan kasihan pohonnya kalau patah, buahnya banyak tuh!" ucapnya.
"Terserah deh. Mau manjat dulu!" kemudian Roni manjat pohon alpokat untuk dipetik buahnya yang sudah tua.
"Hati² Ron." teriak Dodi.
"Iya bawel." teriak Roni dari atas pohon. "Aku petik banyak ya? Sudah pada tua nih!" lanjutnya.
"Iya." jawab Dodi singkat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ☆☆☆
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/