NovelToon NovelToon
Penyesalan Suami : Istri Yang Tak Dianggap

Penyesalan Suami : Istri Yang Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Perjodohan / Poligami / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:26.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Ghina

"Sekarang tugasku sudah selesai sebagai istri tumbalmu, maka talaklah diriku, bebaskanlah saya. Dan semoga Om Edward bahagia selalu dengan mbak Kiren," begitu tenang Ghina berucap.

"Sampai kapan pun, saya tidak akan menceraikan kamu. Ghina Farahditya tetap istri saya sampai kapanpun!" teriak Edward, tubuh pria itu sudah di tahan oleh ajudan papanya, agar tidak mendekati Ghina.

Kepergian Ghina, ternyata membawa kehancuran buat Edward. Begitu terpukul dan menyesal telah menyakiti gadis yang selama ini telah di cintainya, namun tak pernah di sadari oleh hatinya sendiri.

Apa yang akan dilakukan Edward untuk mengambil hati istrinya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran yang tak terduga

Halo para readers, terima kasih yang sudah membaca karya pertama author Lina Sang Finance. Ini novel karya kedua author, semoga berkenan membaca karya receh author. Jangan lupa tinggalin jejaknya ya.

...Happy Reading...

"Papa ... yang benar saja. Ini bukan lagi jaman siti nurbaya. Sudah tidak ada lagi orang nikah pakai di jodohkan!” tutur Ghina si gadis berkulit putih.

“Nak, Papa mengerti maksud kamu. Opa Thalib sudah banyak membantu keluarga kita, termasuk kamu dan adik kamu bisa tetap sekolah, karena bantuan dari mereka.”

“Pah ... Om Edward itu terlalu tua buat Ghina, dan Papa tahukan  kalau Om Edward sudah punya pacar.”

“Kamu tidak perlu memikirkan pacarnya Edward, yang terpenting kamu harus menerima perjodohan ini." Dengan tegasnya Papa Zakaria berkata.

Ghina mendengus kesal mendengar perkataan perjodohan dari Papanya sendiri, sudah beberapa hari ini setiap makan malam pasti papanya mengulang kalimat tersebut.

Lelaki yang ingin dijodohkan dengan Ghina, masih kerabat dari Papa Ghina, bisa di katakan masih sepupu jauh papanya.

Keluarga Ghina hanya keluarga sederhana, tapi ada beberapa kerabatnya yang beruntung nasibnya, lebih makmur tapi tidak melupakan keluarga yang tidak terlalu baik ekonominya.

Ghina dari kecil sudah dekat dengan keluarga Thalib, karena Papa dan Mamanya sering berkunjung ke sana dengan membawa serta Ghina dan adiknya.

Masa muda papanya saat datang dari pulau Sumatra ke Jakarta tinggal bersama di mansion keluarga Thalib, lalu disekolahkan dan bekerja di perusahaan Thalib. Jadi Papa Ghina merasa berhutang budi dengan keluarga Thalib.

Tapi ya namanya anak kecil, Ghina tidak terlalu mengenal dengan anak-anak Opa Thalib, tapi dia ingat dengan Pria yang bernama Edward.

Ketika Ghina usia 15 tahun, untuk pertama kalinya dia melihat sosok Edward anak pertama Opa Thalib, ketika acara ulang tahun Opa Thalib di mansion. Edward selama ini sering bolak balik ke Amerika hingga jarang ada di mansion Thalib, tapi kali itu dia pulang atas permintaan Papanya.

Sejujurnya Ghina terpesona dengan kehadiran Edward, pria sosok idaman semua wanita. Paras campuran Belanda dan Sumatra Barat terlihat jelas di wajah rupawannya, justru wajahnya agak mirip pria turki. Tinggi dan badan yang gagah pasti terasa hangat jika dipeluknya, khayal Ghina saat itu.

Yaa namanya anak kecil, lihat cowok ganteng liurnya sampai ngeces. Ghina mengaguminya, Om Edward pria pertama yang ia kagumi.

Sekarang usia Ghina sudah 17thn dan masih duduk di bangku sekolah kelas 12, mendengar kata akan dijodohkan, jiwa mudanya memberontak.

Mimpi dia masih panjang, ingin kuliah dan bekerja. Mimpi untuk menikah muda tidak pernah terpikirkan olehnya.

Dan Dia tahu betul, Om Edward pasti akan menolak perjodohan ini. Karena Ghina sering melihat Om Edward mengajak kekasihnya jika ada acara di keluarga besarnya.

Semoga Om Edward menolaknya!

“Pokoknya Ghina tidak setuju dijodohkan!” ucap Ghina langsung masuk ke kamarnya.

.

.

Pagi di hari minggu ...

Mama Sarah terlihat sibuk di dapur dibantu Bik Inem.

“Mama tumben masaknya banyak amat, mau ada acara mam?” tanya Ghina yang baru selesai mandi.

“Iya nanti siang saudara Papa mau kesini ... sekarang kamu bantu mama bikin kue. Bahannya sudah mama beliin.”

Ghina memang paling jago bikin kue, dari SMP sudah belajar otodidak bikin kue , bekal ilmunya dari youtube. Hasilnya memuaskan.

Dengan senang hati Ghina mulai membuat kue, sudah jadi hobinya.

Tiga jam sudah Ghina berkutat dengan mixer dan oven. Beberapa cake dan kue muffin sudah tertata di meja makan. Sekarang waktunya dia melempengkan pinggangnya di kamar.

Mama Sarah tersenyum puas, lihat hasil anak gadisnya yang punya bakat bikin kue.

“Ghina ...,” panggil Mama Sarah dari luar kamar.

“Ya Mam,” sahut Ghina dari dalam kamarnya.

“Kamu jangan lupa ganti baju yang rapi ya nak, sebentar lagi tamunya mau sampai ke rumah!” ujar Mama Sarah.

“Ya Mam ...,” jawab Ghina agak malas, pengennya cukup dia di kamar saja tidak perlu keluar kamar. Tapi apa daya, dia selalu diajarkan untuk menghargai kedatangan tamu.

Sudah terlihat sopan, cukup memakai kaos kebesarannya dan celana jeans, batin Ghina.

Rambut panjang Ghina yang terlihat pirang dan sedikit bergelombang dia kuncir kuda, biar terlihat rapi.

Ruang tamu rumah Ghina yang berukuran 6x4m, terlihat ramai, sepertinya tamu yang di nanti sudah datang.

TOK ... TOK ... TOK

Pintu kamar Ghina berbunyi ...

“Ya masuk ...,” ucap Ghina dari dalam kamar.

“Ghina, dipanggil sama Papanya di ruang tamu,” ucap Bik Inem.

“Iya Bik." Ghina bergegas ke ruang tamu.

Kedua netra Ghina sedikit melotot melihat siapa yang bertamu, ternyata keluarga Thalib.

Ghina langsung salam takzim ke seluruh keluarga Thalib yang datang, termasuk Om Edward.

“Ghina ...,"sapa Opa Thalib.

“Ya Opa ...," balas Ghina.

“Zakaria, saya langsung saja menyampaikan maksud kedatangan kami sekeluarga,” ucap Opa Thalib.

Papa Zakaria menganggukkan kepalanya. Hati Ghina mulai berdebar-debar.

“Ghina, Opa hari ini akan melamar kamu untuk anak Opa ... Edward. Dan Opa sudah sepakat dengan papa kamu, bulan depan kalian akan menikah!”

JEDER!

Mata Ghina mulai memerah, sedangkan Edward terlihat tenang.

Mama Sarah menggenggam tangan Ghina, agar anaknya sedikit tenang.

“Opa Thalib, maaf Ghina menolak pernikahan ini!” Ghina mencoba melawan keadaan ini.

“Ghina!!” Papa Zakaria menegurnya dengan wajah tegasnya.

“Ghina tidak mau menikah dengan Om Edward dan Ghina juga tidak mau menikah muda,” lanjut Ghina.

“Ghina ... kamu tenang saja nak. Walau kamu menikah dengan Edward, Ghina tetap bisa melanjutkan kuliah dan bekerja di perusahaan kakek,” ujar Opa Thalib seakan paham keinginan anak dari kerabatnya.

Edward terlihat tidak terlalu menyukai perjodohan ini, tapi apa daya demi hormat kepada kedua orang tuanya.

Ghina dengan beraninya menatap mata Edward yang duduk di hadapannya, terlihat dia menangkap dari pancarannya tidak suka dengan dirinya. Tatapan Pria dewasa, Edward sekarang sudah memasuki usia 33 tahun.

“Bagaimana dengan Om Edward, menerima perjodohan inikah, Opa?” tanya Ghina masih menatap wajah Edward.

“Ya, saya menerimanya ” Edward menjawab dengan santainya.

“Opa, saya belum mengenal Om Edward. Dan lagi pula bukannya kalau menikah harus saling mencintai!”

“Justru itu dalam waktu sebulan, kalian harus saling mengenal sebelum hari pernikahan kalian!” jawab Opa Thalib.

Ghina terdiam sejenak.

Kok gue ngerasa kayak cerita di novel online ya, di jodohkan ... tapi tiba-tiba suami bakal nyiksa si wanita. Oh ini jangan sampai terjadi...

“Opa menganggap Ghina menerima lamaran ini dan pernikahan nanti,” ujar Opa Thalib dengan tegas.

“Astaga Opa, jangan begitu ...Ghina tidak menerima lamaran ini!” tolak Ghina.

“Tidak ada penolakan Ghina,” sambung Papa Zakaria.

Ghina kembali diam, sambil menekan jari jari tangannya.

Keluarga Thalib kembali sibuk berdiskusi dengan kedua orang tua Ghina sambil menikmati hidangan yang ada di meja.

Ghina hanya bisa terpaku mendengar pembicaraan orang tua membahas pernikahan mereka.

.

.

bersambung

Halo Kakak Readers jangan lupa tinggalin jejaknya, dan mohon bijaklah saat memberikan rate ⭐⭐⭐⭐⭐, jika tidak suka dengan ceritanya cukup di skip aja 🙏.

Edward Thalib

Ghina Farahditya

1
genta kusuma
kan ada mobil sendiri kok .menunggu ambulan
genta kusuma
kok edwat jahat banget kalau cinta jangan sok
Nur Hidayah
semua ori bos bkn sisa
Nur Hidayah
jgn jx pebinor pak rafael
Nur Hidayah
untung anaknya laki"
Nur Hidayah
visualnya edward kelihatan tuwir dan lecek
Nur Hidayah
mg cepat dipertemukan
Nur Hidayah
cepat sadar om edward bls tuh gina
Nur Hidayah
semua ada hikmahnya
Nur Hidayah
ya gagal dpt hati dan harta bosgan.
n
Nur Hidayah
temen gak setia ckp duwitnya sj anis pecat sekalian boos tar rahasia perusahaan jg dibocorin.
Nur Hidayah
n̈ssi suds jd bubur
Nur Hidayah
hati gina benar" lapang
Nur Hidayah
terlambat sudah edward tuk mengapai gina
Nur Hidayah
puyeng edwar tuh bielikan pabrik oskadon mantep
Nur Hidayah
terpesona yg ori
Nur Hidayah
ganteng kaya tapi tuwir klu byk marah tar strok yg penting warisanya.gina muda cantik byk yg mengharap
Nur Hidayah
dasar edwar sontoloyo
Nur Hidayah
semua ujian pasti ada hikmahnya
Nur Hidayah
kaya enggak cantik jg tidak +minim adapnya byk gaya lagi bu sari dsar gak guna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!