---------------------------
Kisah petualangan dua orang gadis yang sudah bersahabat sejak umur 6 tahun di sebuah panti asuhan HOPE yang berada di West New York- Amerika.
Dengan mengandalkan otak dan kemampuan mereka, mereka berdua membuka sebuah "Agency DC2" di New Jersey-Amerika. Dibawah naungan NJSP (New Jersey State Police)- Komisaris Cyderyn Baycora.
************
Bagaimanakah kisah-kisah mereka dalam menyelesaikan kasus-kasus rumit dan penuh misteri?
Yang penasaran, ikuti kisah mereka di novel ini 😊🍻
Note : Bila kalian tidak berkenan, tinggalkan saja... Jangan memberikan rating buruk yach... Komen saja apa yang kurang, Insya Allah akan author perbaiki...😊
Jangan lupa VOTE, COMMENT, LIKE, DAN SUBSCRIBE... plus GIFT-nya yach untuk mensupport Author. Terima kasih 🙏❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
INVESTIGASI TEGALAN
Hari menjelang pagi ketika Cecilia membuka mata dan menemukan sosok cantik Danaya yang sedang duduk di pinggir kasurnya. Danaya terlihat sudah rapi, sepertinya dia habis dari luar Seminari.
"Dari mana loe, Dany?" tanya Cecilia sambil mengucek matanya.
"Gue habis menyelidiki halaman berumput dan gudang sepeda... Gue juga habis jalan-jalan melewati hutan Monmouth. Bangun cepetan, mandi! Ada cokelat panas dan sarapan yang disiapkan di ruangan sebelah. Cepetan! Kita mempunyai hari yang baik menunggu..." ujar Danaya bersemangat.
"Oke...oke... Baiklah!" gumam Cecilia malas.
Wajah Danaya terlihat berseri-seri dengan pipi yang merona kemerahan, aura positif yang Danaya keluarkan seperti seorang karyawan yang menguasai tugas di hadapannya. Cecilia melihat seorang Danaya yang berbeda, saat ini Cecilia melihat seorang Danaya yang aktif dn waspada... Sangat berbeda dengan sosok Danaya yang Introspektif dan tukang menghayal dari panti asuhan HOPE.
Sedikit demi sedikit, kami mencoba keluar dari sebuah kekecewaan yang gelap. Dengan sebuah harapan yang tinggi, kami melewati daerah tegalan dengan perlahan. Ada perpotongan dengan seribu jalur domba sampai ke jalur yang berwarna hijau muda, menandakan rawa antara lokasi kami dan Mansion Ackerman. Mereka pasti melewati jalur ini... Dan mustahil jika mereka melewatinya tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Tapi, tidak ada jejak dari guru bahasa Jerman itu dan Almero. Dengan wajah menggelap, Danaya berjalan di sepanjang batas dengan perlahan... Dia ingin mengamati setiap jejak noda lumpur di atas permukaan rawa. Hanya terdapat jejak domba dan sapi yang telah meninggalkan jalurnya... Tidak ada yang lainnya lagi.
"Lihat itu, Cia... Di sana!... Ada sebuah rawa dangkal di bawah sana..." ujar Danaya sambil menunjuk ke arah hamparan suram yang bergulir di tegalan.
"Well...well...well..! Cia, buruan lihat yang gue temukan di sini!" seru Danaya tercerahkan.
Kami menemukan sebuah jalan hitam yang sempit. Ditengahnya terlihat jelas sebuah bentuk di atas tanah yang lunak, sebuah jejak sepeda!
"Finally!... Yes...yes..yes! Akhirnya kita menemukannya!" sorak girang Cecilia sambil memeluk Danaya.
Wajah Danaya bingung dan menerka, bukannya senang... Danaya menggelengkan kepalanya perlahan.
"Ini memang jejak sepeda, tapi bukan jejak sepeda yang kita cari. Gue ini hapal empat puluh dua cetakan yang ada pada ban sepeda. Sini... Coba loe lihat... Ini adalah jejak dari Ban Dunl*p dengan sebuah tambalan di bagian luar ban, sedangkan ban sepeda yang dipakai oleh Ewald Loye adalah Ban Palm*r... Ban yang akan meninggalkan jejak garis-garis panjang. Kata si Osbert, guru matematika sama gue semalam. Karena itu gue sangat yakin, ini bukanlah jejak sepeda Ewald Loye," ujar Danaya menjelaskan.
""Mungkin aja ini jejak ban sepeda si Almero, Dany...." ujar Cecilia optimis.
"Bisa jadi.... Kalau saja kita bisa membuktikan Almero yang memiliki sepeda itu, Cia. Akan tetapi..., bukan Almero. Seperti yang loe lihat, jejak ini dibuat oleh seseorang yang menuju ke arah sekolah," ujar Danaya sambil meneliti jejak itu.
"Bagaimana jika sebaliknya, Dany?" tanya Cecilia.
"Tidak mungkin, Cia... Semakin dalam jejak cetakan ban tersebut, tentu saja karena berat badan orang tersebut ditahan oleh ban belakangnya. Tidak diragukan lagi, jejak ban itu menuju ke arah sekolah. Ada atau tidaknya hubungan penemuan ini dengan pertanyaan kita, maka kita akan tetap menyusurinya," ujar Danaya pada akhirnya.
Seperti itulah akhirnya yang kami lakukan hari itu, menyusuri jejak-jejak yang ada di tegalan itu. Dan kami kehilangan jejaknya di saat kami muncul di sebuah tegalan berawa. Kami berjalan mundur, dan menemukan satu titik lagi yang dilewati oleh aliran sungai. Ada sebuah jejak lagi di sini, tapi jejak itu bercampur oleh jejak kaki sapi. Setelahnya tidak ada lagi tanda-tandanya.
Jalur tersebut mengarah ke kanan, arah ke hutan Monmouth yang membelakangi sekolah Seminari tersebut. Dari arah inilah jejak sepeda itu datang. Danaya duduk diatas sebuah batu besar sambil menopang dagunya dengan tangan. Sedangkan Cecilia menghabiskan air minum yang dia bawa. Setelah beberapa menit, Danaya kembali bicara.
"Hah! Baiklah... Sepertinya orang ini sangat cerdik! Dia mungkin menukar ban sepedanya agar tidak meninggalkan jejak yang asing. Seorang kriminal yang dapat melakukan itu, adalah seseorang yang ingin gue ajak berbisnis. Yuk..., kita kemon! Kita tunda saja pertanyaan ini dan mulai mencari kembali ke rawa, tempat kita sebelumnya melakukan eksplorasi," final Danaya kepada Cecilia.
"Oke.... Lanjuuut!" seru Cecilia.
Kami akhirnya kembali dengan survey sistematis dari beberapa tempat tegalan basah, dan benar saja... Kesabaran kami akhirnya menghasilkan sebuah penghargaan. Kami menemukan sebuah jejak lagi, tepat di seberang bawah bagian dari tanah berlumpur di rawa tersebut.
"Yes!.... Yes...yes...yes!"
Danaya berteriak kesenangan akan hasil.penemuannya, ketika Cecilia mendekatinya. Terlihat sebuah cetakan seperti buntalan kabel telegraf yang membasahi bagian tengahnya. Itu merupakan jejak dari Ban Palm*er tersebut.
"Ini dia!... Ini adalah jejak ban dari sepeda yang dipakai oleh Ewald Loye! Gue sangat yakin, Cia! Hahahahahaha," teriak Danaya kegirangan sambil loncat-loncat gak jelas.
"Wooow! Loe hebat, Dany! Congratulation!" ujar Cecilia sumringah.
"Thank's, Cia... Tapi masih ada perjalanan panjang yang harus kita tempuh... Ayo, bantu gue untuk mengosongkan jalur di sekitarnya, dan kita ikuti jejaknya. Gue takut jejak ini gak mengarah terlalu jauh," ujar Danaya kepada Cia.
"Oke..."
Semakin kami maju menuju ke arah tegalan, semakin banyak kami menemukan perpotongan dengan bidang tanah kecil... Kami sering kehilangan jejaknya, tapi kami berhasil menemukannya kembali.
"Loe sadar gak, Cia? Pada titik ini, si pengendara sepeda menaikkan kecepatannya? Kalau gue sich, yakin... Lihat pada cetakan ini, ada dua jejak ban yang terlihat sangat jelas. Jejaknya sangat dalam... Itu artinya si pengendara menahan beratnya pada pegangan sepedanya, seperti seseorang yang berlari sangat cepat. Oh My GOD! Dia ternyata terjatuh!" seru Danaya dalam penjelasan dia ke Cecilia.
Terlihat bekas lebar aneh yang menutupi beberapa meter dari jalurnya. Lalu, disana ada beberapa jejak kaki dan jejak bannya terlihat kembali.
"Si pengendaranya tergelincir ke arah samping," ujar Cecilia menduga.
Danaya terlihat memegang sebuah ranting bunga gorse yang remuk. Ketakutan Cecilia muncul, ketika melihat bunganya yang ternoda dengan percikan warna merah. Di jalur itu.... Di antara hamparan bunga-bunga... Ada noda dar*h gelap yang menggumpal!
"Kacau!.... Ini sangat buruk, Cia!... Menjauhlah, Cia! Jangan mendekat jika tidak diperlukan! Apa yang gue lihat? Dia terluka dan jatuh, kemudian berdiri kembali, mengendarai sepedanya, dan melanjutkan perjalanan. Tapi tidak ada jejak ban sepedanya lagi... Hanya terdapat jejak sapi di pinggir jalur. Tidak mungkin dia ditabrak oleh seekor kerbau, kan? Sangat Mustahil! Tapi gue juga gak melihat adanya jejak orang lain di sini. Kita harus terus melangkah, Cia... Dengan noda yang kita temukan dan jejak ban yang membantu kita, orang itu tidak akan lepas dari kita!" ujar Danaya penuh tekad.
"Baiklah..." jawab Cecilia.
...----------------...
*Jangan lupa COMMENT, SUBSCRIBE, dan FREE GIFT ya guy's... itu semua akan sangat membantu aku untuk semangat menulis 🤗💖🙏
saling support yaaa 🙏🏻
izin baca yaa kk,, 🤗🤗