Penyesalan terbesar karna telah salah mempercayai seseorang, Tunangan yang begitu di cintai nya menghianatinya padahal Ia sudah membuang satu-satunya Orang berharga dalam hidupnya yang seperti Keluarga baginya hingga meninggalkan dia untuk selama nya.
"dimana ini?" gumam Natalia celingukan memperhatikan sekitar.
Natalia Kembali ke masa lalu sebelum petaka itu terjadi, Natalia membalaskan dendamnya pada Orang yang telah menghianatinya.
ikuti kisahnya ya? bagaimana kisah cinta Natalia? Orang yang di masa kehidupan pertama telah Ia khianati demi Tunangan bajing*nnya kini takdir seolah menghukum Natalia dengan begitu mencintainya, akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak di undang
"terus apa yang harus aku lakukan Ga?" tanya Steven serius.
"sebaiknya kau jangan membahas apa yang membuatnya terguncang, apa dia menceritakan kedua Orangtuanya yang meninggal?" tanya Angga dibalas gelengan oleh Steven.
"aku tak tahu apa yang dia ceritakan padamu tapi kedepannya kau jangan mengungkitnya lagi." pinta Angga lalu menggerutu pelan keluar dari kamar Steven.
Dokter Angga mencari minuman di kulkas bahkan Ella pun membuatkan jus untuk Angga sebagai ucapan terimakasih.
.
Steven menatap lekat Natalia yang sedang terbaring di tempat tidurnya, Ia memegang tangan Natalia dab mengecupnya pelan.
"bangunlah Alia, aku tak akan bertanya apa-apa lagi dan aku tak akan bingung lagi dengan perubahanmu. ku mohon bangunlah..!" lirih Steven dengan mata terpejam.
Steven tidak tahu hal mengerikan apa yang membuat Natalia bisa berubah sedrastis ini tapi tak ada salahnya Ia mempercayai Natalia yang tak pernah terbuka seperti saat ini.
Steven juga tidak tahu harus senang atau sedih dengan perubahan Natalia sekarang, Senang karna Natalia akhirnya sadar dengan Orang-orang yang mengincar Natalia namun juga sedih melihat Natalia sampai pingsan saat mengatakan alasannya berubah.
"Alia?" panggil Steven sekali lagi.
Natalia perlahan membuka matanya dan hal yang pertama kali Ia lihat adalah Steven yang sedang mencemaskannya.
"Alia? kamu udah sadar? bagaimana kondisimu? apa ada yang sakit? tunggu sebentar ya? biar Paman panggilkan Angga tadi."
Natalia bahkan belum menjawab pertanyaan Steven sedangkan Steven sudah melarikan diri mencari Angga.
"huuhh! Paman benar-benar terlalu berlebihan." gumam Natalia sungguh pelan memegang kepalanya yang sedikit pusing.
Natalia mencoba untuk duduk dan bersamaan Angga juga menerobos masuk dengan Steven.
"kenapa kalian terengah-engah begitu? aku juga tak sekarat kan?" Natalia tersenyum simpul melihat ekspresi tegang keduanya.
Angga memeriksa keadaan Natalia, "jadi benar kau tak sakit lagi?"
Natalia menggeleng kepala, "tidak Om."
"kenapa kamu suka sekali panggil Om hmm?" tanya Angga jengkel.
"aku benar tak apa-apa Om Dokter." balas Natalia bukannya menjawab pertanyaan Angga yang terlihat kesal itu.
Angga mendengus, "dia udah baik-baik aja Stev..! tak butuh obat apapun cuma istirahat yang cukup terus jangan suruh dia ungkit cerita apapun lagi."
"apa yang Om katakan? ahh! tak apa, sepertinya Paman tak akan banyak bertanya lagi padaku." batin Natalia lega.
"udah ya? aku mau lanjutin minum Jus." Angga melenggang pergi meninggalkan Steven dan Natalia berdua saja di kamar itu.
"Paman?" sapa Natalia.
Steven buru-buru menghampiri Natalia dan duduk di tepi ranjang, "iya paman disini."
"jangan dengarkan Om Angga, Paman. aku baik-baik aja cuma kelelahan biasa." jelas Natalia tak ingin Steven cemas.
Natalia tersenyum melihat ekspresi Steven masih murung, "kenapa aku tak menyadari kalau Paman juga bisa bertingkah seperti anak kecil." batin Natalia ingin sekali tertawa.
"Paman harus percaya padaku ya?" bujuk Natalia.
"Paman percaya." jawab Steven mengangguk-anggukkan kepalanya walau tak mungkin di cerna oleh logika tapi perubahan Natalia memang di luar logika.
Natalia tersenyum manis lalu memegang kedua tangan Steven, "aku akan melindungi Paman dengan baik."
Steven terkekeh kemudian lalu mengusap kepala Natalia, "kamu masih kecil seharusnya Paman yang melindungimu."
Natalia menggeleng, "paman sudah melindungiku sekarang giliran aku yang melindungimu." batin Natalia.
Steven diam beberapa saat membayangkan betapa mengerikannya Natalia yang hampir meninggal sementara Ia malah sibuk bekerja, bukannya Steven tak mau menunggu Natalia sadar tapi memang Natalia yang membenci Steven karna ulah rubah betina itu sehingga Steven hanya bisa mengunjungi Natalia saat sedang terlelap.
"Alia? sebenarnya sore ini Paman ada urusan di luar Kota." kata Steven serius tiba-tiba.
"Paman tak bermaksud...?"
"aku ikut Paman." potong Natalia seketika Steven menjatuhkan rahangnya.
Steven merasa ragu meninggalkan Natalia tapi tugasnya sangat penting dan Ia tak mau membuat Perusahaan Keluarga Panelly mengalami kerugian hanya karna Steven memiliki masalah Pribadi, Steven juga tidak mau mengorbankan para karyawan yang bergantung di Perusahaan Panelly.
"kenapa Paman?" tanya Natalia polos.
"ka-kamu ikut kemana Alia? kamu yakin? bukankah kamu bilang acara yang Paman ikuti membosankan?" tanya Steven.
Natalia menggeleng kepala, "aku tak mau di Rumah terus Paman dan Paman harus bantu aku bebas dari Kean juga Vinne. aku tak mau mereka datang di malam hari nyuruh aku ke Bar sedangkan apalagi Paman tak ada melindungiku." ujar Natalia.
"harus bahas melindungi, Paman sangat melindungiku sampai Ia kehilangan nyawanya. jadi udah jelas kata itu sangat mempengaruhinya." batin Natalia.
Steven terpaku, Ia tak bisa membayangkan saat Steven berada di Luar Kota terjadi sesuatu pada Natalia apalagi Orang seperti Kean ataupun Vinne adalah Pribadi yang keras kepala dan mampu membuat Natalia luluh.
"Alia berhati lembut pasti dia akan luluh kalau terus di rayu, tak ada salahnya Alia ikut denganku." batin Steven mengangguk menyakinkan dirinya demi keselamatan Natalia.
"baiklah..! persiapkan barang-barangmu." ucap Steven.
Natalia tersenyum lebar langsung memeluk Steven dengan senang, "Terimakasih Paman."
"iya." jawab Steven mengusap kepala Natalia dengan lembut.
Bisakah Steven bersikap Egois? Steven tak bisa menutupi kebahagiaannya dengan perubahan Natalia yang sekarang.
Steven memang tak berharap cinta nya harus berbalas tapi Ia juga tidak sanggup jika Natalia membencinya.
sesuai dengan janji Steven pada Natalia, Mereka memang pergi ke Luar Kota sore itu juga.
.
Malam Harinya,
"dimana Lia?" bentak Vinne pada Ella yang paling dekat dengan Natalia.
Ella dan kelima Pelayan Rumah Panelly kedatangan tamu yang tak di undang yaitu Vinne bahkan Vinne pun membawa Kean.
"maaf Nona, Nona Alia pergi ke luar kota bersama Tuan Steven." jawab Ella dengan senyuman tertahan.
Vinne membelalakkan mata sedangkan Kean memicingkan matanya.
"benarkah Lia ke Luar Kota bersama Pamannya? kau tak berbohong kan?" tanya Kean dengan datar.
"tidak Tuan, Tidak..? kalau anda tak percaya silahkan periksa kemana aja kecuali Kolam berenang." jawab Ella.
"kenapa dengan Kolam berenang?" sentak Vinne melotot.
"Nona Alia hampir meregang nyawa tenggelam di kolam berenang jadi takut pada air sampai Tuan Steven mengeringkan kolam berenang beberapa hari belakangan ini." jawab Ella.
Deg
Kean menatap tajam ke Vinne, "ulahmu Lia jadi trauma."
"maaf Kean, aku tak tahu Lia begitu tersiksa. biasanya kami kan suka bercanda seperti itu." bela Vinne juga tak terima di salahkan.
Kean menghela nafas panjang, masalahnya semua menjadi rumit.
"lebih baik kita periksa aja." tukas Vinne lalu pelayan lain pun mengikuti dan dapat bentakan keras oleh Vinne.
"maaf Nona, kami tak bisa bertanggung jawab jika ada barang yang hilang karna harga barang disini melebihi 2 kali lipat gaji kami, semua ini adalah pesan Nona Alia." jawab Ella yang berani.
"Apaaa?" bentak Vinne dengan nada meninggi.
"lain kali kami datang lagi." Kean berujar serius lalu pergi dari Rumah itu.
"Kean?" teriak Vinne berlari mengejar Kean.
KAN lumayan uangnya Wkwkwkkw
kalo bisa sambil Live video ( jadi ga bisa apa² mereka berdua Wkwkwk 🤣)
Tapi kalo muka Tembok meh BEDA
aku mampir lgi😊