TURUN RANJANG

Tiga hari kemudian..

Leonard keluar lift, laki-laki itu terlihat sudah tampan dengan pakaian kerja. Stelan jas berwarna abu-abu muda bermotif garis kecil di padu dalaman bewarna lebih tua. Hari ini Leo mulai bekerja lagi setelah menikah dengan Ella.

Setelah menikah lagi, Leo lebih banyak menemani Maya di rumah sakit karena dokter lagi-lagi memberi kabar buruk tentang kondisi Maya. Dokter mengatakan Maya mengalami penurunan fungsi otak. Sehingga akan lebih lama dalam kondisi koma. Sementara kondisi Maya belum stabil, ia tidak bisa menjalani operasi amputasi kaki sebelah kiri.

Dua hari ini dengan keadaan Maya seperti itu membuat pikiran Leonard semakin pupus harapan akan kesembuhan istrinya itu.

Dari depan lift sudah terdengar tawa ceria Ella yang sedang berada di pantry menemani bibi Minah di dapur menyiapkan hidangan pagi.

Gadis itu benar-benar supel pada semua orang yang baru di kenalnya. Bahkan ia tidak sungkan bertanya atau mencari tahu segala sesuatu yang membuat dirinya penasaran.

Sebenarnya tawa bahagia Ella membuat Leo jengah. Berbanding terbalik dengan kondisi Maya, tergolek lemah tak berdaya di rumah sakit tak bisa apa-apa lagi. Yang tersisa darinya hanya detak jantung dan nafas saja. Leonard tidak berniat memberi tahu Ella keadaan Maya yang sebenarnya. Leo hanya memendam sendiri kabar itu.

Ella membawa nasi goreng spesial buatan nya. Pagi ini ia ingin sekali memakannya. Ella kaget ketika melihat Leo sudah duduk di depan meja makan. Karena masih sangat pagi baru pukul enam.

Senyum di bibir Ella seketika hilang. Apalagi melihat Leonard menatapnya tajam tak bersahabat.

Ella menelan saliva-nya sendiri. Berpikir apakah ia melakukan kesalahan yang tidak di sukai Leo? Ella merasa tidak melakukannya.

Ella menaruh nasi goreng buatannya di atas meja. Ada roti bakar, juga bubur ayam komplit yang tersaji di meja. Kata bi Minah, roti bakar dan bubur ayam adalah menu sarapan kesukaan Leonard. Jadi wajib ada di atas meja saat pagi hari.

"Apa kakak mau mencoba nasi goreng spesial buatan ku?", tanya Ella pelan. Ia takut jika melakukan kesalahan dalam suasana hati Leo yang sedang tidak bersahabat begitu.

"Tidak!", jawab Leo dengan ketus.

Ella sudah duduk di hadapan Leo. Ia sudah terlihat segar karena sudah mandi pagi-pagi sekali. Rambutnya di biarkan terurai indah. Ella sangat cantik seperti biasanya tanpa riasan apapun gadis itu sempurna dengan kepolosannya.

Ella menyesap susu coklat kesukaannya. Bahkan sisa minuman itu menempel di sudut bibirnya bagian atas.

Sebenarnya Leo ingin tertawa karena Ella terlihat begitu mengemaskan seperti itu. Namun laki-laki itu menahan diri.

Keduanya kembali menikmati makan pagi bersama. Tetap sama dalam keheningan tidak ada pembicaraan apapun.

Setelah selesai makan, beberapa saat kemudian Leo pamit pergi.

"Hari ini kamu tidak perlu menunggu ku makan malam Ella, aku harus ke rumah sakit", ujar Leo sebelum naik mobil di bangku belakang.

"Iya kak", jawab Ella sambil mengendong Noah untuk melihat ayahnya pergi bekerja sementara Rosa membersihkan kamar anak itu.

Tak lupa Leonard memberikan ciuman pada anaknya dalam gendongan Ella. Seakan mengerti hendak di tinggal pergi ayahnya, anak itu menangis.

"Dah..daddy", ucap Ella melambaikan tangan mungil Noah ketika mobil Leo melaju pergi.

"Sekarang sebaiknya kita melakukan apa sayang? Hm..bagaimana kalau kamu melihat onty Ella menggambar. Apa kamu setuju?", tanya Ella mencium wajah Noah yang tertawa padanya. "Ah kamu sangat menggemaskan sayang. Onty akan terus menjagamu sampai mommy mu sehat. Sebaiknya kita tidak menunda pekerjaan. Kita ke lantai empat", ujar Ella setengah berlari masuk ke dalam rumah. Dan meminta Nur membawakan keranjang bayi untuk Noah. Karena ia dan bocah itu akan menyelesaikan proyek Ella.

Tanpa Ella tahu, Leonard tersenyum melihat kelakuannya melalui handphone miliknya yang terhubung dengan CCTV rumah.

Bahkan ia memperhatikan apa yang Ella kerjakan di ruang gambar. Gadis itu begitu cermat ketika menggambar. Sementara Noah berada dalam keranjang yang memang untuk anak itu ketika pergi. Bisa di jadikan tempat tidur saat di dalam mobil.

Ketika waktunya senggang di kantor, Leonard lebih tertarik membuka rekaman CCTV di rumah. Hingga sore hari ia melihat Ella tengah belajar memandikan Noah. Mengikuti bimbingan Rosa yang setia menemani Ella.

Seperti menikmati aktifitasnya Ella tertawa terbahak-bahak ketika Noah menarik rambutnya, bahkan kaos oblong tipis yang di kenakan Ella basah kena cipratan air. Membuat kaos itu menempel ditubuhnya.

Bra merah yang di kenakan Ella nampak jelas.

Leonard sangat menikmati pemandangan itu hingga ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya.

"Ah shitt apa yang aku lakukan", umpatnya begitu tersadar. Menutup handphone miliknya.

"Masuk!"

Agra masuk ke dalam ruangan sambil membawa sketsa. Asistennya itu segera menaruh sketsa di meja gambar.

"Desain pesanan klien anda sudah selesai di kerjakan tuan, anda harus mengoreksinya. Besok pagi perusahaan galaxy akan mengambilnya", ucap Agra mengingatkan Leo.

Leo segera beranjak dari tempat duduknya. Mengamati secara mendetail pengerjaan proyek itu.

"Saya juga ingin memberi tahu anda, dua orang arsitek muda kita mengajukan cuti. Satu karena akan menikah satunya lagi mengajukan cuti melahirkan".

"Sementara banyak sekali desain dari klien yang harus di kerjakan supaya selesainya tepat waktu. Apa kita harus mencari beberapa arsitek muda tuan untuk menggantikan mereka yang cuti sementara waktu?", tanya Agra pada bos-nya yang tengah fokus meneliti desain yang di kerjakan anak buahnya.

Leo menghentikan pekerjaannya.

 "Kau cari satu orang saja, aku sudah menemukan orang yang tepat untuk mengisi kursi yang satunya lagi", jawab Leonard.

"Baik tuan", jawab Agra.

*

Hari sudah malam, menunjukkan pukul sepuluh. Ketika mobil sport Leonard sampai di mansion.

Sebelum masuk ke kamarnya, Leo selalu menyempatkan diri melihat Noah walaupun anak itu sudah tertidur lelap.

"Ada kabar apa untuk ku hari ini Rosa?", tanya Leo sebelum ke kamarnya.

"Tidak ada tuan. Semua baik-baik saja. Tapi hingga kini nona Ella masih di ruang gambar belum turun juga. Bahkan ia melewatkan makan malamnya", ujar Rosa yang bertugas menjaga Noah.

Leo menyipitkan kedua matanya.

 "Istri ku masih di lantai empat?"

"Iya tuan. Tadi Nur sudah memanggilnya untuk makan malam, bahkan sudah berniat membawakan makanan ke atas tapi kata nona Ella ia tidak lapar", jawab Rosa memberi tahu bos-nya itu.

"Ya, tidak apa-apa. Sekarang kamu istirahat lah", ucap Leo sambil menghidupkan lampu tidur Noah berupa karakter anak-anak yang bergerak memenuhi dinding kamar. Noah akan terlelap hingga pagi hari.

...***...

To be continue