Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31 | Titik Terang
Karena hal-hal sepele yang mereka buat.
Di jam istirahat, Alvin memisahkan pacarnya yang sedang saling sindir dengan Refina di kantin.
Keakraban dari mereka di pertanyakan sama Rio yang tiba-tiba datang setelah adanya laporan yang membuat Rio mengurungkan tidurnya dikelas, dia membawa Fina Dan Anisa ke atas rooftop.
Anisa juga ingin tahu awal mula mereka saling sikut, karena saat mereka di rumah Fina baik-baik saja.
"Saat kalian berdua pergi" Jawab singkat Fina.
"Aih iya gue inget, Rio saat itu ngejar gue ya" Kata Anisa yang membuat Fina membuat pertanyaan serius. "Lu kenapa mendadak kabur?"
"First kiss gue direbut Rio" Jawab Anisa sambil memegang bibir.
"Maksut lu nis?"
"Gue saat dirumah lu bibir gue dicium Rio di dekat kolam renang"
Rio seakan panik dengan menelan ludah saat Fina mengalihkan wajah ke arah Rio. Dia hanya bisa menggeleng kepala.
"Gue bisa jelasin Fin" Kata Rio singkat
Refina menghela nafas "Gausah, ngapain juga gue cemburu, cukup sayangi gue sebagai saudara. Itu lebih dari cukup" Kata Fina dengan senyuman manipulasi.
"Itu juga mau lu kan? sayang sebagai saudara" lanjutnya dengan rancu.
"Fin? Apa lu sayang sama Rio?" Kata Anisa yang menyela pembicaraan karena kepo.
"Enggak" Jawab Fina singkat. kemudian berdiri "Gue mau ke kelas" lanjutnya.
"Masalah melati?" Tanya Rio yang membuat Fina terhentak menoleh ke belakang.
"Gue liat raut wajah melati tersenyum jahat" Kata Fina. "Pokok nya gue mau ke kelas, intinya gue sudah jawab" Lanjut Fina.
"Oh iya lu gausah bohong, gue bisa cek cctv loh dari hp, lu lupa ada kalau rumah kita banyak cctv?" Hentak Rio.
Fina membalik badan dan meremas kerah rio dengan raut wajah yang kesal "Lu sumpah lama-lama nyebelin juga RIO!!"
"Sejak awal kita ketemu kan sudah nyebelin gak sih?" Rio mengelak.
Anisa menepuk tangan satu kali yang membuat mereka menyudahi perdebatan ga penting "Cukup urusan keluarga jangan dibawa ke area sekolah"
"Fina sini duduk samping gue" Kata Anisa sambil menepuk-nepuk keramik rooftop.
"Masalah keluarga kalian sedang kalut, kalian coba saling buka, siapa tahu kalian bisa bersatu mengatasi keganasan dari um yanto" kata Anisa yang mencairkan suasana.
Setelah perkataan Anisa, Fina langsung menjawab kenapa bisa saling senggol dengan Melati "Ya, kebetulan melati dendam ke Rio karena ibunya mendekam dipenjara, cuma saat di toilet dia engga se barbar Elma yang gue lawan saat di rumah lu nis?"
"Gue sudah tau kok motif melati, kemarin juga gue di jebak masuk ke kawanan suruhan melati" Rio mengelak.
"Melati juga seorang mafia?" Tanya Fina datar
Rio menggelengkan kepala "Kasusnya sama kaya Elma disuruh paman gue buat memusnahkan gue"
"Anjir paman lu punya berapa banyak CCTV sih" Kata Fina tajam
"But wait Elma?" Anisa memotong pembicaraan karena penasaran.
"Dalang utamanya Anwar, bahkan sekarang dia merekrut Alvin karena merayu melati yang sebelumnya kerja sama dengan paman gue"
"Saat kita kecil. Gue Anwar dengan Ferdi satu kampung dan sering main bareng" Kata Rio yang tiba-tiba bel masuk sudah berbunyi.
"Elma, melati" Kata Anisa yang terhentak sambil melihat wajah Fina yang sedang menekan gigi kesalnya. "Ah bel sudah berbunyi ayo masuk" Lanjut nya sambil mengajak.
Sambil berjalan masuk Anisa berbisik "Eh lu kenapa tiba-tiba kesal"
"Bel ganggu aja, padahal gue lagi penasaran" Kata Fina sebal
Rio menoleh tanpa melihat ke depan "Jam pulang kita bicarakan lagi tenang aja gue bakal cerita lagi — aduh"
Fina dan Anisa tiba-tiba tertawa terbahak-bahak lihat kepala Rio terbentur jendela kelas yang terbuka.
Sambil mengelus kening "Senang kalian gue ke siksa?" Katanya tajam
"Makanya lu jalan liat depan" Sentak Fina yang masih tertawa
"Ck, buruan masuk kelas"
Mereka bertiga mengikuti pelajaran sekolah dengan tenang sampai bel jam pulang menggema sangat keras. Tak butuh waktu lama Fina langsung mengajak Rio dan Anisa ke suatu tempat.
"Gimana? Lu mau cerita disini?"
Disana Rio membeku saat melihat ikon Thunder Wolf pada pandangan matanya, begitu juga dengan Anisa yang menganga setelah sekian lama kembali ke markas mantan Genk nya.
Semua anggota Thunder Wolf yang sedang santai di dalam berbalik badan dengan tatapan wajah mengintimidasi mengarah ke wajah Rio dan Anisa yang masuk ke dalam.
Fina menggertak dengan menendang meja yang membuat anggota nya menciut balik badan nya kembali.
"Fin lu ternyata ga becanda jadi ketua Genk Thunder anjir" Kata Anisa syok yang melihat keganasan Fina.
"FINA!! LU NGAPAIN AJAK GUE KE MARKAS MUSUH!!" Teriak Rio lantang.
Fina ga peduli teriakan Rio, dia fokus membagikan makan siang kepada anggota-anggota nya.
Tampak seluruh anggota senang dan bilang terima kasih dengan wajah tersenyum dan penuh canda.
"Jangan banyak bacot lu tong fokus makan, tersedak mampus lu" Kata Fina sambil menepuk-nepuk punggung Otong santai
"Bos untung lu baik" Kata Arjuna
"Semenjak kehilangan Ferdi gue ga pernah ngerasain makanan setiap hari lagi, beruntung banget punya pengganti bos yang pengertian tapi galak" Celoteh Vincent
"Love you bos" Kata Tania.
"Tania?" Sahut Anisa yang membuat Tania berbalik badan "Iya ada apa?" Kata Tania singkat
"Kemana Anwar pergi?" Tanya Anisa.
"Indramayu dibawa om-om berkumis" Jawab Tania.
Rio terhentak dan menghampiri Tania dengan aura angker nya. "Lu tau sesuatu tentang om-om itu?"
Tania dan anggota lainnya menyipitkan mata melihat gertakan Rio yang mempertegas suaranya.
Fina membawa Rio untuk ke samping markasnya, sedangkan Anisa disuruh tunggu di dalam markas. "Rio lu bisa cerita empat mata ke gue disini, kalau lu keberatan kalau ada Anisa" Kata Fina dengan tatapan menusuk tajam.
"Ferdi dan Anwar bersekongkol dengan pak yanto untuk membunuh ayah gue, karena semua harta kekayaan ayah gue ingin direbut paksa oleh pak Yanto" Kata Rio serius.
"Anwar sebenarnya menolak karena teman baik gue, cuma karena Ferdi yang tidak suka dengan sikap gue saat kecil terus mengajaknya"
Tiba-tiba Rio tertawa jahat karena sudah kehilangan akal sehatnya. "Dan sekarang gue tahu dimana pak Yanto berada, gue mau ke Indramayu buat nuntasin dendam gue, itulah tujuan gue membangun Genk motor, membawa mereka untuk membantu gue buat lumpuhkan bapak-bapak berkumis tebal itu"
"Dan iya Makasih Fin sudah ngajak gue kesini, berkat lu orang yang gue incar dari dulu ternyata ada titik terang, dari dulu ibu selalu merahasiakan keberadaan pak yanto"
Anisa yang memilih untuk mengikuti mereka dibalik tembok sambil menguping. Setelah mereka selesai berbicara Anisa melangkahkan kakinya menuju ke mereka. dengan aura dingin yang tidak bisa diganggu.
Fina dan Rio menoleh tajam setelah melihat keberadaan Anisa tiba-tiba.