Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 : Mencari Indra
"Yeah!!! Berhasil!" teriak Grace dengan ekspresi senang melihat sosok Anomali yang hancur menjadi debu, sementara Rico tampak menatap datar Grace, tersadar akan keberadaan Rico akhirnya matanya berubah kembali ke wujud normal.
"Ngapain lu disini?" tanya Grace sinis saat melihat Rico yang berdiri menatapnya.
"Lu yang ngapain disini," jawab Rico singkat dengan ekspresi datar.
"seperti yang lu lihat, lagi bersih-bersih Anomali" ucap Grace dengan senyum bangga.
"Grace! orang itu Heredis," ucap Tiana dalam hati Grace, dan membuat Gadis itu bingung.
"Heredis?" gumam Grace seraya menatap seksama sosok pemuda itu dari atas ke bawah.
"Heredis! manusia yang memiliki Energi batin besar dengan kemampuan spesial, hati-hati Grace!" ungkap Tiana menjelaskan.
mendengar ucapan Grace, tampaknya membuat pemuda itu kaget, dan mulai memasang kuda-kuda bersiap menyerang, sementara Grace yang melihat itu terkejut.
"Stop! Stop! lu mau ngapain?!" teriak Grace panik, dan tentunya membuat pemuda itu terdiam sambil menatap bingung Grace.
"dari mana lu tau identitas gue?" tanya Rico pada Grace yang terlihat panik, tapi belum sempat menjawab, tiba-tiba dari kejauhan terlihat cahaya lampu senter.
"gawat, ada satpam sekolah!" ucap Grace sambil mulai berlari ke arah lorong
"tunggu! jawab dulu pertanyaan gue" Ucap Rico, berusaha menghentikan Grace
"ahhh, besok aja kita ngobrol lagi! bisa gawat kalo sampe gue keliatan berduaan ama lu di sekolah malem-malem gini, bisa jadi gosip satu sekolah!!" jawab grace sambil berlari dan melambaikan tangan
******
Sementara di tempat yang berbeda, terlihat Sonya tengah membuka halaman laptopnya sambil membuka pencarian soal kitab penakluk arwah yang kini menyala.
"Kitab yang bisa menarik perhatian para Anomali... Sebenarnya ada apa di dalam buku ini ya?" gumam Sonya sambil menatap kitab itu, lalu tatapan matanya melirik beberapa anomali yang terjerat dengan benang berwarna emas yang muncul dari balik dinding dan lantai rumah itu. Menjerat mereka yang mencoba masuk ke dalam kamar tersebut.
Beberapa saat setelah mencari tau soal kitab tersebut, rasa penasaran mulai menghampiri Sonya hingga membuat tangannya gatal ingin memegang kitab itu, namun sesaat kemudian ia segera menarik tangan dan menggelengkan kepalanya.
"Gak! Aku ga boleh gegabah, sebelum mengetahui informasi tentang Kitab ini, lebih baik aku tidak membukanya dulu" gumam Sonya yang kini melepaskan Kacamatanya, lalu bergegas menuju kasur untuk tidur
********
Beberapa jam setelah kejadian di sekolah, tampak Grace yang baru selesai membersihkan dirinya, kini tengah berjalan menuju meja belajar.
"Tiana... tadi lu bilang kalo murid pindahan itu seorang Heredis? jadi manusia dengan kekuatan bukan cuman Gate aja?" tanya Grace pada Tiana yang mengangguk membenarkan sambil duduk santai di kasur kamar Grace.
"Di dunia ini, semua mahkluk hidup punya sesuatu yang disebut energi batin, dan Heredis adalah Orang-orang dengan Energi batin yang memberi mereka kekuatan melebihi manusia normal, sedangkan Gate tidak punya ini, tapi Gate mempunyai Energi batin yang mampu beresonansi dengan Anomali sehingga mereka bisa menyatu dan menggunakan kekuatan mereka,"
mendengar itu, Grace yang tengah mengerjakan PR terlihat tengah berpikir sambil memainkan pulpen di tangan kanannya.
"jadi alasan banyak Anomali yang mengincar gue karena mereka bisa merasuki tubuh gue dengan bebas? terus kalo yang dirasukin bukan gate, apa efek sampingnya?" tanya Grace lagi pada Tiana.
"Ya, tentu saja Energi batin manusia biasa tidak akan sanggup menahan kekuatan Anomali, sehingga Energi batin mereka akan terkuras dan paling buruk mereka bisa mati" jawab Tiana singkat sembari melirik Grace yang terlihat shock mendengar ucapan gadis itu.
"Jadi? kalo energi batin gue habis gue bakal mati juga!?" tanya Grace setelah mendapat kesimpulan, dan langsung dibalas gelengan kepala oleh Tiana.
"itulah spesialnya seorang Gate, Energi batinmu tidak akan habis, memangnya kamu pikir kenapa kamu disebut Gate?" Tanya balik Tiana sambil tersenyum
"Kenapa? karena gue kaya pintu gerbang yang bisa mudah dimasukin Anomali kaya lu?" tebak Grace
"Gate punya pemulihan Energi Batin yang cepat, seperti gerbang air yang terbuka dan akan terus mengaliri tubuhmu dengan Energi batin, sederhananya Gate punya Energi batin yang tidak terbatas! keren kan?" Jelas Tiana dengan penuh semangat
"Begitu ya..., jadi kalo tubuh dan kesadaran gue diambil alih oleh Anomali jahat, dia bakal bisa terus berada di dalam tubuh gue tanpa takut kehabisan Energi batin?" gumam Grace yang membuat Tiana bangkit dan berjalan mendekatinya.
"yap, lebih buruk lagi kalau Anomali itu bisa mengambil alih kesadaranmu, makanya Grace... Kamu harusnya bersyukur ketemu aku, Anomali yang cantik dan baik hati! hahaha!" jawab Tiana sambil tertawa dan bersandar di tembok kasur Grace.
"Bisa ae lu Tin, tapi bahaya juga kalau sampai tubuh gue dirasuki Anomali jahat" gumam Grace yang dibalas dengan senyuman oleh Tiana.
"Tenang aja selama ada aku, tidak akan ku biarkan satupun Anomali lain merasuki tubuhmu!" janji Tiana dengan senyum penuh percaya diri.
Sementara mendengar ucapan hantu wanita berambut pirang itu, Grace hanya tersenyum tipis lalu kembali fokus dengan buku pelajaran di meja belajarnya itu.
*********
"Hai Gre!" sapa Sonya yang bergegas menghampiri Grace, lalu berjalan bersama menuju sekolah pada keesokan paginya.
"Akhir-akhir ini aku lihat kamu udah mulai ga takutan lagi?" ungkap Sonya pada Grace, mendengar itu tentu membuat gadis itu tersadar dan menatap gadis itu takjub.
"iya juga! Tapi emang akhir-akhir ini gue jarang lihat ada Anomali yang muncul tiba-tiba dan ngagetin gua lagi sih," Ujar Grace yang tampak memikirkan kejadian yang membuatnya ketakutan akhir-akhir ini.
"soal itu, kamu harusnya berterimakasih padaku! Anomali rendahan tidak akan ada yang berani mendekati kamu selama ada aku," ungkap Tiana dengan bangga yang langsung di balas tatapan sinis kearah hantu gadis pirang itu.
"bagus dong kalau kamu udah mulai terbiasa... aku jadi lebih santai, ga perlu harus nemenin kamu terus tiap kamu mau kemana-mana di sekolah," ejek Sonya sambil tertawa pada Grace yang sukses membuatnya cemberut.
"Enak aja! gue kayaknya ga se lebay itu kemarin," jawab Grace dengan ekspresi malu.
"Sonya jangan tinggalin gue!, tiap hari kamu ngomong gitu terus Gre, hahaha" jawab Sonya sedikit menjahili Grace, membuat pipi gadis itu makin merah karena malu.
"udah ah! yang penting sekarang gue udah berani!" balas Grace sambil sedikit cemberut.
"iya deh iya, ngomong-ngomong kamu duluan aja ke kelas, aku mau ke Ruang Guru dulu ada perlu sama Bu Sekar" pamit Sonya yang bergegas pergi menuju ke Ruang Guru, meninggalkan Grace sendiri dan tampak mulai didekati oleh Tiana.
"Grace, temenmu tadi juga seorang Heredis" bisik Tiana yang membuat Grace terkejut, lalu menatap wajah gadis itu.
"Hah!? Sonya seorang Heredis? lu jangan bercanda Tin!? eh tapi pantesan aja tiap gue bareng Sonya ga pernah ada Anomali yang muncul di sekitar kami," gumam Grace sembari menatap Tiana yang mengangguk mengiyakan ucapan gadis itu.
"tentu saja! Anomali tingkat bawah biasanya akan menghindari mahkluk yang lebih kuat dari mereka" jelas Tiana pada Grace yang segera masuk ke dalam kelas.
Namun, begitu masuk kelas terlihat Della dan Linda tampak mengobrol dengan wajah serius.
"Eh Grace! lu Udah tau berita soal Indra belum?" tanya Linda sambil menyapa gadis itu.
"Indra? Belum, emang kenapa dia?" tanya Sonya sambil menaruh tas di kursinya diikuti Grace.
"udah seminggu ini dia ga masuk, dan menghilang tanpa kabar" terang Linda pada Grace.
"Keluarganya udah lapor polisi kemarin, tapi sampai hari ini belum ada kabar juga" tambah Della yang di balas anggukan Linda, bermaksud membenarkan ucapan gadis tomboy berambut pendek itu.
"ngomongin soal Indra ya? tadi Bu Sekar juga bilang katanya selain Indra dalam seminggu belakangan ada beberapa orang yang menghilang juga disekitaran sini," terang Sonya yang baru saja masuk kedalam kelas, lalu menaruh tas di bangku samping Grace.
"Kemana dia ya? apa jangan-jangan diculik Wewe?" gumam Linda menebak, dengan sedikit nada candaan hingga membuat pundaknya ditepuk Della.
"lu pikir Dia bocil SD apa diculik wewe gombel?!" Tegur Della pada Linda yang nyengir sambil meringis kesakitan.
"Grace! Aku punya firasat buruk soal hilangnya orang-orang ini," ungkap Tiana dengan wajah cemas, melihat hal itu Grace terlihat diam sambil mengangguk, bermaksud memberi kode bahwa ia paham dengan maksud Tiana.
"Kalian ini malah pada bercanda! Ini ada Orang Seminggu ilang! Hello!!" Ucap Grace yang agak geram melihat tingkah laku kedua temannya itu.
"iya deh sorry-sorry, tapi kalo kalian pengen cari informasi, kenapa ga tanya Anggika aja?" usul Linda pada mereka bertiga.
"Benar juga, dia kan ketua Ekskul Jurnalis, biasanya dia pasti punya info soal berita seperti ini" ungkap Sonya yang baru teringat tentang info tersebut.
"Oke kalo gitu jam istirahat kita langsung temui Anggika!" ucap Grace pada ketiga temannya.
"tunggu! kita?" tanya Della bingung setelah mendengar ucapan Grace.
"ya tentu saja kita, kita bakal mencari keberadaan Indra!" ujar Grace dengan penuh semangat, sementara Della hanya menghela nafas mendengar itu.
*********
sementara di ruang Guru, terlihat Sekar sedang bertopang dagu sambil mengernyitkan dahinya.
"sudah kasus kedua dalam sebulan ini..., dari siswa yang tiba-tiba ditemukan tidak sadarkan diri, sekarang beberapa orang menghilang tanpa jejak, sebenarnya apa yang terjadi di Kota ini? sepertinya aku harus segera melaporkan ini..." gumam wanita itu sambil menghela nafas.
tak lama, terlihat Gita mengambil handphonenya dan kini menatap sebuah kontak di ponselnya, sebelum akhirnya didekati oleh seorang guru pria yang berpenampilan rapi.
"Bu Sekar, maaf anda di panggil kepala sekolah," ucap sang guru yang membuat Sekar terkejut dan reflek menyimpan ponsel miliknya.
"Ah... Baik! saya segera kesana" jawab Sekar yang bersiap untuk menuju ruang kepala sekolah.
*********
saat jam istirahat, di lantai atas sekolah yang jarang didatangi baik para murid ataupun guru, terlihat Rico berjalan dan berdiri menemui Nathan. Pemuda yang tengah diam menatap ke lapangan sekolah yang ramai dengan lalu-lalang para murid disana.
"ada apa mencariku?" tanya Nathan pada Rico datar tanpa menatap ke arah pemuda yang mencarinya itu.
"Gw penasaran tentang Kitab Penakluk Arwah yang sempat lu bahas ke gue," jawab Rico singkat pada pemuda itu,
Mendengar hal itu tentu membuat pemuda itu tersenyum sendiri namun tetap menatap ke lapangan sekolah.
"Kekuatan Grace sudah mulai bangkit ya?" tebak nathan yang membuat Rico makin Penasaran, siapa sebenarnya Nathan, dan tentang kekuatan Grace.
*********
sementara Grace, Sonya, Linda, dan Della, terlihat berdiri didepan sebuah kelas bertuliskan IPS IV dan dihadapan mereka berdiri seorang siswi cantik dengan rambut hitam panjang tergerai dan lesung pipi yang terlihat ketika dia tersenyum
"Wah-wah, Science 24, ada perlu apa hingga band kebanggaan sekolah datang menemuiku?" ucap siswi itu sambil tersenyum
"to the point aja kita penasaran soal peristiwa orang-orang hilang misterius seminggu belakangan ini," ungkap Grace pada Anggika yang tersenyum mendengar pertanyaan gadis itu.
"ya, dan kami pikir kamu sebagai ketua Jurnalis sekolah mungkin punya info tentang kasus ini" tambah Sonya yang di balas senyum gadis itu.
"tentu aku tidak bisa sembarangan memberi informasi... lagian, untuk apa kalian mencari tau soal ini?" jawab Anggika sambil melipat kedua tangannya
"Teman sekelas kami jadi salah satu korbannya, sudah seminggu ini dia hilang tanpa kabar, Tolong! mungkin cuman lu yang bisa bantuin kita" ucap Grace sambil menatap Anggika berusaha meyakinkan Siswi itu.
Mendengar ucapan dan ekspresi Grace, gadis itu tampak tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Oke, aku akan bantu... Sebenernya kita juga sedang menulis artikel tentang ini, Rud!! Rudi!!" ungkap Anggika yang terlihat memanggil seseorang dari dalam Kelas
tak lama terlihat seorang siswa berkacamata dengan rambut klimis keluar dari dalam kelas mendatangi Anggika
"kumpulkan informasi tentang semua kejadian orang-orang yang menghilang dalam seminggu ini" pinta Anggika pada Siswa berkacamata bernama Rudi Aswin tersebut.
"selalu aja mendadak gini... Kasih gue waktu sampai pulang sekolah nanti, dan lu harus cariin gue alasan buat bolos pelajaran, gue mau ke perpus biar bisa akses wifi sekolah," gerutu Rudi pada Anggi seraya berlalu lalu keluar dari kelas dan berjalan menuju perpus, dengan menenteng tas dan laptopnya.
"oke done, sampai bertemu lagi sepulang sekolah!" pamit anggi sambil berbalik dan masuk kedalam kelas, meninggalkan ketiga gadis yang masih berdiri di depan mereka.
"Makasih ya... Anggika," ucap Sonya pada gadis itu.
"Anggi, panggil aku Anggi aja, ga perlu sungkan, lagian aku melakukan ini gak gratis, if you know what i mean?" ucap anggi sambil melambaikan tangan dan berjalan ke bangkunya, tampak senyum terlukis di wajah manisnya itu.
*******
Saat jam pulang Sekolah, Grace dan kawan-kawannya sudah berada di Parkiran sekolah. Menunggu kedatangan Anggi yang tak berapa lama datang mendekati mereka bersama dengan Rudi yang berjalan sambil melihat ke layar laptopnya.
"oke! jadi ini informasi yang gue dapat, selama seminggu ini sudah ada 5 orang yang menghilang selain Rudi, ada 4 orang gadis yang menghilang, mereka semua siswi SMA dari beberapa sekolah yang berbeda, umur antara 16-18 tahun" terang Rudi membeberkan informasi yang ada di laptop miliknya.
"jadi selain Indra, semua korban lainnya cewek?" tanya Grace sambil mengernyitkan dahinya
"wah apa jangan-jangan si Rudi kabur terus kawin lari sama tu 4 cewek?" tebak Della dengan nada bercanda, dan langsung membuatnya mendapat tepukan keras di pundak, dari Linda.
"Lin.. Del..., becanda mulu ni anak dua, oke terus apalagi yang kamu dapat?" tanya Grace lagi pada Rudi, setelah menegur Linda dan Della
"jadi gue nemuin kalo keempat siswi ini punya satu kesamaan, mereka berempat bersekolah sekolah dengan alamat yang berbeda, tapi lihat! ini adalah simulasi jalan arah mereka pulang dari sekolah," Ujar Rudi sambil menunjukkan layar Laptopnya ke mereka.
"Ahhh?! ada satu jalan yang sama-sama mereka lewati saat pulang!" Ucap Grace spontan saat melihat ke Peta yang ada di layar laptop rudi
"Bingo! jadi kalau kalian ingin cari tahu tentang keberadaan orang-orang hilang ini, better kalian mulai dari sana" Ucap Anggika sambil tersenyum.
"Oke baiklah kalau begitu ayo kita berangkat kesana sekarang" Ucap Grace yang tampak tergesa-gesa berlari menuju lokasi yang sudah ditunjukkan Rudi.
"Bentar, lu ga serius kan Grace? bukannya Kita nih harusnya persiapin band kita buat festival, kenapa sekarang malah mau jadi Tim sar buat nyari orang ilang?" gerutu Della sambil berlari kedepan Grace dan menghalangi jalan gadis itu.
"Del untuk saat ini keselamatan orang-orang itu lebih penting!" ucap Grace berusaha meyakinkan Della.
"lu bercanda ya? Lagian masalah ginian harusnya kita laporin polisi dulu aja ga sih!?" Ucap Della dengan nada agak sedikit naik, mencoba menghalangi tindakan nekat sahabatnya itu.
"udahlah Del, lu tahu sendiri kan Grace? kalo dia udah ada maunya, ga bakal ada yang bisa ngehentiin dia?" Linda berusaha menenangkan Della sambil menepuk pundak kanan gadis itu
"Tapi kan...." ucapan della terhenti saat Linda kembali angkat bicara, disertai dengan senyum mengejek.
"jangan-jangan lu takut ya del? yaudah deh kalo lu takut mending ga usah ikut, gapapa kok" ungkap Linda dengan nada ejekan ke gadis berambut pendek itu.
"Enak aja!! oke gue ikut!!!" ungkap Della lantang, diiringi dengan Linda yang melirik Grace sambil tersenyum.
Sementara Sonya dibelakang hanya bisa menghela nafas, melihat kelakuan teman-temannya itu.
Sebelum akhirnya mengalihkan tatapannya ke Anggika dan Rudi yang nampak fokus sendiri dengan tujuan mereka.
"kamu ga ikut Nggi?" tanya Sonya pada Anggika.
"ga lah, aku gak dibayar cukup untuk ini," jawab Anggi singkat pada Sonya.
"kita kan emang ga dibayar" protes Rudi mendengar ucapan gadis itu.
"Ahh, ngomong-ngomong soal bayaran, jangan lupa kalau kalian dapat informasi baru tentang orang-orang hilang ini langsung hubungin Aku ya" pinta Anggika sambil memberikan secarik kertas bertuliskan nomor teleponnya kepada Sonya.
"Informasi harus ditukar dengan Informasi lainnya! begitulah caraku mendapatkan berita! Ciao!" ucap gadks itu sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan keempat gadis itu, disusul oleh Rudi yang mengikutinya dari belakang.
"Oke Guys! semuanya udah siap kan? ayo kita segera berangkat" ucap Grace sambil berjalan menuju ke mobil, diikuti ketiga temannya.
**********
di dekat lokasi hilangnya orang-orang secara misterius, setelah memarkirkan kendaraan mereka di minimarket dekat sana.
Terlihat keempat gadis itu mulai berjalan menyusuri jalan yang bisa terbilang sepi, dengan lebar jalan 4 meter itu dan hanya ditemani terang lampu jalan yang menjadi sumber cahaya mereka, akhirnya mereka sampai ke Persimpangan yang ditunjukan oleh Rudi siang tadi.
"Oke, sekarang apa?" tanya Della dengan nada agak sedikit kesal.
"gimana Tin?" tanya Grace pada Tiana dalam hati.
"Aku merasakan ada residual Energi batin yang tertinggal ditempat ini, tapi aku tidak merasakan adanya Anomali di sekitar sini"
"lagian, ga mungkin juga kita nemuin sesuatu, mereka udah hilang berhari-hari, kalau segampang itu nemuin mereka Polisi pasti udah nemuin mereka dari kemarin-kemarin" Ucap Linda yang sekarang tampak berpihak ke Della.
"maaf deh, yaudah kita balik aja, besok gue coba cari petunjuk lain lagi" Ungkap Grace dengan nada sedikit Kecewa, dan akhirnya berbalik dan mengajak temannya yang lain untuk kembali ke mini market
"tunggu! ngomong-ngomong Sonya mana? bukannya tadi ikut jalan kesini" tanya Linda yang menyadari hilangnya salah satu teman mereka.
"mungkin dia udah balik ke Mobil duluan?" balas Della enteng, disisi lain raut wajah Grace tiba-tiba berubah menjadi pucat.
"Grace ini gawat! aku bisa merasakan Residual jejak Energi dari temanmu bersama dengan Energi batin yang lain, dia tidak kembali ke Mobil, sepertinya dia diculik!" ungkap Tiana dengan nada panik.
"Apa!!? dia dibawa kemana? lu bisa ngikutin jejaknya ga?" Teriak Grace yang karena panik tanpa sadar dia mengeluarkan suara saat berbicara, yang berhasil membuat Linda dan Della kebingungan
"lu ngomong apaan Gre? jejak apaan jejak si gundul?" ucap Della bingung mendengar gumaman Grace.
Grace yang panik, lalu tiba-tiba berlari meninggalkan kedua temannya itu mengikuti petunjuk yang diberikan Tiana.
"lah tu anak malah kabur, Lin coba lu telepon Sonya tanyain dia dimana sekarang" pinta Della pada Linda yang mengangguk.
Segera Linda mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi nomor Sonya, tetapi betapa terkejutnya mereka saat mendengar suara nada dering dari pinggir jalan, saat Della berusaha mendekati ternyata itu Ponsel milik Sonya yang tergeletak di rerumputan di pinggir jalan.
belum sempat mencerna apa yang sedang terjadi, dua gadis itu kembali dikejutkan dengan suara nada dering ponsel lain, yang rupanya adalah ponsel milik Della.
"Anggika... iya Halo nggi?" Della yang segera mengangkat panggilan itu yang rupanya dari Anggika.
"maaf sepertinya aku punya kabar buruk untuk Kalian, coba kamu cek video yang aku kirim ke Was Up mu" Ucap anggika dari sisi lain saluran telepon.
setelah Anggika menutup teleponnya Della dan Linda langsung melihat video yang baru saja dikirim oleh Anggi, dan tiba-tiba wajah mereka berdua berubah menjadi pucat..
rupanya video itu berisi rekaman CCTV mereka berempat saat baru sampai ke persimpangan jalan , dan di dalam rekaman itu terlihat Sonya tiba-tiba menghilang begitu saja sesaat setelah terlihat glitch di video CCTV itu
******
ditempat lain tepatnya di sebuah rumah tua kosong yang terbengkalai.
Terlihat Sonya sedang terikat, dan di dekatnya terdapat empat siswi SMA yang terikat dengan bibir ditutupi kain tengah terkulai lemas di salah satu sudut rumah itu, dan ketika Sonya perhatikan, rupanya mereka adalah para Siswi yang menghilang.
Tepat beberapa meter di hadapannya, berdiri Seseorang yang mengenakan kain selimut lusuh untuk menutupi kepalanya dan kini sedang tertawa
"Akhirnya aku menemukannya"
To Be Continued