Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi pengasuh
Bram menyerahkan paper bag pada Renata, dia menyuruh Renata mengganti pakaiannya. Yandi berpamitan pada Bram karena ia harus kembali ke kantor, Renata pun mengganti bajunya dikamar di kamar mandi.
Hari sudah semakin sore namun Renata tidak bisa pergi karena Violetta terus saja menempel padanya, Nurul sudah berulangkali menelpon Renata sampai ia bosan menjawabnya.
"Vio mau dengar cerita enggak?" tanya Renata.
"Celita apa tatak?" tanya Violetta.
"Kisah Nabi." jawab Renata.
"Mau tatak, Vio mau dengal kicah Nabi." ucap Violetta.
Saat orang lain bersuka cita menyambut hari raya tiba lebih tepatnya idul fitri, anak-anak berlarian di mesjid dengan gembira. Saat hendak menunaikan shalat Rasulullah SAW mendengar suara tangisan seseorang belakang mesjid, dicarinya ternyata ada seorang anak kecil dengan pakaian lusuhnya sambil menangis sesenggukkan , Rasulullah menghampirinya kemudian ia bertanya "Bukankah hari ini adalah hari bahagia (idul fitri), tapi kenapa kau bersedih?" anak tersebut menjawabnya "Tentu saja hari ini adalah hari bahagia, bahagia hanya untuk orang yang memiliki ayah tidak sepertiku yang tidak memiliki ayah" Rasulullah pun meraih tubuh anak kecil tersebut kemudian mendekapnya "Kapan dan dimana ayahmu meninggal?" tanya Rasulullah "Waktu perang badar yang di pimpin oleh Rasulullah tapi aku tidak tahu siapa orangnya, aku tidak kenal. Aku ingin membeli baju dan bersuka cita dan bermain bersama anak yang lain. " jawab anak tersebut. "Tapi ibu malah mengusirku, sudah tiga hari ini aku tak pulang" tambahnya. Rasulullah menangis dan membawa anak tersebut pada Aisyah, ia meminta Aisyah memakaikan baju baru untuk anak kecil tersebut Rasulullah menjelaskan pada Aisyah bahwa anak kecil yang dibawanya adalah seorang anak yatim yang di tinggalkan oleh ayahnya. Aisyah membawa anak kecil tersebut dan mengganti bajunya, Rasulullah memanggil anak dan menantunya Fatimah da Ali kemudian ia mencari kedua cucunya Hasan dan Husein. Rasulullah meminta cucunya untuk bermain bersama dengan anak kecil yang dibawanya, setelah memastikan cucunya pergi bermain bersama anak kecil tersebut akhirnya Rasulullah pun menunaikan shalat idul fitrinya.
Violetta mendengarkan kisah yang di ceritakan oleh Renata dengan seksama, sampai diakhir cerita Violetta mulai mengantuk. Renata mengusap rambut Violetta dengan lembut, perlahan mata Violetta tertutup dan akhirnya tertidur.
Bram membuka pintu kamar Violetta dengan perlahan, dia menghampiri Renata yang sedang bersandar di kepala ranjang sedangkan Violetta tidur di paha Renata.
"Vio sudah tidur, emm boleh aku bicara padamu?" tanya Bram.
"Tunggu sebentar, saya akan menidurkan Vio dulu setelah dia benar-benar pulas." ucap Renata.
"Baiklah, aku akan menunggumu dibawah." ucap Bram.
Bram mengecup pipi Violetta dengan sayang, dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Violetta. Renata memastikan jika Violetta benar-benar sudah pulas, perlahan Renata memindahkan kepala Violetta keatas bantal lalu menyelimutinya.
Renata menutup pintu kamar Violetta, kemudian ia berjalan menyusyri tangga turun ke lantai bawah dan mencari Bram.
"Renata disini." panggil Bram.
Renata menghampiri Bram yang sedang duduk sambil memangku laptopnya, dia berdiri disamping Bram.
"Duduklah." titah Bram.
"Saya berdiri saja tuan." ucap Renata.
"Duduk atau aku tidak akan mengizinkanmu pergi." ucap Bram.
Renata pun duduk di sofa, bersebrangan dengan Bram.
"Renata aku ingin membicarakan tentang Violetta." ucap Bram.
"Bicara saja tuan." ucap Renata.
"Maukah kau menjadi pengasuh untk Violetta?" tanya Bram.
"Saya tuan?" tanya Renata menujuk dirinya sendiri.
"Iya, Violetta mengalami trauma berat karena tanpa sepengetahuanku dia sering disiksa oleh ibubya sendiri bahkan ia sering di suruh-suruh bak pembantu, puncaknya saat itu aku melihat langsung Violetta dicambuk menggunakan ikat pinggang makanya jika dia melihat ikat pinggang serupa dengan ikat pinggang milik ibunya dia pasti ketakutan. Selama satu tahun terakhir aku membawa Violetta psikiater namun hasilnya tetap sama karena Vio tak bisa diajak bicara maupun berkomunikasi denganku, dia hanya menggeleng dan mengangguk sebagai responnya. Kau ingat? Saat di mall pertama kali Vio bertemu denganmu untuk pertama kalinya juga dia membuka suaranya, saat kau pamit pulang Vio mencarimu dan histeris aku berhasil membujuknya namun hanya bertahan satu hari. Aku meminta Yandi mencarimu namun tak kunjung menemukanmu, sampai akhirnya aku tak sengaja bertemu denganmu dan mengajakmu kesini bahkan kau lihat sendiri bagaimana nekatnya anakku sampai dia berniat untuk mati. Maka dari itu aku ingin meminta bantuanmu menjadi pengasuh untuk anakku, aku akan membayar berapapun asal kau mau menjadi pengasuhnya Violetta karena hanya kau satu-satunya yang bisa membawa Violetta keluar dari traumanya." jelas Bram.
'Kasihan Vio, dia pasti sangat hancur. Selama ini aku merasa akulah yang paling menderita namun nyatanya Vio jauh lebih menderita dibanding aku' batin Renata.
Renata memikirkan semua ucapan Bram, dia juga merasa kasihan pada Violetta. Bram menunggu keputusan Renata namun dia tak ingin memaksanya, namun Bram berharap Renata mau menerima tawarannya.
"Tuan, saya bersedia menjadi pengasuh Violetta." ucap Renata.
"Kau yakin?" tanya Bram memastikan.
"Yakin tuan." jawab Renata dengan mantap.
Bram sangatlah senang mendengarnya, dia tak hentinya menyungingkan senyumnya. Renata terpukau melihat senyuman Bram, namun dia langsung menyadarkan dirinya siapa.
'Hadeh cakep bener, tapi kudu tetep inget Ren loe siapa' batin Renata.
"Mulai besok kamu bekerja disini, selama 24 jam." ucap Bram.
"APA?" tanya Renata syok.
"Kenapa kaget begitu? Tentu saja kau harus menemani Vio selama 24 jam, itu berarti kau harus tinggal disini." ucap Bram.
"Kenapa begitu tuan? Masa saya kerja gak ada istirahatnya sih?" tanya Renata heran.
"Tentu saja ada istirahatnya, tugasmu hanya fokus menjaga Violetta jika dia tidur maka itu jam istirahatmu." jawab Bram.
"Tapi.."
"Tidak ada tapi-tapian, besok kamu gak boleh kerja di perusahaan tapi kerja disini sekaligus bawa baju ganti kamu." ucap Bram memotong pembicaraan Renata.
'Astaga, bapak Vio emang ****** masa gue harus kerja 24 jam sih? Gue kan pengen keluar jalan-jalan, atau apa gitu? Me time masa gak ada liburnya sih? Apa gue tanyain aja barangkali ada hari libur' batin Renata.
"Ada liburnya kan?" tanya Renata.
"Ada, setiap weekend kamu libur kerja." ucap Bram.
"Ah mantap kalo gitu mah, DEAL." ucap Renata.
"DEAL." ucap Bram tegas.
Renata pamit pulang kepada Bram karena hari pun sudah semakin gelap, Bram mengambil kunci mobilnya dia bangkit dari duduknya menarik tangan Renata untuk ikut bersamanya.
"Tuan, bisa gak sih kalau jangan main tarik tangan orang aja? Ini udah yang ketiga kalinya loh." protes Renata.
"Suka-suka saya dong." jawab Bram santai.
"Iishhh...Menyebalkan." kesal Renata.
"Ayo masuk." ajak Bram.
Renata masuk kedalam mobil Bram, dia duduk di belakang. Bram menatap tak suka pada Renata yang duduk di belakang dengan santainya, dia keluar dari mobilnya kemudian membuka pintu mobil bagian belakang.
"Mohon maaf nih ya, saya bukan supir boleh pindah ke depan?" tanya Bram dengan nada menyindir.
"Hehe, maaf tuan saya gak tahu." ucap Renata cengengesan.
Renata keluar dari jok belakang, dia pindah posisi ke depan berdampingan dengan Bram yang mengemudikan mobilnya.