Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Gerak cepat.
Ikuti dulu alurnya..!!
🌹🌹🌹
"Lakukan test saja, anak siapa yang baru terlahir itu..!!" Kata Bang Ringgo.
"Ayoo..!!!" Jawab Ibu almarhum Zurman. "Tapi kalau terbukti anak itu bukan anak Zurman, kau harus bertanggung jawab..!!"
"Baik, saya yang akan tanggung jawab..!!" Jawab Bang Ringgo.
...
Niken membuka pintu rumah, terlihat Bang Ringgo begitu lelah saat tiba di rumah kontrakannya malam ini.
Bang Ringgo melangkah masuk ke dalam rumah dan langsung merebahkan punggungnya di sofa.
"Capek sekali ya, Om? Ada kegiatan apa di kantor?? Atau Papa meminta Om melakukan tugas berat??" Tanya Niken.
"Tidak ada, hanya lelah saja." Jawab Bang Ringgo.
Niken masih berdiri mematung namun Bang Ringgo masih memijat pelipisnya.
"Kamu bisa kerokin saya?"
"Kerok?? Pakai gar_pu?" Tanya Niken.
"Kamu mau kerokin saya atau tusuk saya??"
"Niken nggak bisa." Jawab Niken saking kesalnya bicara dengan Bang Ringgo.
Bang Ringgo tidak lagi menjawabnya, ia hanya terus memijat pelipisnya sembari memercing menahan sakit.
"Ya sudah, ayo Niken kerokin. Tapi Niken nggak janji terlalu bisa." Kata Niken.
Bang Ringgo pun mengangguk. "Ayo..!!" Ajak Bang Ringgo mengulurkan tangannya. Agaknya kali ini dirinya sudah lebih berani untuk mengajak Niken masuk ke kamar.
Niken nampak ragu, pipinya juga memerah tapi Niken tetap menyambut uluran tangan Bang Ringgo.
:
"Naik..!!" Perintah Bang Ringgo.
"Di dada??" Tanya Niken bingung dengan wajah polosnya karena posisi Bang Ringgo sedang telentang.
"Di bawah lagi..!!" Kata Bang Ringgo.
"Perut??" Tanya Niken masih bingung.
"Lebih bawah lagi..!!"
Niken menelan ludah dengan kasar, itu berarti dirinya harus duduk di tempat yang sebenarnya begitu privasi untuk di sembunyikan.
Niken begitu gugup, ia segera beralih dari tempat tidur tapi Bang Ringgo menahannya. "Disini saja, tidak apa-apa."
Sungguh sebenarnya perasaan Bang Ringgo juga begitu gugup tapi dirinya tidak punya pilihan lain. Sebagai seorang laki-laki tentu dirinya yang harus memulai lebih dahulu.
Bang Ringgo menatap mata Niken. Entah apa yang terjadi, Niken menurut dan memeluk Bang Ringgo.
Dengan lembut Bang Ringgo mengecup basah bibir Niken. Jemarinya menyentuh paha Niken dan akhirnya menyusup masuk ke dalam dress gadis itu. Bang Ringgo juga mengarahkan Niken agar lebih rileks duduk di 'atasnya'. Sejenak Bang Ringgo memberi nafas untuk Niken.
"Jangan, Om..!!" Tolak Niken mulai terengah di sisi telinga Bang Ringgo.
"Saya akan membuatmu melupakan Nando..!!" Ujar Bang Ringgo. Ia pun menarik Niken kembali ke dalam pelukannya.
Perlahan tapi pasti, Bang Ringgo sedikit lebih agresif.
Terlihat Niken memercing takut. Terdengar pula suara rintih kecil.
"Tahan, ndhuk..!!"
...
Niken menangis dalam pelukan Bang Ringgo, pria itu pun memeluk Niken dengan erat.
"Nanti Papa marah." Kata Niken.
"Nggak akan."
"Gimana nggak marah, Niken buka pakaian di hadapan laki-laki." Ujar Niken yang polos semakin ketakutan.
Bang Ringgo mengusap puncak kepala Niken dengan sayang. "Lakinya yang mana dulu, ndhuk. Buktinya Papa nggak cari kamu."
Niken tidak bisa menjawab apapun lagi, yang ia rasakan hanya takut.
"Kalau Niken hamil, bagaimana?? Yang kita lakukan bisa bikin hamil, kan???"
"Hamil juga ada bapaknya. Kenapa kamu takut??" Jawab Bang Ringgo. Entah kenapa ada rasa yang tidak biasa di hati Bang Ringgo. Gadis ini seakan sudah mengubah dunianya.
"Pernahkah Om seperti ini dengan perempuan lain?" Tiba-tiba saja pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Niken.
"Tidak pernah."
"Nggak mungkin..!!!! Apa yang Om lakukan tadi seperti sudah sering melakukannya, Om terlihat pintar." Niken mendongak sambil menatap mata Bang Ringgo.
Bang Ringgo balik membalas tatap mata Niken. "Pertanyaan apa itu??"
"Yang tadi.. apa Om pernah melakukannya????" Desak Niken masih bertanya-tanya.
"Kamu tau yang namanya insting atau tidak? Naluri lelaki, haruskah hal seperti itu di pertanyakan??" Jawab Bang Ringgo.
"Tapi Niken merasakan Om sudah hebat."
Bang Ringgo tersenyum geli sekaligus gemas mendengarnya. "Oya, ini pertanyaan atau pujian? Apakah ini tandanya istriku senang dengan kerja kerasku tadi?"
Niken cukup terkejut mendengarnya, pipinya kembali memerah meskipun akhirnya memalingkan wajahnya.
"Enak atau tidak??" Tanya Bang Ringgo.
"Nggak..!! Kapan juga Niken jadi istri Om Ringgo??" Jawab Niken.
"Oowwhh gituu.. berarti pengen 'di sah kan' betul kamu ini."
Wajah Niken semakin nampak panik. Ia bangkit dan berusaha kabur dan menarik selimut mereka. Kini nampak jelas keadaan Bang Ringgo. Mata Niken membulat besar melihat sesuatu yang baru pertama kali di lihatnya.
Ekspresi wajah Niken membuat bang Ringgo semakin gemas. "Apa?? Lihat apa??"
Refleks Niken menutup matanya dengan kedua telapak tangan di dalam selimut. Jantungnya berdetak lebih kencang.
"Saya ingin kamu menikmatinya, bukan ketakutan..!!" Bang Ringgo segera menarik tangan Niken. "Percayalah, saya juga punya harga diri dan saya hanya seperti ini di hadapanmu." Kata Bang Ringgo.
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂