Lorong tak berujung
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.
Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.
"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:
"Lorong tak berujung"
karya putri cobain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luna yang hilang
Bab ini melanjutkan perjalanan Luna dan Kawan-kawan nya, dimana bab nya ada di bab ke tujuh belas(17).
Setelah kejadian Desa Angka yang tiba-tiba hilang, Luna dan kawannya pun memilih untuk berkumpul di rumah Reno, sementara warga kampung, memilih untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
"Bagaimana dengan hari Jum'at ke tiga kita?."
Tanya Luna yang melihat ponsel milik nya.
"Sekarang sudah hari kamis, rasanya, aku tidak ingin kembali ke sana."
Jawab Reno yang tidak tega melihat Aldi yang tertinggal dan tersiksa disana.
"Bodoh dan konyol kamu Reno, teman macam apa kamu, bisa tega meninggalkan teman kita sendiri disana."
Jawab Aska yang langsung marah pada Reno.
"Iya, jika aku yang tertinggal, apa kamu juga tidak mau menjemput aku?."
Tanya Luna yang juga kecewa dengan sikap Reno.
"Sudah, tidak apa-apa jika Reno merasakan hal seperti itu, di satu sisi, bukan karena dia tidak mau menjemput Aldi."
Jawab ustadz Firman yang mencoba membuat mereka sedikit tenang.
"Tidak apa-apa bagaimana?, sudah jelas jika Reno tidak peduli dengan teman nya sendiri."
Jawab Aska yang masih menahan amarahnya.
"Cukup Aska, bukannya aku membela Reno, tapi memang benar, kita harus ambil aman kondisi mental Reno."
Jawab Luna yang mengerti maksud dari ucapan ustadz Firman.
"Karena kamu pacar Reno, kamu juga sependapat dengan dia?."
Ujar Aska yang kini menyalahkan Luna.
"Aku tidak membela Reno, aku juga tidak menyalahkan kamu, aku juga percaya jika Reno pasti akan ikut kesana."
Jawab Luna yang percaya dengan sikap Reno.
" Sudahlah, aku minta maaf, kita akan lanjutkan Jum'at ke tiga besok."
Ucap Reno yang akhirnya menjawab ucapan dari Luna, Aska dan Reno.
"Dari awal kamu bilang Reno, tidak usah berbelit."
Jawab Aska yang langsung keluar dari rumah Reno.
"Aska, tunggu, jangan marah lah, aku hanya asal bicara."
Ujar Reno yang mengejar Aska sampai di depan pintu rumah nya.
"Tidak lucu bercanda seperti itu, aku sampai tidak bisa makan dan tidur, siang malam aku terus memikirkan Aldi dan Adi."
Jawab Aska yang memang sangat setia pada teman temannya.
"Apa itu alasan kamu, Atau ada alasan yang lain Aska?."
Tanya Luna yang sedikit menyinggung perasaan Aska saat itu.
"Luna, sebaiknya kamu diam, tidak perlu memperkeruh suasana."
Tegur Reno yang tidak mau melihat Aska semakin marah dan salah paham.
"Reno, sebaiknya kamu antar Aska dan Luna pulang, jangan sampai mereka bertengkar di jalan."
pesan ustadz Firman pada Reno.
"Sebaiknya memang seperti itu, aku juga tidak mau jika mereka sampai bertengkar di jalan."
Jawab Reno yang langsung mengajak Luna dan Aska untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Mereka pun akhirnya berpamitan pada Firman, seorang ustadz yang tidak mau dipanggil ustadz.
"Aku juga pulang Reno, jika ada apa-apa, beri tahu aku."
Ucap Firman pada Reno.
"Iya, aku akan kembali setelah mengantar kan mereka berdua pulang."
Jawab Reno yang berjalan bertiga keluar dari rumah nya.
Dalam perjalanan, Aska dan Luna masih saling beradu mulut, membuat Reno tidak kuat untuk menahan amarahnya lagi.
"Luna, jangan sok asik, memang nya kamu pikir bisa kamu siapa?."
Ucap Aska yang memulai awal perkara.
"Sok asik bagaimana?, kamu sok baik, padahal ada sesuatu di belakang semua ini."
Jawab Luna yang tidak mau kalah dengan Aska.
"Tahu apa kamu tentang hati dan pikiran ku, memang nya kamu Tuhan?."
Tanya Aska pada Luna.
"Aku bukan Tuhan, tapi aku tahu apa yang ada di dalam pikiran kamu."
Jawab Luna yang melihat wajah Aska.
"Nyari gara-gara kamu Luna, jangan menganggap aku tidak berani dengan wanita."
Jawab Aska yang langsung menarik tangan Luna.
Melihat Aska yang sudah tidak terkontrol, Reno pun bermaksud memisahkan mereka berdua.
"Kalian berdua ini, seperti anak kecil saja."
Ujar Reno pada Aska dan Luna.
"Pacar kamu itu sok tahu, bikin orang marah saja."
Jawab Aska yang mendorong Luna hingga terjatuh ke bawah.
Meraka tidak sadar, jika sedang berjalan di pinggir sungai, Luna yang terdorong pun langsung terjatuh ke dalam air yang saa itu sedang mengalir cukup deras.
"Aaaaaaa, tolong aku,,."
Teriak Luna yang terjatuh ke dalam air sungai.
"Luna, pegang tangan ku cepat."
Ucap Reno yang berhasil memegang tangan Luna.
Karena kaget atau takut, Aska justru terlihat diam dan bingung sendiri.
"Aska, cepat tolong Luna."
Teriak Reno yang tidak kuat menahan jari jemari tangan Luna.
Mendengar Reno yang berteriak, barulah Aska beranjak ke tempat Luna terjatuh.
"Aku tidak kuat lagi, aku tidak bisa."
Ucap Luna yang akhirnya terjatuh dan terbawa arus sungai.
"Luna,,Luna,, Luna."
Teriak Aska dan Reno yang bersamaan.
Karena Arus air yang deras, dengan cepat membawa tubuh Luna entah kemana, apa lagi, suasana yang sepi dan penerangan yang kurang memadai, membuat Aska dan Reno kesusahan.
"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?."
Tanya Aska yang terlihat bingung saat menyadari jika Luna telah hilang.
"Aku akan mengejar Luna dengan mengikuti aliran sungai, sementara kamu, panggil Firman dan warga yang lain."
Ujar Reno pada Aska sebelum akhirnya dia berlari mengikuti Aliran air yang mengalir.
"Aku tidak sengaja, aku tidak bermaksud seperti ini."
Ucap Aska yang berlari ke rumah Firman.
"Firman, tolong Luna, aku tidak sengaja melakukan nya."
Teriak Aska dari jarak yang masih jauh dari rumah Firman.
Teriakkan Aska membuat warga di sekitar rumah Firman kaget dan langsung berlari mendatangi Aska.
"Aska!, ada apa malam-malam begini kamu teriak-teriak sendiri!."
Tegur warga yang kaget dengan suara Aska.
"Luna terbawa arus pak, Reno sedang mengejar nya sekarang."
Jawab Aska yang juga di dengar oleh Firman yang ikut keluar dari rumah nya.
"Bukannya aku sudah menyuruh kalian pulang?."
Tanya Firman pada Aska.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Firman, Aska justru terlihat bingung dan menangis saat itu.
"Sebaiknya kita kesana, sebelum terbawa lebih jauh lagi."
Jawab Firman yang langsung menyuruh Aska dan warga untuk membantu mencari keberadaan Luna.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di pinggiran sungai, setelah menyusuri jalan, akhirnya mereka pun bertemu dengan Reno.
"Reno, apa Luna sudah ketemu?."
Tanya Firman pada Reno.
"Aku tidak bisa menemukan Luna, aku tidak tahu dia dimana."
Jawab Reno dengan air matanya yang mengalir di pipi nya.
"Sabar, kita akan cari bantuan lagi."
Jawab Firman pada Reno.
"Semua ini gara-gara kamu Aska!, kenapa kamu bisa sampai lupa diri."
Teriak Reno yang langsung memukul wajah Aska.
"Aku tidak tahu jika kita sedang berjalan di pinggir sungai."
Jawab Aska yang menahan sakit di wajahnya.
"Sudah cukup, hentikan semua ini!."
Tegur Firman yang melerai mereka berdua.
"Jika kalian berkelahi, Luna akan semakin terseret jauh."
Ucap Firman yang menyadarkan mereka berdua.
Karena hari mendadak turun hujan, mereka pun akhirnya memilih untuk berteduh di pinggir sungai.
Hujan turun dengan derasnya, hingga menjelang pagi, hujan baru bisa reda.
"Bagaimana ini, pasti Luna sudah hilang."
Ujar Reno yang bertingkah seperti orang linglung.
"Sabar Reno, sebaiknya kamu pulang, biarkan warga lain yang akan mencari Luna."
Ucap Firman pada Reno.
"Jangan konyol Firman, Luna hanyut, dia butuh bantuan ku."
Jawab Reno yang semakin tidak terkendali.
"Aska, sebaiknya kita bawa pulang dulu Reno, tidak akan baik jika memaksakan diri."
Ujar Firman yang melihat Reno yang ternyata terluka di bagian kepalanya.
"Aku tidak mau pulang, aku mau baw Luna kembali."
Ucap Reno yang berteriak saat di bawa pulang oleh Aska dan Firman.
Sementara Reno di bawa pulang, warga yang lain nya kini bergantian untuk mencari keberadaan Luna.
Penasaran dengan kisah nya, kita lanjutkan di update terbaru nya setiap hari.
lanjut kak
semangat terus
merinding