NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6

“Sebenernya gue capek nih ngurusin curhatan pernikahan lo. Lo sadar nggak sih sebenrnya kalo bestie lo ini belum nikah Araa.”

Vania tak ada hentinya menggerutu. Ia kira ia bisa bersenang-senang dengan Qyara ketika wanita itu mengajaknya ke mall. Nyatanya ia salah, bukannya bersenang-senang yang ia dapatkan hanyalah rasa pening karena masalah pernikahan Qyara. Masalahnya sudah banyak karena mengurusi klien-kliennya dan sekarang harus bertambah dengan masalah Qyara. Huft kurang sabar apa dirinya?

“Ya udah si makanya lo nikah biar ngerasain apa yang gue rasain sekarang.”

Dengan cepat Vania menggeleng. Ia sama sekali tak berminat menjalin hubungan. Melihat pengalaman klien-klien dan bahkan sekarang sahabatnya tentang kegagalan pernikahan mereka membuatnya sadar bahwa pernikahan adalah neraka dunia yang tak ingin ia rasakan. Selama ini ia bisa menangani semuanya sendiri tanpa pria.

Namun kali ini bukan tentang Vania melainkan tentang Qyara. Wanita yang pernikahannya sedang berada di ujung tanduk itu bingung bagaimana caranya memberitau suaminya tentang perintah Rimar. Padahal biasanya ia akan langsung bilang tetapi mengapa sekarang rasanya sangat canggung dan takut?

Untung saja wanita itu memiliki sahabat dengan beribu saran yang membantu, “Yaudah lo pergi aja ke rumah sakit, temuin suami lo terus bilang kalau disuruh tante Rimar gantiin dia. Bawain dia makanan noh bentar lagi lunch kan. Sekalian bawa anak lo biar lo nggak canggung-canggung amat, Verro abis ini pulang sekolah kan?”

Qyara hanya bisa bertepuk tangan mendengarkan saran Vania. Wanita itu benar-benar sahabat yang bisa diandalkan dalam masa-masa seperti ini. Tak ada masalah yang tak ada jalan keluarnya jika bersama Vania. Sungguh Qyara beruntung memiliki sahabat seperti Vania. Ia pun langsung memeluk wanita itu, “Makasih ya bestie, lo emang the best.”

Wanita itu mengangguk menyetujui, “Gue emang best. Ya udah yok gue anterin sekarang sekalian gue balik ke kantor. Lo belum bawa mobil kan? Kapan SIM lo selesai?”

“Gatau, Mas Dirga yang ngurusin. Kemarin sih udah diurus katanya tapi belum dikasih gue SIM nya. Emang ngurus perpanjangan SIM berapa hari sih?”

Vania terkekeh mendengarkan penjelasan Qyara, “Kek gini tampang-tampang yang minta cerai tapi masih apa-apa suaminya. Emang lu doang, Ra.”

Qyara tak membantah karena memang seperti itu kenyataannya. Ia hanya bisa menunduk dan memainkan jari tangannya, “Iya, gue juga sadar kok kalau itu, makanya gue juga bingung Van. Gue terlalu bergantung sama Mas Dirga. Tapi gue juga nggak bisa hidup sama orang yang cuma kasihan ke gue.”

Oh tidak, sepertinya Vania salah berbicara. Suasana yang tadinya ceria berubah menjadi mellow. Sungguh ia salah, ia lupa jika sahabatnya gampang berganti mood seperti ini. Ia mengelus punggung Qyara, “Maaf gue nggak sengaja. Ya udah yuk gue anterin sekarang.”

“Lo mau beliin laki lo makan apa?”

“Sushi.”

“Oke.”

Kedua wanita itu segera pergi untuk membelikan Dirga makan siang sebelum menjemput Verro. Seperti biasa anak itu sudah menunggu kedatangan ibunya di depan sekolah. Setelah menjemput Verro, tujuan selanjutnya adalah pergi ke rumah sakit untuk menemui sang dokter yang tengah bertugas.

“Van, thank you ya,” ucap Qyara setelah turun dari mobil Vania.

“Sama-sama, Ra. Ya udah gue jalan dulu ya. Gue selalu doain yang terbaik buat lo. Gue juga doain anak gue nggak kehilangan ayah dan bundanya.”

Qyara hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Setelah memastikan mobil Vania tak terlihat, ia segera menggandeng tangan Verro untuk masuk ke dalam rumah sakit. Berulang kali ia menghela napasnya untuk mengontrol perasaannya.

Ini bukan kali pertama Qyara menemui suaminya di rumah sakit tanpa memberitau tapi kenapa ia sangat gugup? Apa mungkin karena terakhir kali ia memberikan pria itu kejutan, ia harus menemukan fakta yang menyakitkan? Ia seperti merasakan dejavu sekarang. Waktu itu ia juga tengah mengantarkan makan siang untuk Dirga ketika ia tanpa sengaja mendengar percakapan Dirga dan temannya.

“Bunda.”

Suara Verro menyadarkan Qyara. Ia pun segera menghentikan langkahnya dan menatap putra kecilnya, “Ada apa sayang?”

“Bunda, tadi maksud mamah apa? Kenapa mamah bilang kalau mamah berdoa biar Verro nggak kehilangan bunda sama ayah, emang bunda sama ayah mau pergi ninggalin Verro?”

Inilah susahnya memiliki anak yang memiliki pemikiran kritis seperti Verro. Qyara harus memutar otaknya untuk menemukan jawaban yang sesuai dan masuk akal agar anaknya dapat percaya. Ia segera berjongkok untuk menyamakan tinggi Verro.

Dengan tenang Qyara mengangguk, “Iya sayang, bunda baru mau bilang ke Verro kalau bunda sama ayah mau pergi sebentar ke Bali. Tadi oma minta tolong sama bunda dan ayah buat gantiin oma sama opa di acaranya kakek Farhan makanya mamah Vania tadi bilang gitu.”

“Verro nggak diajak?” tanya Verro semakin serius.

“Maaf ya nak, Verro kan harus sekolah jadi Verro di rumah opa oma dulu gapapa kan? Kan Verro anak baik, nanti kalau udah liburan semester baru kita liburan bertiga ya.”

“Bener ya bun, liburan semester berarti tiga bulan lagi kan. Bunda beneran nggak bohong kan.”

Tanpa sadar Qyara memberikan janji yang belum tentu bisa ia tepati. Namun sekarang ia tak memiliki pilihan lain. Ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk untuk membuat anaknya percaya dan kembali ceria. Ia akhirnya dapat bernapas lega setelah melihat kembali senyum Verro.

“Ya udah yuk jalan ke ruangan ayah.”

Baru beberapa langkah Qyara berjalan, tiba-tiba seorang pria berjas putih datang menghampiri mereka. Pria itu adalah pria yang sama yang ia lihat bersama Dirga waktu itu dan pria yang ia kenal betul.

Bryan Adipati, teman suaminya itu terlihat panik begitu melihat kedatangannya. Ia dapat melihat dengan jelas bagaimana pria itu berusaha menyembunyikan kepanikannya di balik senyum manisnya.

“Ra, lo mau ketemu Dirga ya?”

“Iya mas, Mas Dirganya ada kan?”

Pria itu hanya bergumam hingga membuat Qyara semakin kesal. Tanpa menunggu jawaban Bryan, Qyara pun langsung menarik tangan anaknya menuju ruangan Dirga. Ia bahkan langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Tubuh Qyara membeku saat melihat apa yang sedang terjadi di hadapannya. Netranya menatap dingin suaminya yang tengah bersama seorang wanita. Wanita itu terlihat duduk di sofa dengan tangan kiri yang mengerat pada leher suaminya. Penampilan perawat itu terlihat kacau, bahkan beberapa kancing bajunya terbuka. Bahkan ia bisa melihat tangan kanan wanita menggenggam tangan kiri suaminya yang bertengger di buah dada yang menjijikan.

“Mas Dirga!”

Suara Qyara membuat kedua insan itu menoleh. Terlihat Dirga yang mengernyitkan dahinya. Pria itu panik, “Sayang, kamu ngapain ke sini?”

Tak ada jawaban, Qyara segera menarik tangan anaknya untuk pergi dari tempat itu. Baginya satu kali sudah cukup untuk memutuskan. Perselingkuhan tak dapat dibenarkan dalam sebuah hubungan pernikahan. Ia sangat membenci hal itu. Dan Dirga, pria yang jelas-jelas mengetahui tentang trauma masa lalunya malah melakukan hal yang sama kepadanya. Pria itu benar-benar membuatnya kecewa.

Tanpa sadar tangisan tak dapat lagi Qyara bendung. Ia menangis sejadi-jadinya setelah masuk ke dalam taksi. Sungguh ia tak ingin menangis sekarang tetapi hatinya begitu sakit. Ia tak sanggup lagi menahannya hingga sebuah tangan kecil memeluknya dan membuat tangisnya berhenti.

Wanita itu menatap nanar anak laki-lakinya. Bocah itu terlihat menatapnya dalam dan tersenyum. Tangan kecilnya bergerak untuk menghapus air matanya yang belum mengering.

“Bunda jangan sedih ya, ada Verro disini yang selalu sama bunda.”

1
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
Doa Mamah
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!