NovelToon NovelToon
Masinis, I Love You!

Masinis, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redchoco

Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.

Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Kenangan Sabir

Sejak tahu bahwa Janu Baskara akan kembali ke Jakarta, Sabir sungguhan merasa tidak tenang. Ia khawatir Serena akan memungkiri perjanjian dan memilih untuk mengganti menjadi hubungan pernikahan yang bebas; di mana Serena pulih dari patah hati dengan caranya sendiri (misal: mencintai orang lain selain Sabir, dan kandidat yang tepat adalah Janu, itu pun kalau dia belum punya istri) karena dulu... Serena teramat mengagumi Janu Baskara.

Tahun terakhir di SD.

Sabir terpaksa menemani Serena mengintip seseorang yang dia suka tengah bermain futsal di lapangan umum komplek.

"Bang Janu ganteng banget, kan?" Deham singkat ia beri sebagai balasan. Malas rasanya berpanas-panasan hanya untuk menonton pertandingan biasa ini. Lebih baik Sabir pulang dan membangun robot dari Lego bersama Saman.

"Waktu itu ya, dia pernah bantuin aku cari belalang."

"Belalang buat apa?"

"Umpan pancing Papa. Terus dia banyakan dapatnya daripada aku, dong. Tapi pas bilangin ke Papa, dia ngomong kalau yang banyak itu hasil carianku, yang dikit punya dia. Sama Papa aku dikasih hadiah, deh. Dibeliin jajan yang banyak, yang sempat aku kasih ke kamu itu. Aku juga kasih Bang Janu sebagai ucapan terimakasih karena udah bantuin."

Demi Tuhan, Sabir saat ini hanya mau pulang. Ia mengaku suka matahari, memang. Tapi tidak dengan matahari yang menyinari manusia bernama Janu Baskara yang sejak tadi dipuji-puji Serena.

"Tuh! Ganteng banget! Lihat keringatnya yang turun dari kening ke alis, terus diseka pakai tangan. Ya ampun, kok bisa ada manusia seganteng itu?"

"Aku juga ganteng, Er. Kamu aja yang buta kalau ngelihat aku."

"Ibaratnya tuh gini, sejak dulu aku udah lihat kamu terus, ya bosan lah! Mana bisa lihat kegantengan kamu yang diakui ibu-ibu komplek ini karena aku terlanjur terbiasa. Sedangkan Bang Janu, aku jarang lihat dia, kan. Baru kenal beberapa hari, itu pun cuma bisa ketemu bentar karena habis ini dia harus ke pondok pesantren lagi."

Benar juga. Sabir tahu laki-laki yang beda usia dua tahun dari mereka itu tidak akan berlama-lama di sini. Jadi, ia tidak akan terus-menerus menemani Serena yang kerap mengintili Janu ke mana pun dia pergi.

"Bang Janu, aku suka sama kamu."

Duar!!!

Sabir pikir Serena berhenti di masa SD saja dalam menyukai pria itu. Ternyata... ini tahun ke-tiga SMP, dan remaja itu masih juga naksir Janu. Sekarang, dia tengah berlatih untuk menyatakan perasaan ke laki-laki kelas dua SMA yang kebetulan sudah kembali ke komplek ini lagi selepas pindah dari ponpes.

"Revisi atau enggak, Sab?"

Tanpa beban, Sabir yang lagi menikmati keripik pisang buatan Mama Serena, menyahuti, "Revisi!"

"Bilang apa, dong?"

"Bang Janu, aku Serena Awahita mengaku benci banget sama kamu, gitu." Sejurus kemudian, tanduk setan muncul di kepala Serena bersamaan dengan melayangnya botol air mineral yang sejak tadi digunakan sebagai mikrofon ala-ala.

Dalam sekali tendang, botol tersebut berhasil berbalik ke wajah Serena dan malangnya: tutup botol itu longgar sehingga air yang masih sisa seperempatnya, tumpah-ruah.

"ANANDA SABIR BACHTIAR!"

Semakin meledak lah amarah Serena. Aksi kejar-kejaran di dalam rumah pun terjadi begitu saja. Serena membawa sendal kulit milik Papa yang apabila menimpuk kepala Sabir, pasti bunyi gedebuknya akan mantap sekali.

Sedangkan Sabir dengan tangan kosong berlari tunggang-langgang tatkala sendal melayang dan lewat sejengkal di samping telinga, lalu mengenai vas bunga Mama.

Tak pelak lagi, bunyi prangggg menggema di ruangan. Lantas kemudian, hanya butuh waktu lima detik sampai Mama yang kebetulan lagi menjemur pakaian di halaman samping masuk ke rumah dengan gaya morat-marit.

"Eren! Sabir! Proyek apa yang kalian buat?!"

Aksi tunjuk-menunjuk dan mengelak tidak ingin disalahkan pun dilakukan dua anak SMP. Serena tidak mau mengaku telah melempar sendal, dan Sabir tidak mau mengaku telah menjahili Serena.

Menurut Sabir, "Aku kan cuma menyarankan ucapan yang pantas dia kasih ke Panu itu."

"Janu!" Tidak terima nama crush-nya dipelesetkan, Serena memiting kepala Sabir. "Nama bagus-bagus, enggak boleh diubah, Sabir! Mau nama kamu aku ganti jadi Tapir?!"

"Kalau gitu nama Serena aku ganti juga jadi... jadi apa, ya?" Otak Sabir sulit berkonsentrasi manakala Sulastri masih memperhatikan dengan tatap tajam. Lantas Sabir memelas, "Mama... maafin Sabir sama Serena. Janji enggak akan lari-lari lagi. Nanti vas bunga Mama Sabir belikan yang baru, deh."

"Bener, ya?" Mama sebenarnya tidak marah yang gimana-gimana. Tapi mengingat dua anak ini wajib diberi pelajaran supaya kapok, lantas ia berkata, "Belinya enggak boleh minta uang sama Emakmu ya, Sabir. Harus uang hasil cari sendiri dan enggak boleh maling! Terserah mau gimana kamu cari uangnya."

Serena terkikik di tempat, lanjut berbisik, "Mampus." Sebelum kemudian dikagetkan oleh ucapan Mama yang melanjutkan,

"Serena juga! Ini ulah kalian berdua, jadi tanggungjawab sama-sama."

"Lah?!"

Dalam keadaan yang sama, giliran Sabir balas berbisik, "Mampus!"

Hari-hari berikutnya, demi mendapatkan maaf dari Mama Sulastri, Sabir dan Serena kompak mulung sampah. Sayangnya, selagi Serena mencari-cari rongsokan, muncullah crush sejak SD yang tiba-tiba menyeletuk,

"Ya ampun, Serena kok lucu banget kotor-kotoran begitu. Mau Abang bantuin nggak? Kalau mau cari sampah yang lebih banyak, di belakang rumah Abang ada. Coba cek ke sana."

Walaupun itu bukan hinaan, tapi harga diri Serena tercoreng sudah. Maka habislah perasaan kagum Serena pada Janu Baskara, berganti menjadi rasa malu bertubi-tubi sehingga ia tidak mau lagi bertemu Janu di hari esok.

"Jadi, sudah move on dari Janu dan mau mencintai Sabir aja, nih?" cibir Sabir dengan nada meledek. Merasa kasihan sekaligus gembira melihat Serena galau berat.

"Sab... harusnya aku kemarin pakai baju yang bersih gitu, ya. Biar kalau lewat depan rumah Bang Janu enggak malu-malu banget. Bukannya pakai baju kotor sehabis jatuh ke got!"

Tawa terbahak Sabir kumandangkan sebagai tanggapan.

"Sekarang gimana aku mau naruh muka kalau ketemu Bang Janu lagi?"

"Ya taruh di kepala lah, Er. Masa di pantat?"

"Sabir!"

"Apa, Serena...?"

"Kalau sampai habis ini aku enggak ada yang suka, gimana? Pasti Bang Janu cerita-cerita ke orang lain tentang kocaknya aku yang mulung sampah pakai baju compang-camping. Argh! Aku berbakat jadi gelandangan."

Masih sulit menahan tawa, Sabir menyahuti, "Ya sudah, biar aku aja yang suka sama kamu. Nanti, kalau sampai saat kita dewasa kamu beneran enggak ada yang suka karena Janu bilang-bilang ke orang lain tentang hari kemarin, aku yang akan dengan sukarela jadi pasangan kamu."

"Beneran?"

"Bener."

"Tapi aku rasanya enggak bisa sukarela jadi pasangan kamu, Sabir. Nama kamu mirip Tapir soalnya."

Sejurus kemudian, aksi timpuk-timpukan bantal terjadi. Lari keliling rumah pun terulang lagi, sampai vas yang baru dibeli dari hasil mengumpulkan rongsokan pun pecah lagi.

Dan terjadi lagi... kisah lama yang terulang kembali.

"Sabir! Serena! Ganti rugi vas bunga Mama!"

Sabir dewasa bergidik mengingat-ingat hari itu. Sedikit terkekeh pula. Rasanya lucu sekali masa-masa kecil antara mereka, selain masa di mana Serena naksir Si Panu. Ah, yang satu itu menjengkelkan.

Namun, kejengkelan Sabir sontak sirna saat ia mendapatkan satu notifikasi dari media sosial. Serena mengunggah foto baru dan menyebut akunnya dalam unggahan itu.

Di sana, ada foto-foto pernikahan mereka. Saat Sabir dan Serena sama-sama tersenyum memegang bunga untuk dilempar kepada tamu undangan; saat Serena mencium punggung tangan Sabir sebagai bentuk baktinya kepada suami; saat mereka bertukar cincin; dan saat mereka memamerkan buku nikah.

Kebetulannya, saat ini Sabir memasuki gudang di mana Serena masih mengumpulkan album foto-foto lama.

"Er,"

"Ya?" Serena berbalik.

"Ada yang bilang, ucapan iseng sekali pun bisa jadi do'a. Coba kamu baca caption ini." Layar ponsel yang masih dalam beranda Instagram ia perlihatkan.

Serena tersenyum. Itu postingannya tadi. Tanpa sungkan, ia melafalkan, "No Worry, I will be with you forever, My hubby."

"Aamiin dulu, ya," senyumnya. "Aku enggak pandai main sosial media, enggak pernah posting apa pun di sana. Jadi, balasannya aku ucapin langsung aja."

Mata Serena berkedip, geli memandangi Sabir yang tiba-tiba serius. Seringnya memang serius, sih. Tapi sebagai teman sejak lama, Serena akan mudah tertawa melihatnya begitu.

"No worry, I will never leave you. Until death do us part, My Eren."

"Ok, thank you!"

Kemudian tawa keduanya pun pecah. Menertawai keisengan masing-masing. Tapi tidak masalah. Katanya, ucapan iseng pun bisa jadi do'a. Yang mereka katakan juga bukan suatu keburukan. Jadi... ya sudah. Biar waktu yang menjawab.

***

1
Mamaqilla2
udah end kah ini cerita nya 🤧
Sriza Juniarti
kereenn, saya suka ,alur dan penggalan ktanya bagus
Mamaqilla2
missyuuuu somuch much sama couple ini 🥰
sehat selalu ya othor biar bisa update tiap hari 😍
Mamaqilla2
ternyata udah end ya kak ceritanya 🥴
Sabir kecelakaan kereta dahlah gabisa dilanjutkaaah selallu menunggu lho update mu🤦‍♀️
wattpad: maaf baru balas, kak. akhir-akhir ini lagi sibuk banget sampai lupa update :) hari ini aku post bab baru deh ya...
total 1 replies
Mamaqilla2
kq tumben belum up akak 😌
Nining Chili
wkwkwkwkwkwk....mmg pasangan ini luarr biasaaa 😁
Nining Chili
pstiii si ningsih yg moto 😴😴
Nining Chili
terytaaaaa.... januuu dtgg sabirrr 😁😁
Nining Chili
hahahahaahahahh😂😂😂
Nining Chili
senengnx 🥰
Mamaqilla2
ga usah datanglah Sab ngapain juga aelaaah pikir2 lagiii dah mending berkabar sama bu Eren gasih 😌
Mamaqilla2
hwaaaa ada gasih laki2 seperti Sabir demi apa idaman sekali 🥲
jadinya berkhayal kan akunya🤣
eh btw thor km nulisnya di PF mana nih aku mau baca karya2 mu nih masha allah 😍
Mamaqilla2
eh aku udh suudzon aja nih sma si Ning 🤣
maapkeun ya Ning ternyata km anak baik2 weei 🤣🔨
Mamaqilla2
taraaaa mak jrreeennngggg 😂
akankah terjadi huru hara.. semoga tyduuck😂
Mamaqilla2
boleh lebay gasih ini dibikin drama series tu baguuuussss😂🥰🥰
wattpad: Waduhh, Kak... jadi salting aku😂 makasihhh dukungannya🥰
total 1 replies
Mamaqilla2
keren kata aku mah nih novel duuuuuh sip lah kata2nya 👏
good job thor sukses selalu yaaakk🤗
Mamaqilla2
finally up jugaaa 😂
beruntung nya kamu Serena dapet Sabir duuuuh pak suami idaman istri dan menantu idaman mertua weeeiii 🤣
Mamaqilla2
tumben belum update kaka
Mamaqilla2
𝒘𝒊𝒅𝒊𝒊𝒊𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒊𝒊𝒓𝒓𝒓𝒓 😍
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤
Mamaqilla2
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒔𝒂𝒋𝒂..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!