Sumiyem gadis desa yang menjadi rebutan banyak lelaki di alam nyata maupun alam ghaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Durahman Kedu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat rencana
Inilah saatnya kedua orang beda usia beradu ilmu tingkat tinggi namun Supriyadi mengandalkan tenaga dalam penuh dan jurus yang di pelajari dari gurunya. Tenaga dalam juga tersalur ke pedangnya sampai pedang mengeluarkan asap abu-abu.
Sedangkan Nenek Samirah menggabungkan unsur tenaga dalam, ajian jawa dan jurus dari mendiang suaminya.
Ajian Brajamusti sudah siap di siapkan di telapak tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang tongkat yang membara terselimuti sinar putih yang berputar mengilingi tongkat dengan cepat.
Mereka saling menatap penuh dendam saling membunuh. Kaki kiri nenek berputar sampai ke belakang dan kaki kanan di tekuk sampai tercipta kuda kuda yang kokoh dan....
"Hiaaaaaaaaatttt........ SREEEEETTTT...... BLAAAAAARR...!!!... BRAAAAKKKK.!!!" dada Supriyanto terkena tapak Brajamusti dan tubuhnya terpental mundur sampai membentuk huruf U karena menerima tekanan dari telapak tangan kiri, dalam luncuran tubuh Supriyanto mulut memuncratkan darah segar dan tubuhnya terkena pohon sampai tumbang lalu tubuhnya tergelatak di tanah dengan dada gosong.
Nenek Samirah mendekati tubuh Supri yang sudah tak berdaya, dengan mata sayup dan mulut mengeluarkan darah segar. Namun nenek tak akan membunuh langsung musuhnya. Tapi memegang perutnya dan menyalurkan tenaga murni untuk menghancurkan tempat tenaga dalam (dantingan). Semua urat dalam persendian terputus dan Supriyanto menjadi bab sebuah boneka hidup yang tak punya tenaga apapun.
Nenek lalu mendekati Wisnu dan menampar mukanya.. "PLAAAAK..." . "Katakan pada gurumu.. Aku Samirah suaminya Su Kaihan menantang dia." kata nenek Samirah lalu memegang perut Wisnu. Wisnu menjerit kesakitan yang teramat sangat lalu pingsan, tubuh Wisnu juga sama dengan Supriyadi hilang semua tenaga dalam dan urat di seluruh tubuhnya hancur.
"Sebentar lagi aku akan menghancurkan bos kalian. Santoso lepaskan Teguh dan lainnya suruh kembali ke bos mereka."
"Baik nenek guru." jawab Santoso dan Robert segera melepaskan semuanya dan di suruh kembali.
"Nek, kenapa nenek melepaskan mereka.?" tanya Sumi.
"Mereka hanya manusia biasa tak mempunyai ilmu bela diri. Biar nanti bos mereka yang menghukumnya." jelas nenek.
Teguh dan temannya masuk ke dalam mobil yang di bawa Joni sedangkan mayat temannya di masukan ke mobil yang di bawa Supri. Lalu Supri dan Wisnu bagai tubuh tak bertulang di masukan juga lalu di sopiri temannya Teguh.
"Mereka bukan musuhku tapi guru mereka lah yang membunuh kakekmu nduk.." kata Nenek menjelaskan. Sumi pun mengangguk dan semua masuk ke mobil dan kembali ke Desa Pring legi.
Dalam perjalanan ke markas Teguh dan semua anak buahnya tanpak ketakutan. Bos mereka pasti akan membunuh mereka semua karena gagal dalam tugas.
"Aku takut bang jika ketemu bos Bento nanti." kata anak buah Teguh.
"Kita semua juga takut Jum, trus gimana caranya, kamu punya cara..?" jawab teguh.
"Aku punya rencana bang kalau abang setuju."
"Bagaimana coba katakan.?"
"Kita bunuh Joni dan rampas semua uang dan senjata mereka, kita masuk ke markas bos tapi jangan dekat-dekat markas lalu kita kabur bang."
"Lho kenapa harus ngantar mayat dan pendekar ini.?"
"Jika kita tinggalkan otomatis polisi akan tahu bang, tapi jika kita antar di jalan dekat markas maka polisi tidak akan tahu."
"Aku setuju, bagaimana dengan kalian.?"
"Saya setuju bang."
"Baiklah sekarang cari senjata mereka dan cari uang juga. Dan kamu Jum cepat susul mobil Joni itu dan hentikan nanti aku yang akan membunuh Joni."
"Baik bang." jawab Jumadi dan langsung mempercepat laju mobilnya dan menyalip mobil Joni di depan.
Joni sambil menahan sakit di tangan kanannya terkejut dan melihat keluar cendela.
"Ada apa ini. Kok berhenti.?"
"Tar..." peluri bersarang di dahi Joni mengakhiri hidupnya. Dengan cepat sopir merogoh saku Joni dan mayat teman Joni, di dapatkan uang dalam jumlah banyak dan pistol.
"Sebentar lagi malam, kita nunggu malam dulu baru kita berangkat dan letakan mobil di samping pohon mangga depan markas." kata Teguh pada temannya yang menjadi sopir mobil Joni.
"Baik bang." jawabnya. Mereka semua beristirahat di pinggir jalan namun Supriyadi dan Wisnu terbangun, dengab tubuh yang tak ada daya kekuatan hanya membuka mata menatap mayat dan orang-orangnya Bento.
"Jum.. Kamu keluar cari mobil rental dulu, kami akan menunggumu jam 8 malam nanti di sini lalu kita ke sana bareng cuma kamu di depan nanti Jum." kata Teguh menjelaskan.
"Baik bang.." jawab Jumadi keluar dari mobil dan mencari rentalan mobil.
samirah atau marsinah sih ??
jadi bingung 😕
Di lanjut kak author 👍🌹