NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 25

Selesai makan malam. Alisha dan Ansel langsung pulang ke rumah mereka.

Sekarang keduanya sedang berada di kamar sibuk dengan kegiatan masing-masing. Alisha sibuk main game di tablet dan Ansel sibuk dengan laptopnya. Mereka duduk berdampingan di atas kasur, tapi Alisha merebahkan tubuhnya menghadap suaminya yang duduk bersandar di kepala ranjang.

"Lusa, rekan bisnis ku akan mengadakan acara. Kau harus ikut denganku ke sana," celetuk Ansel. Ia menutup laptopnya dan meletakkannya di atas nakas.

"Haruskah?" Alisha bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tablet yang menampilkan game Pou yang belakangan ini selalu ia rawat.

"Kau istriku." Ansel mengingatkan akan status Alisha.

Alisha hanya berdehem singkat. Sepertinya dia sudah kecanduan main Pou. Mengingat saat di rumahnya dulu, Alisha tidak pernah sebebas itu bermain. Memegang ponsel saja jarang. Bahkan ponsel miliknya saja tidak canggih. Ponsel merk jadul yang fungsinya hanya untuk berkomunikasi dengan keluarganya saja. Tapi, beberapa bulan lalu, sebelum Alisha menikah, tanpa sepengetahuan keluarganya, ia dibelikan ponsel mahal dan canggih oleh sepupunya. Satu-satunya anggota keluarga yang membela Alisha, tapi, dia tidak berada di negara ini.

Jadi, jangan heran jika Alisha betah bermain game. Meski begitu, ia juga tak lupa dengan segala kewajibannya.

Ansel melihat wajah polos istrinya, seperti anak kecil. Cila saja kalah polosnya dengan wajah Alisha yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Besok ku temani beli tablet baru," celetuk Ansel tiba-tiba. Tangannya mengelus rambut Alisha yang terasa sangat lembut bagaikan kapas.

Alisha langsung mengalihkan perhatiannya pada sang suami. Ia mendongak untuk menatap wajah Ansel.

"Untuk apa?" tanyanya kebingungan.

"Untuk dirimu main game. Tablet ini banyak data penting. Ku belikan yang baru saja, ya? Nanti kau bisa bebas main tanpa menungguku pulang kerja dulu," jelas Ansel. Karena tablet itu memang selalu Ansel bawa ke kantor.

"Tidak usah," sahut Alisha. Ia mematikan tablet milik Ansel dan menyerahkannya pada sang pemilik. "Jika kau membelikan tablet untukku, nanti aku tidak tahu waktu dan terus bermain. Itu tidak baik," lanjutnya.

Alisha membenarkan selimutnya bersiap untuk tidur. Perkataan Ansel tentang banyak data di dalam tablet yang ia mainkan tadi sudah cukup jelas bahwa pria itu tidak ingin tabletnya ia mainkan.

Alisha salah tanggap. Padahal Ansel berkata seperti itu agar Alisha mau dibelikan tablet khusus untuk dirinya sendiri dan bisa main sepuasnya meskipun Ansel sedang berada di kantor. Berharap Alisha tidak kesepian.

"Tapi, aku ingin membelikan tablet untukmu," balas Ansel tak ingin kalah. Memang dasarnya keras kepala sejak lahir ya tetap saja seperti itu.

"Masih ada ponselku," jawab Alisha.

"Aku tau kau lebih nyaman bermain game di tablet. Ponselmu bahkan jarang tersentuh, kan?"

Alisha menurunkan tatapannya sebentar, tak lagi menatap Ansel. Jika dipikir, apa yang dikatakan Ansel benar juga. Ia jarang memegang ponsel. Ponselnya tersentuh hanya saat membalas atau menjawab telepon dari Ansel saja.

Alisha kembali menatap suaminya yang masih menatapnya dengan datar.

"Mulai sekarang aku akan memakai ponselku lebih sering," ucap Alisha pada akhirnya. Ia tak ingin Ansel membuang-buang uang hanya untuk membeli tablet yang harganya tidak murah.

"Membeli tablet adalah hal kecil bagiku. Kalau kau mau, aku bisa memberikanmu pulau," sahut Ansel. Padahal tujuannya ingin memanjakan Alisha yang belum pernah merasakan membeli sesuatu tanpa melihat harga.

Dalam hati, Alisha mencibir mendengar kesombongan Ansel. Memang pria itu kaya, bahkan sebutan Miliarder sangat cocok untuk Ansel. Tapi, Alisha tidak ingin Ansel bersikap seperti itu.

"Aku tidak mau," balas Alisha. Ia mengambil ponselnya yang ada di nakas, lalu menyerahkannya pada Ansel.

"Pasti di sini bisa download game Pou kan? Kalau begitu download kan untukku," ujar Alisha.

Ansel mengambilnya dan melakukan apa yang Alisha minta. Memang di ponsel bisa mendownload Pou. Tapi, ia yakin, Alisha lebih nyaman main game di tablet.

Entahlah. Lihat saja nanti apa yang akan dilakukan Ansel. Jangan lupa jika pria itu sangat keras kepala.

****

Malam ini adalah malam acara Tuan Derta diadakan. Siapapun yang diundang, pasti saat ini sedang bingung memilih pakaian yang cocok.

Contohnya Alisha. Ia sedang bingung karena tiba-tiba Ansel memberikan dua buah dress untuk ia pilih untuk dipakai nanti malam. Padahal di dalam lemari, pria itu banyak membelikannya dress. Alisha bahkan tidak pernah kepikiran jika Ansel akan membelikannya dress lagi.

"Cepat pilih," titah Ansel. Ia duduk santai di sofa yang ada di kamar sambil merentangkan kedua tangannya di sandaran sofa. Matanya menatap lurus Alisha yang sedang kebingungan.

"Aku bisa memakai dress yang ada di lemari saja. Yang ini... Kau kembalikan saja, ya?" pintanya dengan tatapan memohon. Ia rasa, Ansel terlalu membuang-buang uang hanya untuk sesuatu yang tidak penting.

Wajah Ansel langsung berubah kesal. Apa-apaan istrinya ini?

"Berulang kali ku bilang, jangan membantah ucapan ku," ujar Ansel dengan datar. Ia berjalan mendekati istrinya yang berdiri di sebelah ranjang, sedangkan dua dress itu ada di atas kasur.

"Pakai yang ini saja. Tidak terlalu terbuka," ucap Ansel pada akhirnya ia yang memilihkan.

Alisha terdiam mengamati salah satu dress yang di pegang Ansel. Memang cantik dan lebih tertutup. Gaun putih berlengan pendek hampir siku, di belakang bagian pinggangnya ada pita yang besar berwarna senada, namun, bagian punggung sedikit terbuka. Tapi, jika rambut Alisha diurai, maka punggungnya tidak kelihatan. Sangat cocok. Sederhana namun terkesan elegan.

"Coba pakai!" Ansel menyerahkan dress nya dan langsung disambut oleh Alisha. Gadis itu langsung memasuki ruangan untuk mengganti pakaian.

Beberapa menit Ansel menunggu, akhirnya Alisha keluar. Ia mendekati sang suami lalu berdiri di depannya sambil memutar badan.

"Bagaimana? Apakah cocok?" tanya Alisha meminta pendapat. Ia menatap ragu ke arah Ansel. Jujur saja, ia merasa tak pantas mengenakan dress seindah itu.

Ansel terpaku. Alisha lebih cantik saat memakai dress nya. Apalagi ketika dia memutar badan dan punggung mulusnya sedikit terlihat.

Alisha menatap bingung suaminya yang terbengong. Apakah ada yang salah? Pikirnya.

Tidak tau saja Alisha bahwa Ansel sedang terpesona dengan kecantikannya.

"Apakah tidak cocok? K-kalau begitu aku akan pakai yang lain saja." Alisha hendak berbalik menuju ruang ganti, tapi Ansel langsung menahannya.

"Sudah cantik," ucap Ansel dengan cepat. Sedetik kemudian ia mengatupkan bibirnya karena keceplosan.

Alisha menahan senyum lebarnya yang hendak terbit. Tapi, rona merah di pipinya tak bisa menutupi jika ia sedang tersipu malu.

"Kau baru sadar jika aku cantik?" tanya Alisha dengan percaya diri.

Ansel berdecak. Ia melepaskan genggamannya dari tangan Alisha. "Hanya hari ini," jawabnya acuh. Ia tak ingin mengakui bahwa Alisha sangat cantik setiap hari.

Alisha mencebikkan bibirnya. "Jadi, bagus atau tidak?" tanyanya.

Ansel mengangguk. "Tapi, jangan ikat rambutmu nanti."

Alisha berdehem dan kembali memasuki ruang ganti untuk melepas dress nya. Dia akan memakai dress itu nanti malam.

***

1
Yolla
mertua idaman😍
Kristina tina
jadi babu aja ko sok berkuasa😡
Rika Fitria
Luar biasa
Pangkalanbun 2024
untung kakek nya baik
Pangkalanbun 2024
mesti g jauh dr perjodohan ckckck
Pangkalanbun 2024
😁😁😁
Hera Dita
ow.. pasti kembarannya alisa
Hera Dita
pasti vero sama max
pelakor sama pebinor
trom
Lumayan
C A M E L I A🌷
🔥🔥
Hera Dita
kayanya ayahnya ansel ada maksud dech...
Kiki
Luar biasa
Sumar Sutinah
otw hamil deh
Hera Dita
ibu tiri pun gak akan sampai sejahat ini, benci, kasar, menyakiti fisik, tapi gak akan sampat menyiksa habis habisan
Sumar Sutinah
klw d pikir" alisya g bersukur, sikap y cuek k suami sdh f angkat dr siksaan orang tua dn keluarga y
Desi Eka s
Luar biasa
Hera Dita
ada ya ortu yg kaya johan... benci sama anak kandung, tapi terlalu menyayangi yg satunya, padahal mereka kembar...
yulia yulia sukmaningsih
Luar biasa
RJ 💜🐑
iya benar banget kata kamu, agak menyebalkan sih Alisha ini, masa sama orang yang sudah membantu nya bicara kayak gitu 😤
Farhana As
sangat baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!