NovelToon NovelToon
( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

( Cinta Tak Di Restui) Mengandung Anak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / duniahiburan / CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ara julyana

Kisah Cinta Devanno dan Paula tidak berjalan mulus. Sang mama tidak setuju Devanno menikahi Paula yang bekerja sebagai waiters di sebuah diskotik. Sang mama berusaha memisahkan Devanno dan Paula. Ia mengirim Devanno ke luar negri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 6

Paula tidak mengetahui bahwa apa yang terhidang di atas meja makan di rumah Devano adalah menu makanan mereka sehari-hari. Karena menu itupun baginya sudah cukup mewah.

"Ayo nak, silahkan di makan," tawar nyonya Gayatri begitu mereka telah duduk di meja makan.

Sebelumnya Devano sempat terpana sesaat waktu sang mama langsung mengajak Paula untuk makan. Karena baru saja mereka duduk di ruang makan dan belum sempat sang mama berkenalan dengan Paula.

Tapi karena Devano telah mengenal siapa mamanya, Devano menangkap sesuatu yang tidak di harapkan. Dia yakin, sang mama tidak menyukai acara makan malam itu. Dan sang mama ingin cepat mengakhiri acara itu.

Dengan rasa was-was Devano melirik ke arah Paula. Di lihatnya gadis itu duduk dengan manis. Dan wajahnya tidak menunjukkan reaksi apapun saat menanggapi perkataan sang nyonya rumah.

"Terimakasih tante," kata Paula dengan sopan. Kemudian ia menyendok nasi dan mengambil sepotong ikan goreng serta tempe goreng.

Devano melirik Paula lagi. Gadis itu tidak mengambil ayam bakar ataupun sambal kentang yang juga ada di atas meja itu.

"Kok cuma ambil sedikit, ayamnya enak lho," ucap Devano.

"Ini udah banyak kok mas, aku suka tempe goreng, walaupun di rumah kami Ibu juga sering masak tempe dan ikan asin," jawab Paula dengan polosnya.

Tanpa mereka berdua sadari, nyonya Gayatri tersenyum miring seperti mencibir.

"Memang tempe dan ikan asin sangat enak rasanya. Disini sajian istimewa apapun pasti ada tempenya," Devano berpura-pura agar Paula tidak curiga bahwa yang mereka makan bukanlah makanan istimewa yang sengaja di masak untuk dirinya melainkan lauk biasa saja.

"Masalahnya bukan begitu Vano, Hari ini mama tidak menyuruh bik Irah untuk belanja. Untung saja ada sisa bahan makanan seadanya di kulkas," sela nyonya Gayatri.

Devano menarik nafas dalam-dalam, berharap Paula tidak tidak mencerna kata-kata yang di ucap kan sang mama barusan.

Kata-kata yang mengatakan seolah acara makan malam ini bukan ide mamanya. Maka dari itu sang mama mengatakan tidak perlu berbelanja ataupun mempersiapkannya secara khusus.

"Tapi makanan ini sangat enak kok tante," ucap Paula yang tampak tenang menanggapi pernyataan nyonya Gayatri.

Devano melirik ke arah Paula lagi, ia tidak tahu apakah gadis itu menangkap apa makna dari perkataan mamanya tadi. Tapi dia melihat wajah Paula tampak tenang.

"Tante pandai memasak ya, masakan tante enak sekali," puji Paula yang tidak tahu bahwa makanan yang di makannya itu adalah masakan pembantu.

"Saya tidak memasak makanan ini, ini semua masakan pembantu saya," sahut nyonya Gayatri dengan nada yang sedikit sinis.

"Oh ya, pasti tante sangat sibuk sehingga tidak sempat masuk ke dapur," Paula masih mencoba beramah tamah.

"Saya memang sibuk, tapi saya juga sangat suka memasak. Tapi, itu saya lakukan hanya untuk tamu-tamu penting dan saudara bila mereka datang berkunjung. Atau bila kenalan dekat yang sudah kami anggap sebagai keluarga, datang," jawab nyonya Gayatri sengaja menyindir Paula.

Devano hampir saja tersedak ketika mendengar jawaban sang mama. Tampaknya sang mama sengaja mengatakan bahwa baginya Paula bukanlah siapa-siapa. Dan bahkan di anggap tidak penting.

Diam-diam untuk yang kesekian kalinya Devano melirik ke arah Paula. Tapi dia tidak bisa menebak apapun disana. Paula tetap tenang.

"Pasti saudara dan kenalan tante banyak sekali," kata Paula dengan sikap yang tetap tenang.

"Ya, memang," nyonya Gayatri mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Punya banyak teman itu memang sesuatu yang menyenangkan," Paula masih menanggapi perkataan mama kekasihnya itu dengan manis.

"Betul, asalkan kenalnya di tempat yang bener," sahut nyonya Gayatri dengan nada ketus dan tanpa memandang ke arah Paula.

"Eh, siapa nama kamu tadi, maaf saya lupa!" lanjut nya kemudian.

"Paula, tante."

"Emm, Paula. Apakah kamu sudah bekerja atau masih kuliah?" tanya nyonya Gayatri.

Devano menahan nafas demi mendengar pertanyaan sang mama. Banyak hal yang sang mama ucapkan dan perubahan bahasa, nada serta cara bicara mamanya membuat Devano semakin merasa jelas bahwa harapannya untuk mengambil hati sang mama dengan cara mengenalkan Paula secara dekat, telah gagal.

Tapi, justru itulah yang membuat rasa cintanya pada Paula semakin besar. Apalagi ketika ia melihat betapa sabarnya Paula dalam menanggapi segala ucapan sang mama.

"Saya bekerja sambil kuliah tante," gadis yang kepribadiannya sangat dewasa itu menjawab pertanyaan nyonya Gayatri dengan sopan.

"Bekerja di mana? tanya nyonya Gayatri lagi.

Untuk kesekian kalinya Devano menghela nafas, demi pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan sang mama pada Paula.

Ingin rasanya Devano menyuruh sang mama untuk diam. Tapi baru saja hal itu akan di lakukannya, Paula malah menjawab pertanyaan itu dengan polosnya.

"Saya hanya seorang waiterss tante," jawab gadis itu berterus terang tanpa ada keraguan. Padahal nyonya Gayatri sudah tahu itu. Dan pertanyaan yang di lontarkan hanya untuk menjebak dan mempermalukan Paula saja.

"Waiterss dimana?" tanya nyonya Gayatri lagi.

Devano memejamkan matanya sesaat. Ia berpikir betapa pandainya sang mama bersandiwara.

"Waiterss di sebuah diskotik tante,". jawab Paula jujur.

"Oh, seorang pelayan diskotik, wanita malam?" nyonya Gayatri menaikan kedua alisnya. Sepertinya ia sanggup melakukan apa saja demi Devano agar tidak bersama Paula. Dengan sengaja ia menyakiti hati Paula.

"Apakah orang tuamu tidak melarangmu menjadi wanita malam?" tanyanya lagi.

Paula terdiam sesaat. Lalu di tariknya nafas dalam-dalam dan di hembuskannya secara perlahan. Dadanya terasa begitu sesak.

"Saya hanya seorang waiterss tante, saya memang bekerja di malam hari tapi saya bukanlah wanita malam seperti yang tante ucapkan," jawab Paula, masih mencoba untuk bersabar.

Devano yang sudah tak tahan menjadi pendengar, akhirnya mengambil alih pembicaraan.

"Mah, makanan penutupnya apa?". tanya Devano.

"Mama tidak tahu, cobalah lihat di kulkas mungkin ada sesuatu."

Dengan cepat Devano berdiri, ia berharap perhatian kedua orang itu beralih padanya dan pembicaraan yang tak menyenangkan tadi berhenti.

Devano berharap sang mama menyadari kalau sudah bersikap keterlaluan pada Paula. Dan apa yang di harapkan Devano pun berjalan mulus meskipun hanya sebentar.

"Ada puding susu dan coklat mah, mama mau ku ambilkan," Devano bertanya sambil membuka kulkas.

"Tidak usah lah, ambil saja semangka sisa tadi siang," nyonya Gayatri sengaja memegaskan kata sisa lalu melihat ke arah Paula.

"Paula, apa kamu mau puding?" Devano melihat ke arah Paula.

"Tidak mas, aku sudah kenyang," jawab Paula.

"Semangka?" tanya Devano lagi.

"Tidak, terimakasih," Paula menggelengkan kepalanya.

"Kamu jangan memaksa Vano, orang-orang dari kalangan rendah memang tidak terbiasa makan denga makanan penutup, bisa makan nasi saja mereka pasti sangat bersyukur. Bukankah begitu Paula?" nyonya Gayatri mencibir.

"Yah, begitulah tante," Paula menjawab sejujurnya.

"Kalau begitu aku sendiri yang makan puding," Devano mengambil piring kecil, kemudian memotong puding coklat dan memakannya.

Setelah acara makan malam selesai, Paula langsung mengambil piring-piring bekas makan mereka tadi. Dan akan membawanya ke dapur. Tapi nyonya Gayatri melarangnya.

"Biarkan saja disitu, sebentar lagi pelayan kami akan membereskannya, tamu sebaiknya duduk saja. Maaf mungkin orang-orang miskin seperti mu terbiasa melakukan ini, tapi itu tidak berlaku di rumah ini," ucapnya tanpa basa-basi lagi.

Paula menurut. Kesabarannya pun sudah mulai menipis. Tapi dia masih mencoba untuk bersikap tenang walaupun nyonya Gayatri sudah terang-terangan menghinanya.

Paula sempat berpikir pembicaraan mereka di meja makan tadi akan berlanjut. Tapi ternyata tidak. Nyonya Gayatri menyalakan televisi dan acuh padanya.

Paula menyadari hal itu. Ia tahu kalau sepertinya sang nyonya rumah mengusirnya secara tidak langsung.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Paula memberi kode pada Devano untuk mengantarnya pulang.

Lalu dengan masih bersikap ramah paula ber pamitan dengan nyonya Gayatri yang menanggapinya dengan sangat acuh. Bahkan saat Paula bersalaman dan mencium punggung tangannya, dengan cepat nyonya Gayatri menarik tangannya. Apalagi untuk berpelukan, atau cipika-cipiki denagn Paula seperti yang sering di lakukannya pada kenalannya tentulah ia tidak sudi.

To be continued....

Jangan lupa like dan komennya ya guys author tunggu

❣️❣️❣️

1
Spyro
Ayo Mas David tolongin Paula nya...
Spyro
Semoga Kak David membantu Paula ya, biar gimanapun ini kan calon ponakannya David juga..
Spyro
Alhamdulillah... Bagus Paulaa. Jgn korbanin calon bayimu
Spyro
Berat berat... Klau sudah begini selalu wanita yg kebagian susahnya...
Semoga Paula bisa melewati masalah ini. Hrus bgt di support keluarga sih....
sarinah najwa
sd kasih vote 😘 semangat up up up up up 💪💪💪💪💪❤️
Ara Julyana: makasih kak cantik😊
total 1 replies
Tiara
yes 👍
Tiara
ya.... bagus bener ini baru sahabat
Tiara
yup .. akhirnya
Tiara
baiklah....
tidak semua waitress club malam itu berstatus wanita gampangan....keren....
Yesi Erawati
ceritanya bagus banget
Ara Julyana: terimakasih kak😊
total 1 replies
Hera Imoet
baguss... syukaaaaa 😘
Hera Imoet: macama😘
Ara Julyana: terimakasih atas dukunganmu kak🙏🙏
total 2 replies
Spyro
Paula hamil. Vano pergi menghilang. Kalau sudah begini, yg rugi selalu perempuan.

Poor girl. Semoga Paula ttap bisa mmpertahankan bayinya. Tapi aku takut ngebayangin gimana reaksi ibunya Paula...
Spyro
Lah bener.
Spyro
Jangan jangan hamil?
Ara Julyana: ember🤭
total 1 replies
Spyro
Kan kan.. Jadi salah paham semua
Spyro
Dari awal, mreka uda kurang komunikasi. Greget sih sama Vano. Seenggaknya dia take action. Tahu mau pergi ya kasih tahu jauh2 hari. Apalagi mereka udah berhubungan trlalu jauh
Spyro
Tapi harusnya kamu gak ninggalin Paula selama 2 minggu. Datang kek ke ruma Paula.
Ara Julyana: itulah kak, entahlah othor yg atur😁😁
total 1 replies
Spyro
Eh jgn bilang Vano belum cerita ke Paula ttg rencana nya yg mau study ke Amerika?!
Ara Julyana: emang belom
total 1 replies
Spyro
Haduh Vano...
Ingat ya kamu habis ngapain sama Paula !! Jgn habis manis, sepah dibuang 😤😤
Ara Julyana: kayak mamam tebu aja😀
total 1 replies
Spyro
Pintar ya. Secara gk langsung menjauhkan Vano dari Paula.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!