" Aku menyukai nya maka dia harus jadi milikku" ucap Raisya pada teman-teman nya menatap pria tampan yang sedang meeting di ruang VIP restoran itu .
" Bebz Kakak tampan itu tidak akan mau dengan anak SMA seperti kita ?" ucap Agnes mengelus punggung Raisya seolah iba .
" Kalian yakin dia akan menolakku?" tanya Raisya mengibas rambut panjang sambil berkaca membuat teman-teman nya melongo .
Yuk baca perjuangan Raisya meluluhkan hati pria tampan pujaan hatinya dan bagaimana perasaan Vicenzo yang berwatak keras dan dingin tiba-tiba dicintai secara ugal-ugalan oleh gadis cantik yang entah datang dari mana .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Menitipkan
" Silahkan masuk dulu Om , Tan " ucap Zo dengan sedikit gugup mengajak kedua orang tua Raisya masuk dan duduk diruang tamu nya .
" Mana Raisya Nak " Mama Raisya terus bertanya bahkan dia sama sekali tak melakukan apa-apa selain menangis mencemaskan putrinya.
" Raisya baik-baik saja Tan" jawab Zo dengan seulas senyum pada Mama Raisya yang terlihat sangat cemas itu .
" Terimakasih Nak sudah melindungi putri kami" ucap Papa menatap Zo yang sudah berbaik hati melindungi putri mereka dari bahaya begitu besar , padahal sebelumnya mereka tidaklah dekat hanya saling mengenal di dunia bisnis saja .
" Sama-sama, Tapi Saya harap Om tidak Lalai dan terjebak lagi dalam tipu daya musuh seperti hari ini . Karena musuh Om benar-benar licik " ucap Zo yang bisa merasakan keinginan kuat dan tidak terbantahkan dari musuh Papa Raisya untuk melenyapkan Raisya yang bernotabe sebagai pewaris tunggal itu .
" Iya Nak, Tapi untuk sekarang apakah boleh Om menitipkan untuk beberapa hari kedepan dia bersama mu . Karena Om harus menyelesaikan semuanya saat ini juga diluar negri , Om tidak mau Raisya hidup dalam ketakutan setiap harinya hanya karena masalah Om yang berlarut-larut" ucap Papa tak punya pilihan lain selain menitipkan putri nya pada Zo karena hanya di dekat pria itulah musuh tidak berani mengusik Raisya.
" Nak kami akan membayar berapapun padamu tapi tolong selamatkan putri kami " ucap Mama memohon pada Zo yang nampak berfikir itu .
Zo tergelak mendengar kata bayaran yang diucapkan orang tua Raisya padanya .
" Saya menerima bayaran saat menyelesaikan misi , bukan menjaga seseorang seperti Baby sister" tawa Zo .
" Jadi kamu ingin apa?" tanya Papa dengan serius .
" Om dan Tante, pergilah selesaikan masalah kalian Saya akan menjaga Raisya sampai kalian pulang lagi nanti " ucap Zo setulus hati .
" Beneran Nak ?" tanya Papa yang bisa melihat ketulusan dari mata Zo .
" Iya " jawab Zo sepenuh hati saat diberi kepercayaan.
" Tapi Kamu jangan apa-apain Raisya ya nak ?" ucap Mama Raisya dengan wajah penuh kecemasan tiba-tiba.
" Tante meragukan Saya?" tanya Zo sedikit tersinggung dengan ucapan Mama Raisya yang seolah menyatakan dia adalah pria brengsek yang akan mengambil kesempatan saat di titipkan seorang gadis .
" Iya , anak Tante itu nakal sekali nanti kamu nggak bisa nahan emosi malah mukul dia karena kelakuan nya" ucap Mama yang membuat Zo yang awalnya salah paham langsung tersenyum.
" Saya punya kesabaran yang cukup Tan " ucap Zo meyakinkan kedua orang tua Raisya walaupun dia sendiri tidak yakin dengan dirinya bisa bersabar .
" Pergilah Om , jangan mencemaskan Raisya Saya jamin dia aman bersama Saya " ucap Zo saat ponsel Papa Raisya terus bergetar sejak tadi .
" Baik Nak, untuk kebutuhan dan biaya Raisya selama beberapa hari kedepan akan diantar oleh pelayan kami " ucap Papa Raisya sebelum pergi .
" Om, Apa Saya terlalu miskin untuk membiayai putri mu untuk beberapa hari kedepan " ucap Zo mendengar penuturan orang tua Raisya .
" Bukan begitu Nak , Kami sudah menitipkan Raisya bersamamu dengan gratis masa kebutuhannya kamu juga yang nanggung " ucap Mama menjelaskan maksud suaminya.
" Ya, Saya ikhlas untuk itu " jawaban tak terbantahkan Zo lalu kembali mengantar kedua orang tua Raisya kedepan pintu rumah nya .
" Apa kalian tidak ingin bertemu dengan nya dulu ?" tanya Zo saat orang tua Raisya akan melangkah pergi .
" Sebenarnya ingin Nak , tapi kalau Raisya tau yang datang kami maka dia tak akan mau tinggal disini dan menangis ingin ikut sedangkan Om tidak mungkin membawanya dalam kondisi berbahaya seperti ini " ucap Papa Raisya dengan berat hati .
" Nanti kami akan menelfon nya dan mengatakan beberapa hal agar dia tenang " ucap Mama dan Papa Raisya yang diangguki Zo .
..............
Setelah kepergian orang tua Raisya Zo kekamar mandi sejenak sebelum menemui Raisya lagi di kamar rahasia .
" Kakak " begitu Zo membuka pintu Raisya langsung melompat ke pelukan nya dengan sangat senang dan ceria berbeda dengan tadi saat Zo tinggal sedang menangis .
" Astaga , Kamu Ini" ucap Zo dengan cepat menopang pinggang gadis itu agar tidak jatuh dari pelukan nya karena kedua kaki Raisya juga melingkar di pinggang nya .
" Kakak tau, ternyata Mama dan Papa baik-baik saja. Aku tidak bisa menelpon mereka karena ponsel nya sengaja dimatikan saat meeting berlangsung" cerita Raisya pada Zo yang masih diam menatap Raisya yang memeluk lehernya.
" Dan Kakak tau Papa bolehin Aku nginap disini loh" ucap Raisya lagi dengan mata berbinar , tadi dia bercerita pada Papa nya karena takut dalam bahaya dia pergi berlindung pada Zo .
" Ternyata Papa sayang banget sama Aku " ucap Raisya yang terus bercerita pada Zo dalam posisi seperti itu.
5 menit kemudian .
Raisya turun dengan sendirinya dari tubuh Zo karena merasa malu , senang membuat nya melupakan kondisi .
" Maaf Kak" ucap Raisya menggaruk kepalanya yang tidak gatal , merasa malu karena begitu lancang memeluk bahkan bergelayut di leher pria itu walaupun itu cuma spontanitas saja tadi .
" Ingat pesan Papa kamu , kalau tinggal bersama Saya " tanya Zo dengan suara datar .
" ingat " ucap Raisya .
" Apa pesannya ?" tanya Zo lagi .
" nggak boleh ngerepotin dan bikin susah kakak " ucap Raisya yang ingat pesan Papa nya .
" Jadi jangan bikin Saya emosi " ucap Zo yang diangguki Raisya .
" Saya bilang jangan malah mengangguk kamu" ucap Zo mempelototi gadis itu.
" Ya kan Papa Aku cuma bilang jangan bikin repot dan susah aja , bukan emosi " Jawab Raisya dengan santainya.
" Terserah kamu kalau memang mau saya kasih ke orang jahat " ucap Zo yang membuat gadis yang sudah tersenyum senang itu kembali memeluknya.
" Enggak . Jangan Kak " kata Raisya dengan suara sendu berlindung pada Zo .
" Makanya patuh " ucap Zo mengelus punggung gadis itu .
" Iya , ini patuh " kata Raisya yang kini menunduk dengan tangan kebelakang itu .
" Astaga. Rasanya ingin ku perkosa" geram Zo mewanti-wanti dirinya menatap gadis nakal yang tiba-tiba jadi selucu panda saat menunduk .
" Ikut Saya " ucap Zo membawa gadis itu keluar dari ruangan rahasia itu .
" Orang jahat nya udah pergi kan kak?" tanya Raisya yang berjalan mengikuti Zo menuruni tangga.
" Sudah " jawab Zo singkat .
drettt
drettt
Zo langsung berhenti berjalan melihat Raisya yang menatap ponsel .
" Hallo Kak Bara" ucap Raisya mengangkat telfon .
" Dek pulang kerumah kakak ya , Mama sama Papa kan lagi nggak dirumah " ucap pria itu yang bisa di dengar oleh Zo dengan jelas .
" Aku ,," belum selesai Raisya menjawab .
" Ayo lah sayang nanti kakak belikan apapun yang kamu mau ?" ucap Bara dengan segala ucapan manis nya membujuk Raisya .
" Nggak usah , Saya juga mampu membelikan nya" ucap Zo berbicara keras lalu menutup telfon itu dan memasukkan ponsel Raisya kedalam saku celana nya .
" Ihhhh, balikin ponsel Aku " ucap Raisya meronta-ronta merebut ponselnya.
" Enggak. Siapa Dia?" tanya Zo dengan tegas .